Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Fakta Hujan Meteor Leonid, Puncaknya Terjadi pada 17-18 November!

Leonid (commons.m.wikimedia.org/NASA)

Fenomena langit banyak dinantikan oleh semua orang, itu adalah pemandangan yang bisa memanjakan mata. Salah satunya yang paling terkenal adalah hujan meteor leonid, itu adalah hujan meteor tahunan yang paling produktif, cepat dan terang. Fenomena satu ini terkenal karena menghasilkan bola api terang dan meninggalkan jejak panjang berwarna-warni.

Serangkaian uapnya mungkin juga bertahan di langit selama lima menit atau lebih, terlihat seperti lingkaran asap besar. Jika kamu tertarik menyaksikannya, beberapa fakta berikut ini harus kamu tahu terlebih dahulu!

1. Apa itu hujan meteor leonid?

Leonid (commons.m.wikimedia.org/Unknown)

Leonid merupakan salah satu hujan meteor paling terkenal, itu dinamakan demikian karena jejak cahayanya sepertinya berasal dari konstelasi Leo. Melansir dari laman European Space Agency, meteor leonid dikaitkan dengan partikel debu yang dikeluarkan dari Komet 55P/Tempel-Tuttle. Komet tersebut melakukan kunjungan berkala ke tata surya bagian dalam setiap 33 tahun sekali.

Berdasarkan informasi dari EarthSky, komet tersebut ditemukan oleh William Tempel dari Observatorium Marseilles di Perancis saat malam hari pada tanggal 19 Desember 1865. Ia menemukannya di langit utara, berada di bagian langit di bahwa bintang utara, itu berdekatan dengan bintang Beta Ursae Minoris.

2. Bagaimana proses terjadinya hujan meteor leonid?

Leonid (commons.m.wikimedia.org/Alpsdake)

Seperti yang disebutkan sebelumnya, leonid dihasilkan oleh komet Tempel-Tuttle. Setiap 33 tahun, komet tersebut mengelilingi matahari dan kembali ke tata surya bagian luar. Berdasarkan informasi dari Space, setiap lintasan yang melintasi orbit bumi, Tempel-Tuttle membuat jejak puing lainnya. Itu berada di lokasi yang sedikit berbeda dari jejak sebelumnya.

Seiring berjalannya waktu, jejak puing itu menyebar. Setiap tahun, bumi melewati jejak puing tersebut yang memungkinkan serpihan itu bertabrakan dengan atmosfer bumi dan hancur. Itu menciptakan garis-garis api dan warna-warni di langit.

3. Leonid dianggap sebagai meteor paling cepat

Leonid (commons.m.wikimedia.org/Navicore)

Leonid dianggap sebagai hujan besar meskipun kecepatan meteornya seringkali hanya sekitar 15 meteor per jam. Leonid merupakan meteor terang dan berwarna-warni. Itu juga bergerak dengan kecepatan 71 kilometer per detik dan dianggap sebagai salah satu meteor tercepat, jelas The National Aeronautics and Space Administration.

4. Leonid terkenal karena fireball dan earth-grazernya

Leonid (commons.m.wikimedia.org/Tushar N. Dadarwala)

Sumber yang sama menjelaskan bahwa leonid juga dikenal dengan bola apinya (fireballs) dan meteor penggembala bumi (earth-grazer meteor). Fireball merupakan ledakan cahaya dan warna yang bisa bertahan lebih lama dari rata-rata rentetan meteor. Itu dikarenakan fireballs berasal dari partikel material komet yang lebih besar.

Sementara itu, earth-grazer ialah meteor yang melesat berada dekat dengan cakrawala. Itu terkenal dengan ekornya yang panjang dan berwarna-warni.

5. Leonid tidak menyentuh tanah

Leonid (commons.m.wikimedia.org/Alpsdake)

Panas yang dihasilkan oleh meteor menguapkan sebagian besar meteor di udara. Batuan luar angkasa yang lebih besar atau hingga seukuran bola basket biasanya terbakar dan tidak bertahan hingga ke tanah. Sementara itu, material komet leonid itu halus sehingga terfragmentasi dan mudah hancur. Selain itu, leonid bergerak lebih cepat dan memulai kehancuran lebih cepat juga, karenanya leonid tidak memiliki peluang untuk mencapai permukaan.

6. Kapan terjadinya hujan meteor leonid?

Leonid (commons.m.wikimedia.org/Hina)

Leonid muncul setiap tahun pada tanggal 15-20 November, saat bumi melintas sangat dekat dengan orbit komet. Akan tetapi, jumlah yang terlihat sangat bervariasi. Dikutip dari laman European Space Agency, pada sebagian besar tahun, puncak hujan meteor leonid terjadi sekitar 17 November, ada sekitar 5-10 meteor setiap jamnya.

Sementara itu Royal Museum Greenwich memaparkan bahwa di tahun 2023, hujan meteor leonid akan aktif dari tanggal 6-30 November. Puncaknya terjadi pada 17-18 November saat malam dan dini hari.

Jika kamu tertarik untuk menyaksikannya, jangan lupa untuk menyiapkan kursi yang nyaman. Kondisi terbaik untuk melihatnya adalah lokasi yang jauh dari lampu jalan dan sumber polusi cahaya lainnya. Meteor ini bisa dilihat di seluruh bagian langit, lebih baik menyaksikannya di ruang terbuka.

Selain itu, kamu bisa melihatnya dengan mata telanjang sehingga tidak memerlukan teropong atau teleskop. Kamu hanya perlu beradaptasi dengan kegelapan! Bagaimana, sudah siap menyaksikan hujan meteor leonid?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nur Aulia Safira
EditorNur Aulia Safira
Follow Us