Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Manuskrip Kuno yang Belum Terpecahkan hingga Saat Ini, Ada Apa Saja?

Manuskrip yang belum terpecahkan
ilustrasi manuskrip yang belum terpecahkan (wikimedia.org/Yale University)
Intinya sih...
  • Manuskrip Voynich adalah teka-teki kriptografi paling terkenal di dunia, ditemukan pada tahun 1912, ditulis dalam bahasa yang belum pernah ditemukan, dan memiliki pola linguistik yang gagal diterjemahkan.
  • Aksara Lembah Indus merupakan sistem tulisan tertua di dunia, terdiri dari 400 simbol piktografis, dan pemecahan aksara ini penting untuk mendapatkan wawasan tentang peradaban Harappa.
  • Piringan Phaistos adalah artefak unik dari Zaman Perunggu dengan simbol-simbol aneh yang belum terpecahkan, teknik pembuatannya menunjukkan kemungkinan penggunaan aksara secara luas.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ribuan tahun sejarah manusia telah dicatat dalam bentuk prasasti, gulungan, dan buku. Namun, beberapa dokumen kuno justru hadir bukan sebagai rekaman sejarah, melainkan sebagai teka-teki abadi yang menguji batas kecerdasan.

Manuskrip dan aksara ini ditulis dalam bahasa atau kode yang tak dikenali, seolah-olah mereka berasal dari peradaban yang hilang atau pikiran yang sangat terisolasi. Upaya kriptografer, ahli bahasa, hingga komputer modern telah dilakukan, tetapi rahasia di baliknya tetap terkunci rapat. Ingin mengetahui manuskrip apa saja yang masih belum terpecahkan hingga saat ini? Yuk, simak artikelnya di bawah!

1. Manuskrip Voynich

Manuskrip yang belum terpecahkan
ilustrasi manuskrip yang belum terpecahkan (wikimedia.org/Yale University)

Manuskrip Voynich adalah teka-teki kriptografi paling terkenal di dunia, sebuah buku misterius yang ditemukan oleh pedagang buku Polandia, Wilfrid Voynich, pada tahun 1912. Manuskrip ini diperkirakan berasal dari Italia pada awal abad ke-15.

Dilansir laman History.com, manuskrip setebal 240 halaman ini ditulis dalam aksara dan bahasa yang belum pernah ditemukan di mana pun, yang kemudian dijuluki "Voynichese." Manuskrip ini dibagi berdasarkan temanya, yaitu bagian herbal yang menampilkan ilustrasi tanaman-tanaman yang tidak dikenali oleh ahli botani, bagian astronomi yang menyajikan diagram kosmik aneh, dan bagian biologis yang dipenuhi gambar manusia yang terhubung oleh tabung misterius.

Fakta uniknya, teks ini memiliki pola linguistik yang konsisten, mirip bahasa alami, tetapi gagal diterjemahkan oleh ahli pemecah kode Perang Dunia I dan II, bahkan oleh tim elit dari NSA. Kondisi perkamen yang telah melalui penanggalan karbon menunjukkan usianya yang autentik, sehingga perdebatan terbagi antara anggapan bahwa ia adalah bahasa buatan seorang jenius terisolasi, sandi terumit yang pernah dibuat, atau hanya sebuah pemalsuan yang sangat rumit.

2. Aksara Lembah Indus

Manuskrip yang belum terpecahkan
ilustrasi manuskrip yang belum terpecahkan (wikimedia.org/ALFGRN)

Dilansir laman Harappa.com, aksara Lembah Indus merupakan salah satu sistem tulisan tertua di dunia yaitu peninggalan dari peradaban Harappa yang berkembang subur di wilayah yang kini menjadi India dan Pakistan antara 3500 hingga 1900 SM. Aksara ini terdiri dari sekitar 400 simbol piktografis yang ditemukan terukir pada segel kecil, stempel, tembikar, dan artefak lainnya.

Tantangan terbesarnya adalah tidak adanya teks panjang yang dapat dijadikan sebagai kunci penerjemahan, karena sebagian besar inskripsinya hanya terdiri dari rata-rata empat hingga lima simbol. Perdebatan sengit di antara para sarjana berpusat pada pertanyaan mendasar yaitu apakah aksara ini benar-benar mewakili sebuah bahasa (kemungkinan besar bahasa Dravida kuno) atau hanya merupakan serangkaian simbol non-linguistik seperti lambang klan atau catatan akuntansi yang sangat singkat. Pemecahan aksara ini sangat krusial, sebab jika berhasil diuraikan, dunia akan mendapatkan wawasan langsung tentang agama, struktur sosial, dan tata kelola peradaban besar Harappa yang selama ini hanya bisa diterka melalui artefak material.

3. Piringan Phaistos

Manuskrip yang belum terpecahkan
ilustrasi manuskrip yang belum terpecahkan (wikimedia.org/C messier)

Dilansir laman National Geographic, ditemukan oleh arkeolog Italia Luigi Pernier di Kreta pada tahun 1908, Piringan Phaistos adalah salah satu penemuan arkeologi yang paling unik dan membingungkan dari Zaman Perunggu. Piringan tanah liat bundar berdiameter 15 cm ini dilapisi ukiran simbol-simbol aneh dalam pola spiral di kedua sisinya.

