Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa yang Membuat Radiasi Bisa Berbahaya?

HP, menelepon
ilustrasi HP, salah satu sumber radiasi (pexels.com/Hassan OUAJBIR)
Intinya sih...
  • Jenis-jenis radiasi dan tingkat bahayanya
  • Radiasi non-pengion hanya memanaskan jaringan tubuh tanpa mengubah struktur DNA
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Radiasi sebenarnya bukan hal asing dalam hidup kita. Cahaya matahari yang menghangatkan kulit, gelombang radio yang mengirimkan sinyal, hingga alat medis seperti X-ray, semuanya adalah bentuk radiasi. Namun, tidak semua radiasi diciptakan sama. Ada jenis radiasi yang aman dan hadir setiap hari di sekitar kita, tetapi ada juga jenis radiasi yang bisa merusak tubuh secara perlahan maupun tiba-tiba. Perbedaan energi dan cara kerja radiasi inilah yang menentukan apakah ia aman atau berbahaya.

Bahaya radiasi terutama muncul ketika energi yang dipancarkannya mampu berinteraksi dengan sel dan molekul di dalam tubuh, terutama DNA. Ketika DNA rusak, sel bisa mengalami gangguan fungsi, mati, atau malah berubah menjadi sel yang membelah tanpa kendali, yang kemudian berkembang menjadi kanker. Karena itulah, memahami bagaimana radiasi bekerja menjadi sangat penting untuk melindungi diri, khususnya di era modern dengan begitu banyak sumber radiasi buatan manusia.

1. Jenis-jenis radiasi dan tingkat bahayanya

Secara umum, radiasi terbagi menjadi dua kelompok besar: ionizing radiation (radiasi pengion) dan non-ionizing radiation (radiasi non-pengion). Radiasi pengion mencakup sinar-X, sinar gamma, serta partikel alfa dan beta. Jenis ini membawa energi yang cukup kuat untuk melepaskan elektron dari atom, menciptakan ion. Proses ini berbahaya karena dapat memutus ikatan kimia dalam molekul penting tubuh, termasuk DNA. Ketika DNA rusak, risiko mutasi meningkat. Mutasi inilah yang dapat memicu kanker, kerusakan sel, hingga kematian sel.

Radiasi non-pengion, seperti cahaya tampak, gelombang radio, atau microwave, memiliki energi yang jauh lebih rendah. Biasanya, radiasi non-pengion hanya memanaskan jaringan tubuh, tetapi tidak mengubah struktur DNA secara langsung. Meski bisa menyebabkan cedera pada paparan tinggi (misalnya luka bakar), tingkat bahayanya tetap lebih rendah dibanding radiasi pengion.

2. Bagaimana radiasi merusak sel

Radiasi pengion dapat merusak sel dengan dua cara utama. Pertama, kerusakan langsung terjadi ketika radiasi memutus ikatan kimia pada DNA atau molekul vital lain. Kedua, kerusakan tidak langsung muncul ketika radiasi berinteraksi dengan air di dalam sel dan menghasilkan radikal bebas. Zat reaktif ini dapat menyerang DNA, membran sel, dan struktur penting lainnya.

Jika DNA mengalami kesalahan perbaikan, mutasi dapat terjadi dan diwariskan saat sel membelah. Karena itu, sel-sel yang cepat membelah seperti sel kulit, sel pencernaan, sumsum tulang, dan sel reproduksi jauh lebih rentan terhadap efek radiasi.

3. Dampak paparan radiasi terhadap kesehatan

ilustrasi sumber radiasi buatan di rumah sakit
ilustrasi sumber radiasi buatan di rumah sakit (unsplash.com/National Cancer Institute)

Efek kesehatan akibat radiasi pengion sangat bergantung pada jumlah dan durasi paparannya. Paparan tinggi dalam waktu singkat bisa menyebabkan radiation sickness. Gejalanya meliputi mual, muntah, diare, luka bakar, serta kerusakan parah pada organ, seperti sumsum tulang dan saluran pencernaan.

Paparan rendah tetapi berulang tetap berbahaya. Dalam jangka panjang, mutasi yang menumpuk dapat meningkatkan risiko kanker. Selain itu, radiasi juga dapat menyebabkan jaringan parut, penyakit jantung, kerusakan saraf, hingga gangguan kognitif. Bahkan, organ yang relatif tahan seperti otak dapat mengalami tumor atau masalah neurologis setelah paparan kronis.

4. Mengapa kerusakan DNA sangat berbahaya

DNA adalah “buku panduan” bagi segala aktivitas sel. Jika radiasi menyebabkan kerusakan pada DNA dan proses perbaikannya gagal, maka informasi genetik bisa berubah. Hasilnya bisa dua: sel mati, atau sel tumbuh tidak terkendali dan menjadi kanker. Jika kerusakan terjadi pada sel reproduksi, mutasi ini bahkan bisa diwariskan ke generasi berikutnya. Risiko inilah yang menjadikan radiasi pengion sangat diperhatikan dalam dunia kesehatan dan lingkungan.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi bahaya radiasi

Beberapa hal yang menentukan seberapa berbahaya radiasi bagi tubuh antara lain:

  • Jenis radiasi. Gamma dapat menembus tubuh, sementara partikel alfa berbahaya jika masuk melalui pernapasan atau pencernaan.
  • Dosis. Semakin tinggi, semakin merusak.
  • Durasi paparan. Lama paparan meningkatkan risiko.
  • Organ dan jaringan yang terpapar. Organ dengan sel yang cepat membelah lebih rentan.
  • Respons biologis tubuh. Beberapa sel dapat memperbaiki kerusakan dengan baik, sementara lainnya tidak.

Setiap orang memiliki tingkat kerentanan yang berbeda sehingga efek radiasi bisa sangat bervariasi dari satu individu ke individu lain.

Radiasi menjadi berbahaya ketika energinya cukup untuk merusak komponen penting dalam sel, terutama DNA. Kerusakan ini dapat menyebabkan mutasi, kematian sel, hingga kanker. Memahami bagaimana radiasi bekerja dan bagaimana tubuh bereaksi terhadapnya sangat penting, terutama untuk memaksimalkan manfaat penggunaan radiasi dalam dunia medis sekaligus meminimalkan risikonya bagi kesehatan masyarakat.

Referensi

CDC. Diakses pada November 2025. About Health Effects of Radiation
EPA. Diakses pada November 2025. Radiation Health Effects
IAEA (International Atomic Energy Agency). Diakses pada November 2025. What Is Radiation?
Liv Hospital (International). Diakses pada November 2025. Why Is Radiation Harmful?
US Nuclear Regulatory Commission (NRC). Diakses pada November 2025. Radiation Basics / Health Effects

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us

Latest in Science

See More

Apa yang Membuat Radiasi Bisa Berbahaya?

22 Nov 2025, 07:10 WIBScience