7 Fakta Euphorbia Caducifolia, Memiliki Getah Mirip Susu yang Beracun!

- Euphorbia Caducifolia tumbuh subur di daerah kering, seperti gurun dan tanah tandus di India barat.
- Bentuknya berupa semak besar berduri, dengan kemampuan menyimpan air dan bunga kekuningan yang penting untuk reproduksi.
- Mengeluarkan getah putih mirip susu yang beracun, sering dijadikan pagar hidup dan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem lokal.
Di tengah kerasnya alam gurun dan tanah berbatu, ada satu jenis tanaman yang justru mampu tumbuh subur dan menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat lokal, yaitu Euphorbia caducifolia. Tanaman ini bukan hanya unik dari segi fisik, tetapi juga menyimpan beragam manfaat dan adaptasi luar biasa terhadap lingkungan ekstrem.
Dengan kemampuannya bertahan di suhu tinggi dan curah hujan rendah, tanaman ini menjadi contoh sempurna bagaimana alam menciptakan kehidupan yang tangguh. Di India, terutama wilayah Rajasthan dan Gujarat, tanaman ini bahkan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat desa. Keunikan lainnya adalah getah putih mirip susu yang beracun, serta batang berduri yang kerap kali dijadikan pagar alami. Ingin mengetahui informasi lebih banyak terkait Euphorbia caducifolia? Yukk, simak 6 faktanya di bawah!
1. Tumbuh subur di daerah kering

Dilansir laman iNaturalist, Euphorbia caducifolia tumbuh subur di daerah kering dan semi-kering, seperti gurun, tanah tandus berbatu, serta padang semak di wilayah India bagian barat. Tanaman ini dapat ditemukan secara alami di negara bagian Rajasthan dan Gujarat, terutama di kawasan Aravalli Hills dan Kutch, yang dikenal memiliki iklim panas dengan curah hujan rendah.
Lingkungan seperti ini biasanya tidak mendukung banyak jenis tanaman, namun Euphorbia caducifolia justru tumbuh lebat dan mendominasi. Ia tumbuh di tanah berpasir, berbatu, dan bahkan di lahan yang miskin unsur hara.
Selain itu, tanaman ini juga mampu tumbuh hingga ketinggian 900 meter di atas permukaan laut. Karena kemampuannya ini, Euphorbia caducifolia sering digunakan dalam proyek penghijauan di lahan kritis dan untuk mencegah erosi.
2. Berbentuk seperti semak yang besar dan tinggi

Secara fisik, Euphorbia caducifolia tampil sebagai semak besar yang bercabang banyak dan berduri, dengan batang-batang hijau berbentuk segi enam atau segi delapan. Batangnya tebal, berwarna hijau cerah, dan dapat menyimpan air, mirip dengan kaktus, meskipun secara ilmiah bukan anggota keluarga kaktus. Daunnya kecil, berwarna hijau muda, dan mudah rontok terutama di musim kering, sesuai dengan namanya "caducifolia" yang berarti "berdaun gugur".
Dilansir laman LLIFLE, tanaman ini dapat tumbuh setinggi 3 hingga 4 meter, membentuk semak rapat yang menyerupai pagar alami. Permukaan batangnya terkadang dilapisi lilin alami yang membantu mengurangi penguapan air. Bunganya kecil dan berwarna kekuningan, tumbuh di ketiak batang dan sering kali muncul di musim semi. Meskipun tidak mencolok, bunga ini merupakan bagian penting dari proses reproduksi dan juga menarik perhatian serangga penyerbuk.
3. Memiliki kemampuan menyimpan air

Dilansir lama LLIFLE, sebagai tanaman sukulen, Euphorbia caducifolia memiliki kemampuan menyimpan air di jaringan batangnya untuk bertahan hidup dalam kondisi kekeringan ekstrem. Adaptasi ini sangat penting karena habitat aslinya memiliki suhu tinggi dan curah hujan yang tidak menentu.
Bentuk batang yang bersegi dan tebal memungkinkan efisiensi dalam penyimpanan air serta meminimalkan area permukaan yang terpapar langsung ke matahari. Daunnya yang kecil dan mudah gugur juga berperan dalam mengurangi penguapan, sehingga menghemat air.
Selain itu, tanaman ini memiliki sistem akar yang luas dan dalam, yang memungkinkannya menyerap air dari lapisan tanah yang lebih dalam. Pertumbuhannya pun yang tidak tergantung pada banyak unsur hara, menjadikannya tangguh di tanah yang miskin nutrisi.
4. Dapat mengeluarkan getah putih mirip susu yang beracun

