Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Menakjubkan Kutu Kucing, Apakah Bisa Hinggap di Tubuh Manusia?

kutu kucing
kutu kucing (inaturalist.org/Justin Williams)
Intinya sih...
  • Kutu kucing toleran terhadap perubahan iklim dan pestisida
  • Kucing merupakan inang utamanya, tapi bisa hidup di tubuh manusia
  • Mampu menyebarkan patogen dan penyakit berbahaya bagi inangnya
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kutu merupakan salah satu spesies serangga yang ukurannya sangat kecil. Saking kecilnya, kamu hampir gak bisa melihatnya dengan mata telanjang. Kutu sendiri termasuk hewan parasit, artinya ia hidup dengan "menumpang" di tubuh makhluk lain, entah itu di mamalia, reptil, hingga burung. Spesies kutu juga ada banyak dan salah satunya adalah Ctenocephalides felis atau kutu kucing.

Seperti namanya, kutu kucing merupakan kutu yang menjadikan kucing sebagai inang utamanya. Di satu kucing bisa ada ratusan kutu yang hinggap. Sama seperti kutu lain, kutu kucing sangat merugikan, bisa menularkan penyakit, bahkan bisa membahayakan nyawa kucing. Lebih lanjut, mari kita bahas beberapa fakta menakjubkan tentang kutu kucing agar wawasanmu makin luas.

1. Sangat toleran terhadap perubahan iklim dan pestisida

kutu kucing
kutu kucing (commons.wikimedia.org/Andrei Savitsky)

Artikel di jurnal Parasites & Vectors menjelaskan kalau kutu kucing sangat toleran terhadap perubahan iklim dan lingkungan. Jadi, walau suhu tiba-tiba menjadi sangat panas atau suhu menurun hingga ke kondisi ekstrem kutu ini tetap bisa hidup dengan nyaman. Nah, karena hal tersebut hewan ini sangat sulit dibasmi. Uniknya, perubahan iklim dan lingkungan bisa mempengaruhi penyebarannya.

Tak hanya toleran terhadap perubahan iklim dan lingkungan, ternyata kutu kucing juga kebal terhadap beberapa jenis pestisida. Secara spesifik, ia mampu menahan berbagai zat, seperti carbamates, organophosphates, dan pyrethroids. Selain itu, larva kutu kucing juga memiliki ketahanan yang lebih tinggi dari kutu dewasa. Jadi, para ahli harus mengembangkan metode lain untuk membasmi kutu kucing.

2. Kucing merupakan inang utamanya

kutu kucing
kutu kucing (inaturalist.org/Gintautas Steiblys)

Secara umum, inang utamanya adalah kucing, entah itu kucing peliharaan, kucing liar, atau kucing feral. Walau begitu, laman Medical and Veterinary Entomology juga menjelaskan kalau kutu ini bisa menjadikan makhluk lain sebagai inangnya, mulai dari ungulata, anjing, hewan ternak, hingga manusia. Saat berada di tubuh inang, kutu ini akan bersembunyi dan hidup di sela-sela rambut inangnya. Alhasil, ia sulit terlihat dan terdeteksi. Subspesiesnya juga ada banyak, seperti Ctenocephalides felis felis dan Ctenocephalides felis strongylus.

3. Mampu menyebarkan patogen dan penyakit berbahaya

kutu kucing
kutu kucing (commons.wikimedia.org/Katja ZSM)

Sebagai hewan parasit, tentunya kutu kucing sangat merugikan bagi inangnya. Dilansir Animal Diversity Web, hewan ini bisa memberikan efek yang sangat negatif bagi kesehatan dan ekonomi. Pertama, saat sedang menghisap darah di kulit, hewan ini bisa menimbulkan iritasi, alergi, hingga dermatitis. Selain itu, ia juga bisa menyebarkan bakteri, parasit, hingga penyakit berbahaya seperti Lyme disease.

Gejala yang ditimbulkan juga beragam, seperti rambut rontok, rasa gatal di kulit, hingga pembengkakan. Gejala serius memang jarang terjadi pada manusia, Namun, kucing, anjing, dan hewan lain bisa meregang nyawa akibat kutu kucing. Lebih lanjut, jika kutu kucing sudah menginfeksi dan membunuh hewan ternak maka para peternak bisa mengalami kerugian yang gak main-main.

4. Panjang maksimalnya hanya 2 milimeter

kutu kucing
kutu kucing (inaturalist.org/Ben Gruver)

Sama seperti kutu lain, kutu kucing merupakan serangga yang ukurannya sangat kecil. Dilansir Western College of Veterinary Medicine, panjang maksimal hewan ini hanya sekitar 2 milimeter. Tubuhnya sendiri terdiri atas beberapa bagian, yaitu kepala, abdomen, thorax, dan kaki. Seperti serangga lain, kutu kucing memiliki enam buah kaki dengan kaki belakang yang lebih panjang dari kaki depan.

Nah, kaki yang lebih panjang tersebut membantunya untuk melompat, mirip seperti belalang dan jangkrik. Badannya agak membulat, tidak memanjang, dan secara umum kutu ini punya tubuh berwarna cokelat. Selain itu, rambut-rambut halus juga terlihat di beberapa bagian tubuh, khususnya di kaki dan abdomen. Terakhir, ia punya duri atau taring di sekitar mulut yang digunakan untuk menusuk kulit dan menghisap darah.

5. Mengalami proses metamorfosis sempurna

kutu kucing
kutu kucing (commons.wikimedia.org/Sam Thomas)

Laman iNaturalist menjelaskan kalau kutu kucing mengalami proses metamorfosis sempurna yang terdiri atas empat tahapan. Pertama, kutu betina akan memproduksi sekitar 20 - 30 butir telur yang ukurannya 0.5 milimeter. Telurnya akan langsung ditaruh di inang dan akan menetas secara maksimal di suhu 27 °C. Setelah menetas, larva yang berbentuk seperti belatung akan keluar dari telur.

Setelah menjadi larva, kutu ini akan membentuk kepompong atau pupa. Selama menjadi pupa ia akan berdiam diri dan berpuasa. Akhirnya, setelah tahapan pupa tersebut selesai kutu kucing akan menjelma menjadi kutu dewasa. Uniknya, beberapa detik setelah keluar dari pupa kutu dewasa akan langsung melompat dan mencari inang baru. Di inang baru, ia langsung bisa makan dan menghisap darah.

Sejatinya, kutu kucing memang bisa hinggap di manusia. Untungnya, kutu ini tidak berbahaya bagi manusia. Walau begitu, efeknya terhadap kesehatan hewan sangat besar. Oleh sebab itu, jika menemukan kutu kucing di hewan peliharaan atau hewan ternak maka kamu harus sesegera mungkin membasminya. Jika tidak dilakukan, maka nyawa hewan tersebut bisa terancam.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ernia Karina
EditorErnia Karina
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Menarik Lhasa, Kota Suci Tibet yang Sangat Megah

13 Sep 2025, 07:19 WIBScience