Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Kuwait, Negara di Mana Warganya Jadi Minoritas

potret Kuwait City, kota metropolitan sekaligus ibu kota Kuwait
potret Kuwait City, kota metropolitan sekaligus ibu kota Kuwait (unsplash.com/Jan Dommerholt)
Intinya sih...
  • Kuwait tidak memiliki sungai atau danau alami
  • Penduduk asing lebih banyak daripada warga asli
  • Kesejahteraan warganya jadi prioritas
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kuwait adalah salah satu negara kecil di Timur Tengah yang sering dikaitkan dengan kekayaan minyak dan kemakmuran warganya. Namun, di balik citra negara makmur itu, Kuwait menyimpan banyak fakta unik yang mungkin belum banyak diketahui orang. Mulai dari kondisi alamnya yang kering hingga komposisi penduduknya yang tidak biasa, setiap sisi Kuwait menawarkan cerita menarik untuk disimak.

Bukan hanya soal kekayaan atau modernitas, kehidupan di Kuwait juga mencerminkan keseimbangan antara tradisi Arab yang kuat dan pengaruh global yang kian terasa. Negara ini berhasil mempertahankan identitasnya sekaligus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Ingin tahu apa saja keunikan yang dimiliki Kuwait? Yuk, kita bahas satu per satu!

1. Tidak ada sungai dan danau alami

potret Kuwait, negara yang berbatasan dengan laut dan bergantung pada desalinasi sebagai sumber airnya
potret Kuwait, negara yang berbatasan dengan laut dan bergantung pada desalinasi sebagai sumber airnya (pexels.com/nour qaloush)

Kuwait memiliki ciri geografis yang unik, negara ini tidak memiliki satu pun sungai atau danau alami. Di atas lanskap gurun yang tandus, tidak ada aliran air tawar yang mengalir sepanjang tahun. Curah hujan yang turun pun sangat sedikit, rata-rata kurang dari 120 milimeter per tahun, dan cepat menguap karena suhu yang tinggi. Tanahnya yang datar dan kering juga membuat negara ini hampir tidak memiliki cadangan air tanah yang layak digunakan.

Namun, kekeringan bukan berarti keterbatasan bagi Kuwait. Sejak 1950-an, negara ini menjadikan laut sebagai sumber utama air melalui teknologi desalinasi. Kini, lebih dari 90 persen air minum berasal dari fasilitas besar seperti Shuwaikh, Doha East, dan Az-Zour. Selain itu, Kuwait juga mengimpor air, mendaur ulang limbah, dan mendorong penghematan untuk menjaga ketahanan pasokan. Upaya ini menjadikan Kuwait sebagai salah satu negara dengan sistem pengelolaan air terbaik di dunia.

2. Penduduk asing lebih banyak daripada warga asli

ilustrasi banyaknya penduduk asing di Kuwait
ilustrasi banyaknya penduduk asing di Kuwait (pixabay.com/Olga Ozik)

Di Kuwait, warga asing justru menjadi mayoritas. Data Public Authority for Civil Information (PACI) menunjukkan bahwa pada akhir 2024, dari hampir lima juta penduduk, hanya sekitar 1,56 juta yang merupakan warga asli. Sisanya, lebih dari 3,4 juta orang atau sekitar 68,6 persen, adalah ekspatriat. Komunitas asal India menjadi kelompok terbesar dengan lebih dari satu juta orang, disusul warga Mesir sekitar 657 ribu jiwa. Jika digabung, keduanya mencakup hampir setengah dari seluruh populasi asing di Kuwait.

Dalam dunia kerja, ketimpangan ini terlihat jelas. Warga Kuwait mendominasi sektor pemerintahan, sementara hampir seluruh sektor swasta diisi oleh tenaga asing. Total pekerja ekspatriat mencapai lebih dari 2,5 juta orang, jauh melampaui jumlah tenaga kerja lokal. Kondisi ini menunjukkan betapa besar peran penduduk asing dalam menggerakkan roda ekonomi Kuwait, sekaligus menjadikan negara ini sebagai salah satu masyarakat paling multinasional di kawasan Teluk.