Dilansir laman GBIF, salah satu ciri paling khas dari Euphorbia caducifolia adalah getah putih susu yang keluar saat batang atau bagian tanamannya terluka. Getah ini sebenarnya adalah lateks beracun yang berfungsi sebagai pertahanan alami terhadap predator dan gangguan eksternal.
Kandungan senyawa kimia seperti diterpen dan ester di dalam getahnya dapat menyebabkan iritasi kulit, mata, dan saluran pernapasan jika terpapar. Dalam beberapa kasus, kontak langsung dengan getah ini bisa menyebabkan reaksi alergi yang cukup parah, seperti ruam atau pembengkakan. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk menggunakan sarung tangan saat menangani tanaman ini.
Meskipun beracun, getah ini juga menjadi sumber perhatian para peneliti karena memiliki potensi senyawa bioaktif yang dapat dikembangkan untuk pengobatan. Namun, penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati dan berdasarkan pengolahan ilmiah yang tepat.
5. Sering dijadikan pagar hidup berduri di desa India

Melansir laman LIFFLE, di berbagai desa di wilayah Rajasthan dan Gujarat, Euphorbia caducifolia sering dimanfaatkan sebagai pagar hidup karena batangnya yang berduri, rapat, dan sulit ditembus. Tanaman ini ditanam mengelilingi lahan pertanian, rumah, atau area ternak untuk melindungi dari hewan liar maupun pencuri.
Penggunaannya sebagai pagar hidup sangat efektif karena tanaman ini tidak memerlukan banyak perawatan, dapat tumbuh cepat, dan tahan terhadap kondisi cuaca ekstrem. Selain itu, duri-durinya yang tajam berfungsi sebagai penghalang fisik yang sangat efektif.
Berbeda dengan pagar dari kayu atau logam, pagar tanaman ini juga memberikan manfaat tambahan berupa konservasi tanah dan mencegah erosi. Bentuknya yang menyatu dengan lingkungan menjadikan pagar ini lebih ramah lingkungan dan murah dibandingkan pagar buatan.
6. Berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem

Dilansir laman MedCrave Online, meski tumbuh di lingkungan yang tampak tandus dan keras, Euphorbia caducifolia justru memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem lokal. Struktur semaknya yang rapat memberikan tempat berlindung bagi berbagai jenis hewan kecil seperti kadal, ular gurun, burung kecil, hingga serangga. Beberapa jenis lebah dan kupu-kupu diketahui mengunjungi bunga kecil tanaman ini untuk menghisap nektar, sehingga membantu proses penyerbukan.
Tanaman ini juga berperan sebagai pelindung alami tanah dari erosi, terutama di area miring atau berbatu. Hal ini karena akarnya yang mampu menahan tanah agar tidak mudah terkikis.
Di musim kemarau, saat sebagian besar tanaman lain mati atau meranggas, Euphorbia caducifolia tetap tegak berdiri dan menyediakan naungan dari panas ekstrem bagi organisme di sekitarnya.
7. Sering dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional

Meskipun memiliki getah yang beracun, Euphorbia caducifolia telah lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional, khususnya dalam praktik Ayurveda di India. Getahnya, setelah melalui proses pengolahan yang hati-hati, dipercaya memiliki khasiat sebagai purgatif atau pencahar kuat, serta digunakan untuk mengobati kondisi seperti luka luar, infeksi kulit, dan bahkan penyakit parasit.
Namun penggunaannya tidak boleh sembarangan, karena senyawa aktif dalam tanaman ini sangat kuat dan bisa berbahaya bila salah dosis. Beberapa komunitas juga menggunakan ekstrak batangnya untuk mengatasi gangguan pencernaan dan sebagai bahan antiseptik tradisional. Selain itu, daunnya yang kecil kadang dipakai dalam ramuan herbal meskipun tidak seumum bagian getah dan batang.
Melihat berbagai fakta tentang Euphorbia caducifolia, kita bisa memahami betapa luar biasanya kemampuan tanaman ini untuk bertahan dan memberi manfaat dalam kondisi lingkungan yang keras. Dari habitat gurun yang gersang hingga perannya sebagai pagar hidup yang melindungi, tanaman ini menunjukkan bahwa alam punya cara tersendiri untuk menciptakan solusi. Meskipun beracun, bagian-bagiannya juga menyimpan potensi untuk digunakan dalam dunia medis dan pengobatan tradisional. Keberadaannya bukan hanya penting bagi manusia, tapi juga bagi ekosistem yang ada di sekitarnya.