Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Fakta Unik Gelatik Jawa, Dulu Dianggap Hama Sekarang Terancam Punah

Gelatik jawa (inaturalist.org/Christian Reynolds)

Jika kamu kicau mania mungkin kamu tidak asing dengan gelatik jawa atau Padda oryzivora. Burung bertubuh mungil, berparuh besar, dan berwarna abu-abu ini cukup populer sebagai peliharaan dan populasinya sangat berlimpah. Namun itu dulu, sekarang populasi gelatik jawa di Indonesia semakin lama semakin berkurang. Bahkan burung ini menjadi hewan terancam punah yang punya status endangered, lho.

Karena statusnya tersebut ia menjadi hewan yang dilindungi sehingga tidak boleh diburu, dibunuh, ditangkap, atau dijual secara sembarangan. Hal ini tentunya sangat disayangkan mengingat gelatik jawa merupakan burung asli Indonesia yang punya segudang keunikan. Mulai dari kebiasaannya, makanannya, ciri fisiknya, perannya dalam ekosistem, hubungannya dengan manusia, sampai pendeskripsiannya sangat menarik untuk dibahas secara mendalam.

1. Bisa ditemukan di Indonesia dan Jepang

Gelatik jawa (inaturalist.org/Christian Reynolds)

Dilansir GBIF, gelatik jawa bisa ditemukan di berbagai belahan dunia, mulai dari Indonesia, Australia, Jepang, Tingkok, Korea, Afrika, Eropa, Amerika Selatan, sampai Amerika Utara. Namun seperti namanya sebenarnya burung berukuran kecil ini berasal dari Indonesia khususnya Pulau Jawa. Tempat berkembang biak utamanya sendiri ada di Pulau Jawa, Bali, dan Bawean. Statusnya di luar Asia Tenggara sendiri adalah sebagai spesies introduksi yang penyebarannya diprakarsai oleh perdagangan atau peliharaan yang lepas entah secara sengaja atau tidak sengaja.

2. Menjadi hewan terancam punah yang populasinya terus menurun

Gelatik jawa (inaturalist.org/Christian Reynolds)

Nama gelatik jawa memang terdengar tidak asing dan mungkin jadi salah satu burung yang sering diburu di daerahmu. Tapi nyatanya kamu tidak boleh memburu gelatik jawa karena burung ini termasuk hewan terancam punah dan dilindungi. Laman IUCN Red List menjelaskan kalau gelatik jawa masuk dalam kategori endangered atau terancam. Populasinya terus menurun dengan hanya menyisakan 1,000 sampai 2,499 individu di alam liar.

Kerusakan habitat, perburuan liar, pembasmian karena dianggap hama, penyebaran penyakit, industrialisasi, dan perubahan iklim jadi beberapa hal yang mengancam eksistensi burung ini. Sebenarnya berbagai upaya sudah dilakukan untuk menstabilkan populasi gelatik jawa. Tapi kurangnya dukungan dari masyarakat membuat upaya-upaya yang ada tidak berjalan maksimal.

3. Jadi burung yang populer sebagai hewan peliharaan

Gelatik jawa (inaturalist.org/dmgallagher)

Laman Animalia menerangkan kalau gelatik jawa merupakan burung yang populer sebagai burung peliharaan. Mau itu anak-anak, remaja, sampai orang dewasa banyak yang memelihara burung ini. Tak hanya di Indonesia, burung ini juga populer di beberapa negara seperti Tiongkok, Jepang, dan Taiwan. Pada abad ke-17 hewan ini populer di Tiongkok dan Jepang. Sementara itu di tahun 1960 dan 1970an pamornya lebih meluas karena juga populer di Amerika Serikat.

Karena kepopulerannya ini banyak orang yang mampu mengembangbiakan gelatik jawa. Dari sinilah berbagai variasi warna juga muncul, mulai dari putih, pastel, sampai krem. Pemeliharaannya juga terbilang mudah karena kamu tidak perlu kandang yang besar dan luas. Gelatik jawa bisa dipelihara di kandang kecil yang biasanya ditaruh di halaman rumah yang terkena sinar matahari.

