Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Unik Gereja Merah di Probolinggo, Bangunan Klasik Khas Abad ke-19

Gereja Merah Probolinggo (commons.wikimedia.org/Ferry Pepenk Hidayat)
Intinya sih...
  • Gereja Merah dibangun pada tahun 1862 oleh Pendeta Pati Rajawane
  • Warna merah melambangkan keselamatan dan kekuatan Roh Kudus
  • Bangunan berbentuk persegi panjang dengan konstruksi baja dari Belanda

Tahukah kamu? Gereja Protestan Jemaat "Immanuel" (GPIB) di Probolinggo, atau yang sering dikenal dengan "Gereja Merah", merupakan salah satu simbol bersejarah penting di Kota Probolinggo, Jawa Timur. Gereja ini merupakan bangunan peninggalan Belanda yang sampai saat ini terjaga dengan baik dan masih beroperasi sebagai tempat ibadah umat Protestan di kota tersebut.

Keunikan lain dari Gereja Merah adalah karena keberadaannya hanya ada 2 di dunia. Sedangkan Gereja Merah serupa yang ada di Den Haag, Belanda, saat ini sudah beralih fungsi menjadi sebuah bar. Sehingga, bisa dikatakan pula bahwa Gereja Merah di Probolinggo merupakan rumah ibadah bersejarah yang langka di dunia. Gereja Merah Probolinggo menjadi saksi perkembangan agama Kristen Protestan di Indonesia, khususnya di daerah Jawa Timur. Berikut ini adalah 5 fakta menarik tentang Gereja Merah di Probolinggo, yuk simak selengkapnya!

1. Didirikan pada tahun 1862

Sebagaimana keterangan di sudut depan anak tangga di pintu masuk utama, tertera dalam tulisan berbahasa Belanda "Gebouwd anno 1862", yang artinya "Dibuat tahun 1862". Di berbagai catatan sejarah tertulis bahwa gereja ini dibangun oleh Pendeta Pati Rajawane pada era kolonial Belanda.

Pada masa itu, Probolinggo dipimpin oleh Bupati Meijer, yang merupakan Bupati pertama Probolinggo. Tujuan gereja ini dibangun pada mulanya karena para tenaga kerja yang didatangkan pemerintah kolonial membutuhkan tempat ibadah. Terutama umat Kristiani yang bekerja di perkebunan tebu di wilayah karesidenan Malang pada masa itu. Kebutuhan untuk ibadah serta suasana politik yang sedang aman, membuat pemerintah kolonial Belanda akhirnya membangun rumah ibadah berupa Gereja Merah ini.

2. Filosofis warna merah yang khas

Berdiri kokoh di depan kantor pemerintahan Belanda yang saat ini menjadi kantor DPRD Kota Probolinggo, corak merah bangunan klasik Gereja Merah ini menjadi pesona bagi siapapun yang melintasinya. Bangunannya berciri khas konstruksi baja dengan ornamen luar berwarna merah yang berfungsi sebagai pelindung logam dari karat. Sedangkan warna merahnya melambangkan darah Yesus Kristus sebagai simbol keselamatan.

Keunikan desain dan warnanya menjadikan salah satu ikon Kota Probolinggo ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi daya tarik visual yang khas. Dikutip dari situs GPIB Bukit Sion Balikpapan dan beberapa sumber lain, warna merah pada bangunan Gereja melambangkan keperwiraan, keberanian, kesatria dan kepahlawanan.

Lebih dalam lagi, warna merah mengandung filosofi sebagai darah yang melambangkan kekuatan Roh Kudus dan peringatan akan kesengsaraan. Selain itu, juga simbol kasih, pengorbanan, keimanan dan kebajikan dalam kehidupan. Pada perayaan martir, warna liturgi merah juga digunakan sebagai ungkapan iman dan ketaatan para martir dalam perjalanannya memperjuangkan keimanan. 

3. Desain arsitektur yang klasik dan estetik

Bangunan Gereja Merah ini berbentuk persegi panjang dengan orientasi menghadap timur ke Jalan Suroyo, yang dulunya dikenal sebagai Jalan Heerenstraat. Di dalamnya, pengunjung akan menemui Injil kuno sekaligus konstruksi bagian dalam bangunan yang masih tampak klasik.

Bagian depan ruangan gereja merupakan area khusus bagi Pendeta dan Koor. Salah satu elemen menarik di area ini adalah adanya mimbar yang terbuat dari besi cor dengan desain segi enam. Mimbar tersebut berdiri di atas pedestal setinggi kurang lebih 1,6 meter. Untuk mencapainya, pengunjung perlu menaiki tangga spiral di sisi kiri dengan balustrade yang dihiasi ornamen bunga lily bermotif salib. Desain ini mencerminkan perpaduan antara fungsi nilai religi dan tren estetika pada era tersebut.

4. Konstruksi bangunan yang diproduksi oleh L.I. Enthoven & Co

Bergeser pada kualitas konstruksi bangunan gereja yang hingga kini masih tegak dan kokoh berdiri, tentunya tak lepas dari material penyusunnya yang berdaya tahan tinggi. Seluruh konstruksi bangunan Gereja Merah terbuat dari logam yang diproduksi pabrik terkenal di Belanda bernama L.I. Enthoven & Co. Kerennya, pabrik ini sempat memenangkan penghargaan dalam World Exhibition pada tahun 1851 di London, Inggris.

Pembangunan rumah ibadah ini merupakan contoh penerapan teknologi revolusi industri pada abad ke-19. Struktur bangunan yang terbuat dari 1169 baja dan besi ini diimpor langsung dari Belanda dan dirakit menggunakan sistem bongkar pasang. Proses pengiriman materialnya juga dilakukan melalui jalur laut ke pelabuhan Tanjung Tembaga Probolinggo yang tidak jauh dari lokasi gereja. Tak heran jika seluruh konstruksi bangunan gereja seakan tak lekang oleh waktu, bahkan hingga kini yang sudah berumur 162 tahun.

5. Wisata religi sekaligus cagar budaya

Pada tahun 2013, Kota Probolinggo telah menetapkan Gereja Merah sebagai cagar budaya di kota ini. Tak terhenti di tingkat kota, Gereja Merah kemudian resmi ditetapkan sebagai Cagar Budaya Peringkat Provinsi Jawa Timur pada tahun 2024 dengan No. SK.100.3.3.1/667/KPTS/013/2024. Hal ini menjadikan Gereja Merah tidak hanya sebagai tempat ibadah atau wisata religi, tetapi warisan sejarah yang penting untuk dilestarikan.

Keberadaan Gereja Merah Probolinggo merupakan jejak perjalanan sejarah dan simbol perkembangan agama Kristen Protestan di Indonesia, khususnya Jawa Timur. Dengan statusnya sebagai cagar budaya, gereja ini menjadi aset penting yang memperkaya warisan budaya Indonesia. Bagaimana? Tertarik mengunjunginya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us