3. Kesejahteraan warganya jadi prioritas

potret Al-Jahra Hospital, bukti keseriusan Kuwait dalam menjamin kesejahteraan warganya
potret Al-Jahra Hospital, bukti keseriusan Kuwait dalam menjamin kesejahteraan warganya (commons.wikimedia.org/Aboodi2007192)

Kuwait menaruh perhatian besar pada kesejahteraan warganya. Pemerintah menyediakan berbagai tunjangan sosial, termasuk bantuan keuangan bagi keluarga berpenghasilan rendah dan perumahan bersubsidi yang dilengkapi fasilitas modern. Warga dengan disabilitas pun mendapat dukungan melalui program pelatihan dan pinjaman usaha agar tetap bisa mandiri. Semua ini dijalankan sebagai bagian dari komitmen negara untuk memastikan setiap warga hidup layak dan sejahtera.

Selain itu, pendidikan dan kesehatan juga menjadi hak yang dijamin sepenuhnya oleh negara. Sekolah negeri dan layanan medis publik dapat diakses secara gratis oleh warga Kuwait, menjadikan kebutuhan dasar mereka terpenuhi tanpa harus terbebani biaya besar. Dengan sistem ini, Kuwait menunjukkan bahwa kesejahteraan bukan hanya slogan, tapi benar-benar prioritas dalam kehidupan bernegara.

4. Makanan khas yang kaya akan cita rasa

Machboos, salah satu makanan khas Kuwait
Machboos, salah satu makanan khas Kuwait (commons.wikimedia.org/Vengolis)

Kuwait tidak hanya dikenal karena minyak dan bangunan megahnya, tetapi juga karena masakannya yang menggugah selera. Kuliner Kuwait merupakan perpaduan cita rasa Arab, Persia, India, dan Mediterania yang mencerminkan kehidupan antara laut dan gurun. Proses memasaknya pun unik, seperti teknik tabeekh yang memasak seluruh bahan dalam satu wadah di atas api, serta marag yang mengolah bahan dengan cara digoreng terlebih dahulu sebelum dimasak perlahan.

Beberapa hidangan yang paling digemari antara lain Machboos, nasi berbumbu saffron dengan daging atau ayam, Mutabbaq Samak, ikan Zubaidi goreng yang menjadi kebanggaan nasional, dan Murabyan, nasi udang beraroma loomi. Ada juga Tashreeb, hidangan roti dengan kuah hangat yang biasa disantap saat udara dingin. Setiap hidangan membawa kehangatan serta kisah panjang tentang tradisi dan cita rasa masyarakat Kuwait.

5. Budaya yang memadukan tradisi dan modernitas

ilustrasi masyarakat Kuwait yang tetap melestarikan budayanya
ilustrasi masyarakat Kuwait yang tetap melestarikan budayanya (unsplash.com/mostafa meraji)

Budaya Kuwait berhasil memadukan tradisi dengan kehidupan modern secara seimbang. Di tengah kemajuan teknologi dan gaya hidup modern, nilai-nilai seperti kekeluargaan, penghormatan terhadap orang tua, dan kebersamaan tetap menjadi inti kehidupan. Generasi mudanya mungkin aktif di media sosial dan mengikuti tren global, tetapi mereka tetap merayakan tradisi, menghadiri diwaniyah, dan menjaga adat yang diwariskan turun-temurun.

Keseimbangan ini juga tampak dalam wajah kota dan kehidupan sosial Kuwait. Gedung pencakar langit berdiri berdampingan dengan masjid berarsitektur klasik, sementara pendidikan modern tetap menanamkan nilai-nilai budaya lokal. Identitas Kuwait terus hidup di tengah arus globalisasi, menjadikannya contoh bagaimana tradisi dan kemajuan bisa berjalan seiring tanpa kehilangan arah.

Kuwait membuktikan bahwa menjadi minoritas di negeri sendiri bukan berarti kehilangan jati diri. Dengan sistem kesejahteraan yang kuat, cita rasa kuliner yang menggugah, serta budaya yang memadukan tradisi masa lalu dan sentuhan modern, negara ini menunjukkan keseimbangan antara kemajuan dan warisan. Di tengah gemerlap pembangunan dan keragaman penduduknya, Kuwait tetap menjaga identitasnya sebagai negeri yang kaya nilai dan karakter.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Ferraria Crispa, Bunga Gurun yang Tampak Seperti Makhluk Laut

22 Okt 2025, 17:49 WIBScience