Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Fakta Mauna Loa, Gunung Berapi Raksasa yang Pernah Dibom AS

potret lava pijar Mauna Loa memancar dari retakan di permukaan tanah, diiringi kepulan asap putih
potret lava pijar Mauna Loa memancar dari retakan di permukaan tanah, diiringi kepulan asap putih tebal (K. Lynn, Public Domain, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Mauna Loa adalah gunung berapi aktif terbesar di dunia dengan volume mencapai 75.000 kilometer kubik dan menutupi sekitar 51% daratan Big Island.
  • Puncak Mauna Loa lebih tinggi dari Gunung Everest jika diukur dari dasar laut, menjadikannya salah satu gunung tertinggi di dunia secara keseluruhan.
  • Letusan Mauna Loa memiliki karakteristik aliran lava yang cepat dan masif, pernah mengancam kota Hilo dan bisa dimulai dari tiga area utama.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mauna Loa, sebuah nama yang mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, namun bagi penduduk Hawaii dan para ahli vulkanologi, nama ini sarat dengan kekuatan dan keagungan. Gunung raksasa ini kembali menjadi sorotan dunia ketika erupsi pada akhir tahun 2022 setelah tidur panjang selama 38 tahun, memuntahkan lava pijar yang memukau sekaligus menegangkan. Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa di balik keindahan tropis Hawaii, tersimpan kekuatan alam dahsyat yang sewaktu-waktu bisa unjuk gigi.

Terletak di Big Island of Hawaii, Mauna Loa bukan sekadar gunung berapi biasa. Ia adalah bagian tak terpisahkan dari taman nasional Hawaii Volcanoes National Park dan telah membentuk lanskap pulau selama ratusan ribu tahun. Keberadaannya yang masif tidak hanya mendominasi geografi pulau, tetapi juga memengaruhi kehidupan dan budaya masyarakat setempat, menjadikannya salah satu keajaiban alam paling menakjubkan sekaligus berbahaya di planet ini.

1. Mauna Loa menyandang status gunung berapi aktif terbesar di dunia

potret bentuk perisai Mauna Loa
potret bentuk perisai Mauna Loa (International Gemini Observatory/NSF’s NOIRLab/AURA/J. Pollard, CC BY 4.0, via Wikimedia Commons)

Bicara soal ukuran, Mauna Loa benar-benar juara. Namanya sendiri, dalam bahasa Hawaii, berarti "Gunung Panjang", sebuah deskripsi yang sangat pas untuknya. Gunung ini menutupi sekitar 51% daratan Big Island, menjadikannya fitur geografis paling dominan di sana. Saking besarnya, daratan yang dicakup oleh Mauna Loa hampir setara dengan dua kali gabungan semua pulau Hawaii lainnya.

Secara volume, Mauna Loa adalah gunung berapi aktif terbesar di Bumi. Volumenya diperkirakan mencapai 75.000 kilometer kubik, sebuah angka yang sulit untuk dibayangkan. Sebagai perbandingan, gunung ini jauh lebih besar dari gabungan seluruh pegunungan Sierra Nevada di California. Beratnya yang luar biasa bahkan membuat dasar samudra di bawahnya melengkung.

2. Puncaknya lebih tinggi dari Gunung Everest jika diukur dari dasar laut

potret puncak Mauna Loa terlihat landai dan diselimuti salju tipis di atas pemukiman padat dan laut
potret puncak Mauna Loa terlihat landai dan diselimuti salju tipis di atas pemukiman padat dan laut (Kaleodu, CC0, via Wikimedia Commons)

Meskipun puncak Mauna Loa "hanya" mencapai 4.170 meter di atas permukaan laut, angka ini menyembunyikan fakta yang jauh lebih menakjubkan. Jika diukur dari dasarnya di dasar Samudra Pasifik, tinggi total Mauna Loa mencapai lebih dari 9.000 meter, bahkan melampaui ketinggian Gunung Everest. Ini menjadikannya salah satu gunung tertinggi di dunia secara keseluruhan.

Struktur Mauna Loa yang menjulang dari dasar laut ini terbentuk selama ratusan ribu tahun melalui aliran lava yang tak terhitung jumlahnya. Proses inilah yang membentuknya menjadi "gunung berapi perisai" atau shield volcano. Istilah ini merujuk pada bentuknya yang lebar dengan lereng yang landai, menyerupai perisai raksasa yang diletakkan di tanah, hasil dari aliran lava basaltik yang sangat cair dan mampu menyebar jauh.

3. Letusannya punya karakteristik aliran lava yang cepat dan masif

potret aliran lava pijar yang membentuk sungai di atas bebatuan vulkanik Mauna Loa
potret aliran lava pijar yang membentuk sungai di atas bebatuan vulkanik Mauna Loa (R.W. Decker, Public Domain, via Wikimedia Commons)

Sejarah mencatat, erupsi Mauna Loa bukanlah main-main. Sejak pencatatan modern dimulai pada tahun 1843, Mauna Loa telah meletus sebanyak 34 kali. Salah satu ciri khas letusannya adalah volume lava yang sangat besar dan mengalir dengan cepat. Ini berbeda dengan gunung berapi lain yang mungkin lebih eksplosif namun dengan volume lava yang lebih kecil.

