5 Hewan Herbivora Besar yang Sudah Dinyatakan Punah Sejak Abad 20

Kepunahan spesies merupakan salah satu bencana ekologi bagi keseimbangan ekosistem. Ketika satu spesies di suatu tempat dinyatakan punah, perubahan kondisi ekosistem akan terjadi sebagai akibat dari ketiadaan salah satu peran di dalamnya.
Menurut sebuah artikel di laman Science, dalam satu abad terakhir, Bumi telah kehilangan sekitar 500 spesies hewan vertebrata, termasuk kelompok herbivora besar. Salah satu herbivora besar yang sudah dinyatakan punah adalah auroch (Bos primigenius). Diyakini sebagai nenek moyang dari kerbau, auroch sudah punah sejak abad 17 sebagai akibat dari hilangnya habitat dan perburuan liar.
Selain auroch, kepunahan juga melanda beberapa herbivora besar lainnya. Sepanjang abad 20, setidaknya ada lima hewan herbivora besar yang tidak selamat dari bencana kepunahan. Mari berkenalan dengan lima herbivora besar yang sudah punah sejak abad 20.
1. Tarpan

Tarpan (Equus ferus ferus) merupakan salah satu jenis kuda liar yang berasal dari daratan Eurasia. Sekitar 10000 tahun yang lalu, tarpan menjadi satu-satunya jenis kuda liar yang berhasil selamat dari kepunahan Zaman Es. Adapun jenis kuda liar lainnya, yang berasal dari Amerika Utara dan Selatan, tidak mampu melewati perubahan lingkungan selama Zaman Es berlangsung.
Dikutip dari Thoughtco, aneka jenis kuda modern yang bisa kita lihat saat ini konon berasal dari upaya domestikasi tarpan oleh komunitas manusia awal penghuni daratan Eurasia. Ciri khas fisik tarpan terlihat pada rambut-rambut tubuhnya yang panjang dan lebat. Salah satu penangkaran satwa di Rusia menjadi saksi punahnya individu terakhir tarpan pada 1909.
2. Bison kaukasus

Bison kaukasus (Bison bonasus caucasicus) adalah salah satu subspesies dari bison eropa. Sesuai namanya, Pegunungan Kaukasus merupakan habitat asli bison kaukasus. Dibandingkan bison dataran rendah, bison kaukasus memiliki tanduk yang lebih besar serta tulang bahu yang lebih kokoh.
Mengutip dari Animalia, populasi bison kaukasus pada tahun 1860 masih berada di angka 2000 individu. Akan tetapi, jumlah ini terus menurun secara drastis seiring dengan bertambahnya kawasan pemukiman sehingga hanya tersisa sekitar 50 individu pada 1921. Memasuki tahun 1927, tiga individu terakhir bison kaukasus mati akibat perburuan liar.
3. Hartebeest bubal

Hartebeest bubal (Ancelaphus bucelaphus bucelaphus) merupakan satu-satunya spesies hartebeest yang pernah menghuni bagian utara dari Gurun Sahara. Tubuhnya tertutupi rambut warna cokelat pasir dan tidak ditemukan adanya corak hitam-putih di bagian mukanya. Area berbatu dengan banyaknya rerumputan adalah habitat utama hartebeest bubal, dikutip dari Animalia.
Menurut IUCN, hartebeest bubal telah menjadi korban perburuan liar sejak awal abad 20. Memasuki tahun 1945, hartebeest bubal dinyatakan punah setelah populasi terakhirnya di Aljazair dan Maroko telah tewas akibat luka tembakan.
4. Gazelle ratu sheba

Gazelle ratu sheba (Gazella bilkis) adalah salah satu subspesies gazelle arab yang sebelumnya hanya ditemukan di kawasan pegunungan Yaman. Rerumputan dan tumbuhan semak kerap dipilih sebagai makanannya. Tubuhnya yang tertutupi rambut berwarna cokelat muda membuat hewan ini dapat menyatu dengan lingkungan gurun di sekitarnya.
Menurut Extinct Animal Encyclopedia, gazelle ratu sheba terakhir kali terlihat pada 1951. Pembangunan pemukiman dan aktivitas pertanian di area pegunungan berakibat pada penurunan ketersediaan habitat bagi gazelle ratu sheba.
5. Rusa schomburgk
Rusa schomburgk (Rucervus schomburgki) adalah salah satu spesies rusa yang pernah hidup di Thailand. Secara morfologi, rusa schomburgk tampak mirip dengan barasingha atau spesies rusa yang banyak ditemukan di India. Perbedaan di antara kedua spesies terletak pada tanduk jantan rusa schomburgk yang berukuran lebih besar dan rumit dibandingkan dengan milik barasingha.
Menurut informasi dari Ultimate Ungulate, rusa schomburgk adalah penghuni kawasan rawa dan tepian sungai. Akan tetapi, pembangunan pemukiman, pembukaan jalur kereta api, juga konversi lahan rawa menjadi area sawah mengakibatkan populasi rusa schomburgk kian terancam. Matinya individu terakhir rusa schomburgk di penangkaran pada tahun 1938 menandai kepunahan salah satu spesies herbivora besar endemik Thailand.
Menurut sebuah penelitian yang dimuat di jurnal Science Advances tahun 2020, mamalia herbivora menjadi kelompok hewan kedua paling rentan terhadap kepunahan setelah reptil herbivora. Secara keseluruhan, hewan herbivora sangat terdampak dengan alih fungsi lahan yang mengakibatkan berkurangnya ketersediaan makanan serta habitatnya.

















