6 Fakta Sable, Mamalia Kecil yang Makanannya Bergantung pada Musim

Sable merupakan spesies mamalia berukuran kecil yang sebagian besar hidup di hutan Rusia. Hewan dengan nama ilmiah Martes zibellina ini juga dapat ditemukan di seluruh bagian Asia Utara.
Panjang sable berkisar antara 32–51 cm, tidak termasuk ekornya yang memiliki panjang sekitar 13–18 cm. Berat tubuh hewan ini berkisar antara 0,9–1,8 kilogram. Simak fakta lainnya mengenai sable yuk!
1. Hidup di permukaan tanah

Sable memiliki habitat di hutan taiga lebat, dataran rendah, serta di daerah pegunungan Asia Utara. Spesies ini cenderung menghindari puncak gunung yang tandus. Sable sebagian besar hidup di permukaan tanah. Mereka akan berburu dan membuat sarang di lantai hutan. Sarang ini biasanya berupa lubang di dekat tepi sungai dan di bagian hutan yang paling lebat. Lubang ini digali sable di antara akar pepohonan dan dapat tersembunyi dengan baik.
2. Jantan lebih besar dari betina

Sable memiliki rambut berwarna cokelat muda hingga cokelat tua. Pada bagian tenggorokan, sable memiliki corak tipis berwarna abu-abu, putih, atau kuning pucat. Ketika musim dingin, rambut sable akan tumbuh lebih panjang dan lebih lebat dibandingkan saat musim panas. Individu jantan hewan ini memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan betina.
3. Apa makanan sable?

Sable merupakan omnivora dan makanan mereka akan bervariasi sesuai musim. Saat musim panas, mereka akan memakan banyak kelinci gunung dan mamalia kecil lainnya. Ketika musim dingin, pergerakan sable akan terbatas karena salju. Maka, hewan ini akan memakan buah beri liar, hewan pengerat, dan rusa kesturi kecil.
Terkadang, sable akan mengikuti jejak serigala dan beruang kemudian memakan sisa hasil buruan hewan tersebut. Sable juga dapat memakan gastropoda seperti siput. Mereka akan menggosokkan siput ke tanah untuk menghilangkan lendirnya. Sable juga dapat memakan ikan yang mereka tangkap menggunakan kaki depannya.
4. Menandai wilayah dengan aroma

Sable merupakan hewan soliter. Hewan ini menandai wilayah kekuasaan mereka menggunakan aroma yang dihasilkan dari kelenjar di perut. Sable sebagian besar hidup di permukaan tanah, tetapi dapat memanjat dengan baik jika diperlukan.
Sable bersifat krepuskular, yaitu aktif berburu di waktu senja. Namun, mereka akan lebih aktif pada siang hari selama musim kawin. Hewan ini mengandalkan suara dan aroma saat berburu karena memiliki indera pendengaran dan penciuman yang tajam.
5. Ritual kawin bergantung pada wilayah

Musim kawin sable biasanya berlangsung pada bulan Juni hingga Agustus. Pada wilayah yang jarang terdapat individu, ritual perkawinan sable meliputi berlari, melompat, serta mengeluarkan suara seperti berdebat layaknya yang dilakukan oleh kucing. Namun, pada wilayah dengan individu melimpah dan wilayah jelajah jantannya tumpang tindih, dapat terjadi persaingan untuk mendapatkan pasangan yang bisa menyebabkan pertarungan antarindividu.
6. Jantan membantu betina pasca melahirkan

Setelah terjadi perkawinan, sable betina akan hamil selama 245–298 hari dan melahirkan di dalam lubang pohon. Sarang di dalam lubang pohon ini terbuat dari lumut, daun, serta rumput kering. Anak yang dilahirkan dapat berjumlah 1–7 ekor anak. Selama masa ini, Induk jantan akan membantu induk betina dalam mempertahankan wilayah dan menyediakan makanan.
Anak sable lahir dengan kondisi mata tertutup dan kulit yang hanya dilapisi rambut tipis. Berat anak sable berkisar antara 25–35 gram, dengan panjang tubuh 10–12 cm. Setelah berusia 30–36 hari, mata anak sable akan terbuka.
Sable mencapai usia matang seksual dan dapat kawin ketika berumur 2 tahun. Individu sable yang hidup di alam liar memiliki rentang hidup maksimal 8 tahun. Namun, individu yang berada di penangkaran dapat hidup sekitar 15–18 tahun lamanya. Hewan ini di ekosistem memiliki peran sebagai predator utama dari hewan pengerat kecil yang hidup di Asia Utara dan Siberia.