Referensi
Dashti, Arezoo Fereidonian, Hamidi Abdul Aziz, Mohd Nordin Adlan, and Ali Huddin Ibrahim. “Effect of Calcined Limestone on the Performance of Roughing Filter for Turbidity Removal of Palm Oil Mill Effluent.” Journal of Hazardous Toxic and Radioactive Waste 25, no. 3 (April 7, 2021).
Zhang, Xiaohang, Fuqin Li, Tingchao Yang, Xiaohui Niu, and Ming Wei. “Development of a Limestone-Based Ballasted Material for Enhanced Co-Removal of Turbidity and Fluoride from Coal Mine Water: An Efficacy Study.” Journal of Water Process Engineering 66 (August 24, 2024): 105979.
Bak di Swiss, Peran Batu Kapur Saat Pelepasan Air Danau Singkarak

- Peran Batu Kapur Saat Pelepasan Air Danau Singkarak.
- Volume air meningkat setelah hujan deras berhari-hari, dan pelepasan terkontrol menghasilkan arus deras namun tetap bening kebiruan.
- Batu kapur berfungsi sebagai agen penggumpal alami yang mengikat partikel sedimen halus dalam air sungai, sehingga membuat air lebih jernih tanpa perlu bahan kimia tambahan.
Di tengah kabar banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Barat, media sosial justru dibanjiri video Danau Singkarak dan aliran Batang Ombilin yang berwarna biru kehijauan, jernih bak Sungai Aare di Swiss. Pemandangan air yang tetap bening saat sungai-sungai lain berubah keruh ini memicu rasa heran warganet, hingga para ahli geologi angkat bicara.
Ahli Geologi Sumatera Barat, Ade Edwar, menjelaskan bahwa fenomena “rasa Swiss” di Danau Singkarak dan Sungai Ombilin tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan berkaitan erat dengan tingginya kandungan batu kapur di kawasan tersebut yang bertindak sebagai penjernih alami, membuat air membawa jauh lebih sedikit sedimen meski debitnya meningkat karena banjir.
Volume air yang meningkat
Setelah hujan deras berhari‑hari di kawasan hulu dan sekitar Danau Singkarak, volume air di cekungan danau naik cepat hingga menyentuh batas aman pengelolaan bendungan. Untuk mencegah luapan yang berisiko memperburuk banjir di permukiman sekitar, operator bendungan membuka pintu air sehingga debit aliran keluar menuju Sungai Batang Ombilin meningkat tajam selama 24 jam penuh.
Pelepasan terkontrol inilah yang menghasilkan arus deras namun tetap bening kebiruan, karena air yang mengalir adalah massa air danau yang sudah “difilter” oleh batu kapur di sekeliling Singkarak sebelum akhirnya menerobos ke hilir dan memukau warganet.
Peran batu kapur

Batu kapur atau limestone yang kaya kalsium karbonat (CaCO₃), berfungsi sebagai agen penggumpal alami (coagulant) yang mengikat partikel sedimen halus seperti lumpur dan tanah liat dalam air sungai, sehingga partikel tersebut mengendap lebih cepat dan mengurangi turbiditas secara signifikan.
Studi menunjukkan filter kasar berbasis limestone dapat menurunkan turbiditas 19-68 persen, tergantung ukuran butir dan kondisi air, melalui proses adsorpsi dan flokulasi permukaan yang membuat air lebih jernih tanpa perlu bahan kimia tambahan.
Penelitian di sungai ber-turbiditas tinggi menemukan bahwa aliran melalui zona karst limestone mengurangi suspensi sedimen karena CaCO₃ menaikkan pH air dan memicu presipitasi mineral yang menangkap partikel halus, mirip fenomena di Batang Ombilin.
Di wilayah geologi Ombilin utara Danau Singkarak, formasi Silungkang mengandung limestone permian yang membentuk lapisan filtrasi alami, sehingga debit tinggi dari pelepasan danau justru mempertahankan kejernihan daripada menambah keruh seperti di sungai non-karst.
Saat debit Ombilin melonjak akibat pelepasan air Singkarak, efek filtrasi limestone ini semakin terlihat karena air danau yang minim sedimen bertemu substrat kapur, menghasilkan warna biru kehijauan stabil tanpa fluktuasi turbiditas tinggi. Mekanisme ini konsisten dengan temuan global di sungai Yukon dan Rhône, di mana karbonat mengontrol transport sedimen dan menjaga kejernihan meski debit berubah drastis.


















