5 Kadal Eksotis dari Kenya, Bisa Ditemukan di Sungai hingga Savana

- Biawak nil Varanus niloticus, kadal terbesar di Afrika, bisa mencapai 2.4 meter dan berat 20 kg. Makanannya bervariasi, dari ikan hingga bangkai hewan.
- Chameleon jacksonii hanya ditemukan di Kenya dan Tanzania, hidup di dataran tinggi. Hanya jantan yang memiliki tiga tanduk di kepalanya.
- Agama batu kenya dengan tubuh biru mudah dikenali, hidup di savana dan bebatuan. Memiliki tiga subspesies berbeda.
Kenya merupakan negara kecil yang berlokasi di benua Afrika bagian tenggara. Kenya terkenal akan beberapa hal, seperti gunungnya yang tinggi, savananya yang luas, keanekaragaman satwanya yang berlimpah, dan suhunya yang panas. Seperti negara lain di Afrika, Kenya menjadi tempat yang sempurna bagi kehidupan hewan liar. Nah, salah satu hewan liar yang hidup di Kenya adalah kadal.
Di Kenya, kadal bisa hidup di berbagai habitat, bahkan tak jarang kadal juga hidup di area pemukiman. Spesies kadal di Kenya juga ada banyak, mulai dari kadal besar seperti biawak, kadal yang bisa mengubah warna seperti chameleon, hingga kadal berwarna biru seperti agama batu kenya. Apa kamu penasaran dengan kadal-kadal tersebut? Nah, simak artikel ini untuk menjawab rasa penasaranmu.
1. Biawak nil

Varanus niloticus atau biawak nil merupakan salah satu kadal terbesar di benua Afrika. Tercatat, panjang maksimalnya mencapai 2.4 meter dan bobotnya bisa mencapai 20 kilogram. Karena ukuran raksasanya, biawak nil menjadi kadal yang berada di puncak rantai makanan. Dilansir Animal Diversity Web, ia bisa memakan apapun, mulai dari ikan, amfibi, krustasea, mamalia, telur, kadal lain, hingga bangkai hewan.
Sama seperti di daerah lain, di Kenya biawak nil sering terlihat di area lembap dan di pinggir sungai. Walau begitu, terkadang ia juga terlihat di savana dan tak jarang juga masuk ke area pemukiman. Sebenarnya, biawak nil tidak mampu membunuh manusia. Walau begitu, cakaran, gigitan, dan pecutan ekornya sangat menyakitkan dan mampu merobek kulit dan daging manusia.
2. Chameleon jackson

Hewan dengan nama ilmiah Trioceros jacksonii ini mudah dikenali dari kehadiran tiga buah tanduk di kepalanya. Nah, tiga tanduk tersebut membuatnya terlihat mirip dengan dinosaurus purba bernama Triceratops. Namun, tak seperti dinosaurus purba, ukuran hewan ini cukup kecil. Dilansir A-Z Animals, panjangnya sekitar 22 - 33 centimeter dan bobot maksimalnya ada di angka 150 gram.
Chameleon jackson hanya bisa ditemukan di dua negara, yaitu Kenya dan Tanzania. Ia merupakan penghuni dataran tinggi dan biasanya ditemukan di ketinggian sekitar 1,600 - 2,440 meter di atas permukaan laut. Layaknya chameleon lain, ia punya gerakan yang lambat, bisa mengubah warna, dan makanan utamanya adalah serangga. Terakhir, tiga tanduk tersebut hanya dimiliki oleh individu jantan.
3. Agama batu kenya

Walau bernama agama batu kenya, namun hewan dengan nama ilmiah Agama lionotus ini juga bisa ditemukan di tempat lain. Secara spesifik, laman Animalia menerangkan kalau ia bisa dijumpai di beberapa negara, seperti Tanzania, Uganda, Kenya, dan Ethiopia. Tubuhnya cukup mencolok dengan kepala jingga atau merah dan tubuh berwarna biru. Alhasil, agama batu kenya sangat mudah dikenali. Lebih lanjut, agama batu kenya kerap ditemukan di savana, area kering, atau bebatuan. Terakhir, ia memiliki tiga subspesies, yaitu Agama lionotus lionotus, Agama lionotus elgonis, dan Agama lionotus ufipae.
4. Chameleon rumput kerdil

Dilansir The Reptile Database, Rieppeleon kerstenii atau chameleon rumput kerdil hanya bisa dijumpai di Kenya dan Tanzania. Artinya, hewan yang panjangnya tak mencapai 10 centimeter ini memiliki penyebaran yang sempit. Untungnya, habitatnya cukup beragam, mulai dari savana, rerumputan, semak-semak, area pesisir, hingga dataran tinggi yang ketinggiannya mencapai 1,500 mdpl.
Tak seperti chameleon lain, chameleon rumput kerdil punya badan yang ramping dan kurus. Warnanya juga bukan hijau, namun cokelat muda, abu-abu, dan beberapa garis gelap dan corak bercak juga nampak di tubuhnya. Nah, perpaduan warna dan corak tersebut membantu hewan ini untuk berkamuflase, khususnya di rerumputan kering. Terakhir, makanannya mencakup serangga dan arthropoda.
5. Cecak nyika

Hemidactylus squamulatus atau cecak nyika merupakan kadal yang jarang diteliti. Secara spesifik, para ahli hanya mengetahui beberapa hal tentang hewan ini. Pertama, laman iNaturalist menerangkan kalau cecak nyika bisa ditemukan di Ethiopia, Somalia, Kenya, dan Tanzania. Kemudian, badannya ramping, bagian atas tubuhnya berwarna cokelat tua yang ditemani bintik putih dan bagian bawah tubuhnya berwarna krem. Kemudian, habitat cecak nyika mencakup semak-semak, savana, dan bebatuan yang ditumbuhi vegetasi.
Setelah diulik, dapat disimpulkan kalau Kenya merupakan negara yang sangat cocok bagi habitat kadal. Sebab, kadal di Kenya bisa hidup di berbagai tipe habitat dan sepertinya masyarakat Kenya bisa hidup berdampingan dengan kadal-kadal tersebut. Nah, hal tersebut membuktikan kalau kehidupan manusia dan hewan liar bisa berjalan beriringan tanpa merugikan satu sama lain.



