4. Panjagnya berkisar antara 15 sampai 17 cm

Gelatik jawa (inaturalist.org/Sam Rawlins)

Gelatik jawa termasuk burung berukuran kecil dengan panjang maksimal yang berkisar antara 15 sampai 17 cm, jelas iNaturalist. Bobotnya sendiri juga tidak bisa dibilang berat karena hanya sekitar 24,5 gram. Jika dibandingkan dengan burung lain ukurannya memang tidak seberapa, namun ia jadi salah burung terbesar yang berasal dari famili Estrildidae. Warnanya juga sangat indah bahkan keindahannya inilah yang menjadikan gelatik jawa sangat populer sebagai peliharaan.

Secara umum gelatik jawa punya badan membulat, mata besar, dan paruh yang besar. Individu liar di alam biasanya punya warna yang cukup gelap, yaitu abu-abu, hitam, cokelat, dan putih. Paruh, kaki, dan sekitar mata dihiasi warna merah, tubuh dan sayapnya abu-abu, kepalanya berwarna putih dan hitam, sementara perutnya berwarna putih dan cokelat. Individu jantan dan betina juga serupa sehingga cukup sulit dibedakan dari ciri fisiknya.

5. Jadi hama yang cukup merugikan petani

Gelatik jawa (inaturalist.org/Michael)

Laman Thai National Parks menerangkan kalau gelatik jawa dianggap sebagai hama padi di beberapa negara Asia. Burung ini adalah hewan sosial, karenanya gelatik jawa sering terlihat makan dalam sebuah kelompok atau koloni. Kebiasaan makan bersamanya ini sangat merugikan karena merusak padi dan tanaman lain. Tak jarang burung ini juga mengakibatkan gagal panen sehingga membuat petani merugi.

Gelatik jawa sendiri bukanlah burung predator, makanan utamanya berupa biji-bijian atau bulir padi. Selain di sawah ia juga bisa ditemukan di kebun, ladang, area pemukiman, taman, hutan, waduk, pegunungan, dan daerah yang dekat dengan sungai. Untuk mencegah serbuan gelatik jawa para petani juga sudah melakukan banyak hal. Namun terkadang upaya pencegahan yang dilakukan terlalu ekstrim sehingga mengancam populasi burung ini.

6. Dideskripsikan oleh Carl Linnaeus pada tahun 1758

Gelatik jawa (inaturalist.org/Brennan Moore)

Carl Linnaeus menjadi orang yang mendeskripsikan gelatik jawa pada tahun 1758 pada bukunya yang berjudul Systema Naturae, jelas Avibase. Carl Linnaeus sendiri merupakan seorang naturalis terkenal asal Swedia yang sudah memberi banyak sumbangsih terhadap kemajuan ilmu biologi. Unianya, pada awalnya burung ini dinamai Loxia oryzivora, namun setelah penelitian lebih lanjut nama tersebut direvisi dan diubah menjadi Padda oryzivora. Jika diartikan namanya sendiri berarti pemakan padi yang mana nama ini sangat cocok dengan kebiasaan dan makanan utamanya.

Terkadang kita tidak menyadari kalau disekitar kita terdapat hewan terancam punah dan dilindungi. Hal inilah yang terjadi pada gelatik jawa yang walau dianggap sebagai hama dan sering dibasmi dan diburu nyatanya populasi burung ini sangat sedikit. Jika dibiarkan kemungkinan gelatik jawa bisa musnah di masa depan. Karena itu kita harus menjaga populasi burung ini. Jangan sampai semua keunikan gelatik jawa musnah dan tidak bisa dinikmati oleh generasi mendatang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arzha Ali Rahmat
EditorArzha Ali Rahmat
Follow Us