Hal yang membuat piringan ini luar biasa adalah teknik pembuatannya dimana simbol-simbol tersebut dicap menggunakan semacam stempel, bukan diukir tangan, menjadikannya bukti awal metode pencetakan. Ini berarti pembuatnya memiliki seperangkat cetakan simbol yang lengkap, mengisyaratkan bahwa aksara ini mungkin pernah digunakan secara luas.

Sayangnya, Piringan Phaistos adalah satu-satunya artefak yang pernah ditemukan dengan aksara unik ini, sehingga tidak ada teks pembanding yang tersedia untuk membantu proses kriptografi. Para ahli hanya bisa berspekulasi mengenai isinya, mulai dari teks liturgi, naskah doa, hingga dokumen administrasi, tetapi kunci untuk menguak misteri 45 simbol yang ada di sana masih belum ditemukan.

4. Rongorongo

Manuskrip yang belum terpecahkan
ilustrasi manuskrip yang belum terpecahkan (wikimedia.org/Dennis G. Jarvis)

Dilansir laman Ancient Origins, Rongorongo adalah sistem tulisan pribumi yang unik, berasal dari Pulau Paskah (Rapa Nui), yang ditemukan terukir pada papan kayu dan artefak lain oleh para misionaris di abad ke-19. Aksara ini terdiri dari piktogram yang distilisasi, menyerupai figur manusia, hewan, dan objek, yang disusun dalam barisan. Sistem pembacaannya yang dikenal sebagai reverse boustrophedon (membaca dari kiri ke kanan, kemudian membalik papan untuk membaca baris berikutnya dari kanan ke kiri) menambah tingkat kompleksitasnya.

Tragedi sejarah, terutama wabah penyakit dan perbudakan setelah kontak dengan Eropa menyebabkan hilangnya hampir semua juru tulis dan para pengguna asli aksara ini. Upaya penerjemahan terhambat karena hanya ada sekitar dua lusin artefak Rongorongo yang tersisa, dan tidak ada sumber pengetahuan lisan yang dapat diverifikasi.

5. Linear A

Manuskrip yang belum terpecahkan
ilustrasi manuskrip yang belum terpecahkan (wikimedia.org/Zde)

Dilansir laman EBSCO, Linear A adalah sistem tulisan kuno yang berasal dari peradaban Minoan di Kreta, dan digunakan secara luas sekitar 1800 hingga 1450 SM. Sistem ini memiliki hubungan kekerabatan yang jelas dengan Linear B, aksara yang digunakan untuk menulis bahasa Yunani kuno dan berhasil dipecahkan pada tahun 1950-an.

Berkat keberhasilan pemecahan Linear B, para ahli kriptografi dapat menetapkan nilai fonetik (bunyi) dari banyak simbol Linear A. Namun, masalahnya terletak pada bahasa itu sendiri. Linear A diduga digunakan untuk menulis bahasa Minoan, sebuah bahasa yang sepenuhnya hilang dan tidak memiliki turunan yang dikenali. Akibatnya, meskipun kita tahu bagaimana cara mengucapkan sebagian besar kata-kata dalam Linear A, kita sama sekali tidak mengerti maknanya.

6. Codex Rohonc

Manuskrip yang belum terpecahkan
ilustrasi manuskrip yang belum terpecahkan (wikimedia.org/Klaus.Schmeh)

Dilansir laman Ancient Origins, ditemukan di Hongaria pada abad ke-19, Codex Rohonc adalah manuskrip misterius setebal 448 halaman yang memicu perdebatan sengit tentang asal-usul dan keasliannya. Manuskrip ini ditulis dalam sistem aksara yang unik, menggunakan sekitar 200 hingga 250 karakter berbeda yang tidak memiliki kemiripan jelas dengan aksara lain yang dikenal di Eropa.

Isinya dipenuhi dengan ilustrasi yang sangat detail, sering kali menggambarkan adegan militer dan agama, dengan detail unik yang mencampurkan ikonografi dari tiga agama berbeda yakni Kristen, Islam, dan Hindu. Keberagaman simbol keagamaan yang ekstrem ini sangat tidak lazim untuk sebuah dokumen yang diduga berasal dari Eropa Abad Pertengahan sehingga memperkuat dugaan bahwa kodeks ini mungkin merupakan pemalsuan canggih yang dirancang untuk membingungkan para sarjana. Namun, pola penulisan dan struktur teks yang tampak teratur terus mendorong para ahli untuk mencari arti dibaliknya, berharap manuskrip ini adalah kunci untuk memahami kelompok keagamaan minoritas yang tersembunyi.

Manuskrip-manuskrip yang belum terpecahkan ini berfungsi sebagai kapsul waktu yang terkunci, menyimpan potensi informasi yang tak ternilai tentang sejarah, bahasa, dan pikiran manusia. Upaya untuk memecahkan kode-kode ini bukanlah sekadar permainan intelektual, melainkan pencarian identitas untuk setiap aksara yang berhasil diuraikan adalah suara peradaban kuno yang dibangkitkan kembali. Seiring dengan perkembangan kecerdasan buatan yang semakin canggih dalam analisis pola linguistik, membuka harapan besar untuk menguak kode-kode yang belum terpecahkan tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Kuwait, Negara di Mana Warganya Jadi Minoritas

22 Okt 2025, 15:49 WIBScience