5 Hal Ajaib yang Terjadi Jika Manusia Punya 3 Jantung Seperti Gurita

- Manusia akan memiliki sistem peredaran darah yang super efisien
- Gurita menggunakan 3 jantung dengan efisien
- 2 jantung untuk paru-paru, 1 jantung utama untuk seluruh tubuh
- Peningkatan pengiriman oksigen ke otot dan organ secara signifikan
- Darah biru membuat kita lebih tangguh di lingkungan ekstrem
- Hemosianin pada darah gurita bekerja efisien di suhu dingin dan rendah oksigen
- Kemampuan bertahan hidup di kondisi ekstrem yang luar biasa
- Mendaki puncak Everest tanpa tabung
Pernahkah kamu membayangkan bagaimana rasanya memiliki anatomi tubuh yang sama sekali berbeda? Di lautan dalam, gurita hidup dengan tiga jantung dan darah berwarna biru yang unik. Makhluk cerdas ini menunjukkan betapa luar biasanya adaptasi kehidupan di lingkungan yang ekstrem. Hal ini tentu memicu imajinasi kita tentang apa yang akan terjadi jika manusia, sebagai makhluk darat berdarah panas, mengadopsi sistem biologis yang begitu asing ini.
Perubahan fundamental seperti ini bukan hanya soal mengubah warna darah atau menambah jumlah organ. Ini adalah sebuah skenario yang akan merombak total cara kerja tubuh kita, mulai dari metabolisme, ketahanan fisik, hingga bagaimana kita berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Mari kita berandai-andai dan menjelajahi dunia di mana manusia berevolusi dengan sistem peredaran darah layaknya seekor gurita.
1. Manusia akan memiliki sistem peredaran darah yang super efisien

Bayangkan tubuh kita punya tiga jantung sekaligus. Gurita menggunakan sistem ini dengan sangat cerdas. Dua jantungnya bertugas memompa darah ke insang untuk mengambil oksigen, sementara satu jantung sistemik yang lebih besar bertugas mengedarkan darah kaya oksigen itu ke seluruh tubuh. Pembagian tugas ini membuat kerja jantung utamanya menjadi lebih ringan dan efisien.
Jika manusia mengadopsi sistem serupa, mungkin kita akan punya dua jantung yang didedikasikan khusus untuk paru-paru dan satu jantung utama untuk seluruh tubuh. Hal ini secara teoretis dapat meningkatkan pengiriman oksigen ke otot dan organ secara signifikan. Aktivitas fisik yang berat seperti lari maraton atau mendaki gunung mungkin akan terasa jauh lebih ringan karena tubuh tidak cepat lelah akibat pasokan oksigen yang melimpah.
2. Darah biru membuat kita lebih tangguh di lingkungan ekstrem

Darah gurita berwarna biru karena mengandung hemosianin, protein berbasis tembaga yang bertugas mengikat oksigen. Berbeda dengan hemoglobin kita yang berbasis besi dan berwarna merah, hemosianin bekerja jauh lebih efisien pada suhu dingin dan lingkungan rendah oksigen. Inilah rahasia mengapa gurita bisa bertahan hidup di kedalaman laut yang beku dan minim cahaya matahari.
Nah, jika manusia memiliki darah biru berbasis hemosianin, kita bisa menjadi makhluk yang luar biasa tangguh. Kita mungkin bisa mendaki puncak Everest tanpa memerlukan tabung oksigen tambahan atau bahkan menjelajahi kedalaman laut dengan lebih leluasa. Kemampuan darah kita untuk tetap mengikat oksigen secara optimal di kondisi ekstrem akan memberikan keunggulan bertahan hidup yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
3. Metabolisme tubuh kita bisa jadi lebih lambat

Setiap keunggulan pasti ada harganya. Meskipun hebat di suhu dingin, hemosianin ternyata kurang efisien dalam mengangkut oksigen pada suhu hangat jika dibandingkan dengan hemoglobin. Padahal, tubuh manusia adalah mesin berdarah panas yang secara konstan menjaga suhu sekitar 37 derajat Celsius. Ini bisa menjadi masalah besar bagi gaya hidup kita.
Dengan sistem pengangkut oksigen yang kurang optimal di suhu hangat, metabolisme tubuh kita kemungkinan besar akan melambat. Kita mungkin tidak bisa lagi melakukan aktivitas berenergi tinggi seperti berlari cepat atau olahraga intens lainnya dengan performa yang sama. Manusia bisa jadi makhluk yang lebih kalem dan tidak seagresif sekarang, sebuah pertukaran antara ketahanan di lingkungan ekstrem dengan energi untuk aktivitas sehari-hari.
4. Seluruh anatomi tubuh manusia harus didesain ulang total

Menambahkan dua jantung dan mengubah komposisi darah bukanlah perkara mudah seperti memasang suku cadang baru. Ini membutuhkan desain ulang total pada anatomi dan fisiologi tubuh manusia. Di mana kita akan meletakkan dua jantung tambahan tersebut di rongga dada yang sudah penuh? Bagaimana sistem saraf kita akan mengoordinasikan detak tiga jantung secara sinkron agar tidak terjadi kekacauan?
Selain itu, darah hemosianin lebih kental daripada darah hemoglobin. Sistem tiga jantung pada gurita berevolusi salah satunya untuk mengatasi kekentalan darah ini. Artinya, pembuluh darah kita pun harus beradaptasi, mungkin menjadi lebih besar atau lebih kuat. Perubahan ini akan berdampak pada semua organ, menciptakan versi manusia yang sama sekali berbeda dari yang kita kenal saat ini.
5. Evolusi manusia akan mengambil jalur yang sangat berbeda

Sistem satu jantung dan darah merah berbasis besi adalah hasil evolusi jutaan tahun yang mengoptimalkan manusia untuk hidup di darat sebagai makhluk berdarah panas yang aktif. Kita dirancang untuk kecepatan, energi, dan efisiensi di lingkungan yang kaya oksigen dan bersuhu relatif hangat. Semua adaptasi ini menjadikan kita seperti sekarang.
Jika nenek moyang kita berevolusi dengan tiga jantung dan darah biru, seluruh jalur sejarah manusia pasti akan berbeda. Mungkin kita tidak akan menjadi pemburu-pengumpul yang lincah, tetapi menjadi spesies yang lebih mampu bertahan di zaman es atau menjelajahi gua-gua dalam yang miskin oksigen. Skenario ini menunjukkan bahwa biologi kita saat ini adalah paket sempurna untuk gaya hidup kita di planet ini.
Meskipun terdengar seperti fiksi ilmiah, membayangkan skenario ini memberi kita apresiasi lebih dalam terhadap keunikan tubuh kita. Anatomi kita saat ini adalah sebuah mahakarya evolusi yang sempurna untuk kehidupan di darat.