6 Mitos Peradaban Mesir Kuno yang Masih Sering Dipercaya Banyak Orang

Bisa dibilang, piramida adalah salah satu ikon wisata Mesir. Maka belum ke Mesir kalau kamu belum mengunjungi piramida. Menurut mitos yang beredar, piramida di Mesir dibangun oleh para budak.

Pada kenyataannya, pembangunan piramida dikerjakan oleh pengrajin Mesir yang terampil. Ya membangun piramida sebesar itu memang tidak mudah, tapi mereka diperlakukan dengan layak.

Seperti layaknya para pekerja, mereka dibayar dengan baik, diberi makan dan minuman, bahkan juga daging sapi yang harganya mahal. Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya bekas-bekas pemukiman permanen dekat piramida yang dibangun untuk tempat tinggal para pekerja, dan juga tulang hewan dalam jumlah yang sangat banyak.

Bukan hanya diberikan fasilitas layak, para pekerja yang meninggal bahkan dimakamkan di dekat piramida yang merupakan makam para raja sebagai penghargaan atas kerja keras mereka.

Selain dibangun oleh budak, mitos lain mengatakan jika piramida dibangun oleh alien. Mitos piramida dibangun oleh para budak setidaknya masuk akal, tapi yang satu ini sangatlah konyol.

Sebagai bangunan yang dibuat pada tahun 2630 SM, memiliki tinggi 193 meter, dan posisi yang sejajar dengan rasi bintang Orion plus matahari saat masa titik baliknya, piramida memang luar biasa.

Tapi kenyataan, itu tak lantas membuatnya bisa dikaitkan dengan alien. Ya, peralatan yang digunakan oleh para pekerja saat itu mungkin sangat sederhana jika dibandingkan dengan teknologi yang kita punya sekarang. Namun, kita lupa dengan fakta bahwa mereka adalah para pekerja ahli yang sangat terampil dalam bidang tersebut.

Di film-film, Cleopatra selalu digambarkan sebagai perempuan yang cantik. Namun dalam koin peninggalan Romawi Kuno, Cleopatra digambarkan sebagai perempuan dengan hidung bengkok, dagu menonjol, bibir tipis, dan fitur wajah yang besar.

Meski begitu, ratu Mesir ini dikenal sebagai perempuan yang cerdas. Cleopatra sebenarnya seorang Yunani, tapi dia fasih berbicara bahasa Mesir, Arab, Ibrani, dan beberapa bahasa lain sama lancarnya ketika dia bicara dengan bahasa ibunya.

Bukan hanya itu, Cleopatra adalah ahli matematika, filsafat, kimia, dan sangat bijak jika berhubungan dengan negaranya.

Hieroglif merupakan sistem penulisan yang digunakan oleh bangsa Mesir Kuno selama 3.000 tahun. Berbeda dengan bahasa Indonesia atau bahasa lain yang digunakan oleh penduduk dunia saat ini, hieroglif menggunakan gambar dan huruf dalam setiap kalimatnya.

Sayangnya, setelah 3.000 tahun digunakan, lama-lama sistem penulisan ini mulai punah. Sehingga ketika para ahli menemukan prasasti peninggalan masyarakat Mesir Kuno, mereka kebingungan.

Berawal dari kebingungan inilah, muncul desas-desus bahwa tulisan hieroglif adalah kode rahasia, mengandung kutukan, bahkan merupakan mantra magis.

Kenyataannya, gambar dalam hieroglif hanyalah gambar biasa. Orang Mesir Kuno menggambarnya hanya untuk objek yang mereka maksudkan.

Kalau kamu pernah berkunjung ke piramida yang jadi makam para raja Mesir, kamu akan tahu bahwa makam-makam itu dipersiapkan dengan sangat baik. Lucunya, hal itu membuat mitos aneh bermunculan, salah satunya menyebutkan bahwa orang Mesir Kuno terobsesi dengan kematian.

Saking terobsesinya, mereka sampai mempersiapkan makam yang bagus untuk dirinya sendiri. Padahal kenyataannya, justru sebaliknya. Orang Mesir Kuno justru sangat terobsesi dengan kehidupan. Sayangnya, harapan hidup orang Mesir Kuno saat itu hanya 40 tahun.

Meski termasuk singkat, orang Mesir Kuno percaya jika orang yang meninggal akan melanjutkan hidupnya di akhirat. Untuk memastikan almarhum dapat hidup dengan baik, keluarga yang ditinggalkan berusaha mempersiapkan segalanya, termasuk pemakaman yang layak.

Selain mitos tentang piramida, kamu mungkin juga pernah mendengar mitos bahwa makam para raja Mesir Kuno atau Firaun menyimpan kutukan. Semua berawal dari tahun 1923, ketika sebuah tim ekspedisi asal Inggris berhasil menemukan makam Raja Tutankhamun.

Dua bulan setelah penemuan itu, salah seorang anggota tim ekspedisi meninggal dunia. Desas-desus yang beredar menyebutkan bahwa dia dikutuk karena telah berani mendatangi makam sang raja.

Walaupun kedengarannya meyakinkan, tapi kutukan di makam raja Mesir Kuno sebenarnya hanya mitos yang tidak masuk akal. Makam para raja tidak dikutuk, dan kematian anggota tim ekspedisi itu tidak lebih dari kebetulan biasa.

Sesuatu tentang peradaban kuno memang selalu misterius dan menimbulkan rasa penasaran. Tapi kita juga tidak boleh sembarangan mempercayai cerita yang beredar.