Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal yang Bisa Terjadi Jika Semua Negara Bersistem Kerajaan

ilustrasi seorang raja cilik (pexels.com/@rfera)
ilustrasi seorang raja cilik (pexels.com/@rfera)

Pada saat ini setiap negara memiliki sistem pemerintahan yang berbeda-beda. Seperti Indonesia yang menganut demokrasi dengan presiden sebagai pejabat tertinggi dan juga Inggris dengan sistem monarki atau kerajaannya yang dipimpin oleh Ratu Elizabeth.

Sistem dunia yang mulai modern juga turut diikuti oleh negara-negara yang masih menganut sistem monarki atau kerajaan. Hal ini memang sah-sah saja selama negara mampu menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik dalam menjaga masyarakatnya. Namun, jika membayangkan apa yang akan terjadi pada dunia bila semua manusia menggunakan sistem kerajaan, maka beberapa hal berikut ini bisa menjadi kemungkinannya.

1. Raja sebagai pemimpin tertinggi memiliki kepentingan yang absolut dan tak bisa dibantah

ilustrasi kerajaan (unsplash.com/@anniespratt)
ilustrasi kerajaan (unsplash.com/@anniespratt)

Perlu dipahami bahwa sistem negara yang dimiliki di dunia bisa berbeda-beda. Walau Indonesia saat ini menganut sistem demokrasi dengan presiden sebagai petinggi negaranya, namun di zaman dulu ternyata Indonesia juga sempat menjadi tempat bagi banyak kerajaan di dalamnya.

Melansir dari Thought Co, monarki atau kerajaan memiliki sistem pemerintahaan dengan raja atau ratu sebagai petingginya. Hal ini membuat setiap regulasi dan keputusan yang diberikan kerajaan bersifat absolut tanpa ada hak untuk diintervensi oleh pihak lain. Ini bisa menjadi sinyal baik bila kerajaan mampu menerapkan fungsinya, namun justru bisa jadi bumerang bila tak ada keadilan di dalamnya.

2. Imej dari petingginya akan menjadi representasi dari negara tersebut

ilustrasi kerajaan (unsplash.com/@anniespratt)
ilustrasi kerajaan (unsplash.com/@anniespratt)

Jika di negara demokrasi mungkin kamu mengenal sistem pemungutan suara, maka hal tersebut jelas tak akan berlaku untuk negara-negara kerajaan. Pemilihan petinggi negaranya berasal dari jalur darah atau biasanya turun temurun, seperti yang dilansir dari Lisbdnet.

Itu lah mengapa imej para keluarga kerajaan sangat menjadi sorotan. Hal ini karena baik buruknya sikap dan imej keluarga kerajaan, justru dapat menjadi representasi dari karakter negara tersebut.

3. Transaksi yang tak menggunakan uang tunai

ilustrasi kepingan emas (unsplash.com/@zlataky)
ilustrasi kepingan emas (unsplash.com/@zlataky)

Negara dengan sistem monarki atau kerajaan telah ada sejak zaman dahulu. Sistem seperti ini biasanya telah dianut dengan berbagai peraturan di dalamnya, termasuk juga dengan sistem transaksi yang digunakan.

Jika hingga pada saat ini semua negara memiliki sistem kerajaan, maka bukan tak mungkin transaksi ekonominya juga akan menggunakan barter. Keberadaan barter bisa menjadi cara opsional di tengah ketidakpastian ekonomi, seperti yang dilansir dari BBC. Hal ini dilakukan untuk memperoleh kesamaan nilai atas kebutuhan semua negara.

4. Kemungkinan perang antar wilayah akan semakin besar

ilustrasi berperang (unsplash.com/@specna_arms_4s)
ilustrasi berperang (unsplash.com/@specna_arms_4s)

Negara-negara dengan sistem monarki juga memiliki tujuan yang berbeda-beda, begitu juga dengan ambisi di dalamnya. Seperti yang dikutip dari Mises Institute, negara-negara yang masih menjalankan sistem kerajaan biasanya juga memiliki kepentingan politiknya tersendiri.

Dampak dari hal tersebut jika sampai terjadi di masa kini adalah kemungkinan terjadinya perang. Perang tersebut biasanya disebabkan karena tujuan ekspansi wilayah atau penguasaan atas sumber daya tertentu.

5. Tidak mudah mengalami asimilasi budaya

ilustrasi standar kecantikan (pexels.com/@cottonbro)
ilustrasi standar kecantikan (pexels.com/@cottonbro)

Perlu dipahami bahwa setiap kerajaan yang ada di suatu negara biasanya memiliki sistem budaya tersendiri. Sistem ini lah yang kemudian menjadi karakter dan identitas tersendiri untuk membedakan dengan bangsa lain.

Melansir dari Parlia, sistem kerajaan juga memiliki nilai-nilai budaya yang penting dan menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak orang. Jika semua negara menerapkan sistem kerajaan, maka bukan tak mungkin asimilasi budaya sulit masuk. Hal ini sebab semua orang akan berupaya menjaga keaslian dari identitas budaya masing-masing.

Meskipun saat ini setiap negara memiliki sistem parlemen yang berbeda-beda, namun hal ini tetap membuat satu sama lain saling beriringan.

Semoga apa pun sistem negara tersebut, tidak ada penderitaan dan perang di dalamnya. Saling menghargai, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us