Kecepatan aliran lavanya pernah menjadi ancaman serius. Pada erupsi tahun 1950, aliran lava dari retakan di lereng barat daya gunung berhasil mencapai lautan hanya dalam waktu kurang dari tiga jam. Kecepatannya yang mencapai 9,3 kilometer per jam menunjukkan betapa berbahayanya erupsi Mauna Loa bagi area di sekitarnya. Kota Hilo, kota terbesar di Big Island, bahkan sebagian dibangun di atas aliran lava dari letusan abad ke-19 dan pernah beberapa kali nyaris terancam oleh aliran lava baru.

4. Letusan Mauna Loa bisa dimulai dari tiga area utama

potret lava pijar Mauna Loa memancar dari retakan di permukaan tanah, diiringi kepulan asap putih
potret lava pijar Mauna Loa memancar dari retakan di permukaan tanah, diiringi kepulan asap putih tebal (K. Lynn, Public Domain, via Wikimedia Commons)

Erupsi Mauna Loa biasanya tidak terjadi di satu titik saja. Para ilmuwan mengidentifikasi tiga area utama tempat letusan biasa dimulai. Pertama adalah Moku'āweoweo, sebuah kaldera atau depresi besar berbentuk oval di puncak gunung. Sekitar setengah dari total erupsi yang tercatat dalam sejarah dimulai dan berakhir di area puncak ini.

Dua area lainnya adalah zona retakan, satu di arah timur laut dan satu lagi di barat daya. Zona ini adalah area di mana badan gunung merenggang, memungkinkan magma untuk naik ke permukaan melalui serangkaian celah. Hampir semua erupsi yang mengancam pemukiman penduduk berasal dari kedua zona retakan ini, seperti yang terjadi pada tahun 1984 saat aliran lava mendekati kota Hilo dari zona timur laut.

5. Usianya tergolong muda dalam skala waktu geologis

potret Mauna Loa dan Mauna Kea dari satelit
potret Mauna Loa (selatan) dan Mauna Kea (utara) dari satelit (Public Domain, via WIkimedia Commons)

Meskipun ukurannya raksasa, Mauna Loa tergolong "muda" untuk sebuah gunung berapi. Para geolog memperkirakan bahwa Mauna Loa mulai terbentuk antara 600.000 hingga 1 juta tahun yang lalu. Gunung ini baru muncul di atas permukaan laut sekitar 400.000 tahun yang lalu. Sebagai perbandingan, aktivitas vulkanik di Pulau Kauai, salah satu pulau tertua di Hawaii, telah berhenti sejak hampir 4 juta tahun lalu.

Pembentukan Mauna Loa dan seluruh rantai kepulauan Hawaii adalah hasil dari titik panas magma di bawah Lempeng Pasifik. Ketika lempeng ini perlahan bergerak ke arah barat laut, titik panas yang relatif diam ini terus-menerus menciptakan gunung berapi baru. Dalam waktu 500.000 hingga satu juta tahun dari sekarang, pergerakan lempeng ini kemungkinan akan membawa Mauna Loa menjauh dari titik panas, dan pada akhirnya membuatnya menjadi gunung berapi yang tidak aktif lagi.

6. Sempat tertidur paling lama dalam sejarah modern

Observatorium Mauna Loa
Observatorium Mauna Loa (NOAA Research cover image, Public Domain, via WIkimedia Commons)

Periode tenang terpanjang Mauna Loa yang pernah tercatat dalam sejarah modern adalah selama 38 tahun, yaitu antara erupsi tahun 1984 dan 2022. Sebelum tahun 1950, Mauna Loa jauh lebih aktif, dengan rata-rata erupsi terjadi setiap 3,5 tahun sekali. Namun, setelah itu, frekuensinya menurun drastis, dengan hanya tiga erupsi yang terjadi: 1975, 1984, dan yang terbaru pada 2022.

Masa "tidur" yang panjang ini tidak berarti gunung ini sepenuhnya diam. Para ilmuwan di Hawaiian Volcano Observatory (HVO) terus memantaunya selama 24 jam sehari. Sebelum erupsi 2022, mereka telah mendeteksi peningkatan aktivitas seismik atau gempa bumi dan inflasi atau penggembungan pada tubuh gunung. Ini adalah tanda-tanda jelas bahwa magma sedang bergerak dan terakumulasi di bawah permukaan, bersiap untuk erupsi berikutnya.

7. Ancaman letusannya pernah coba dihentikan dengan bom

ilustrasi gunung meletus
ilustrasi gunung meletus (pixabay.com/Gylfi Gylfason)

Upaya manusia untuk mengendalikan kekuatan alam terkadang menghasilkan cerita yang unik. Selama erupsi tahun 1935 dan 1942, ketika aliran lava Mauna Loa bergerak mengancam kota Hilo, militer Amerika Serikat melakukan sebuah percobaan yang tidak biasa. Mereka mencoba mengalihkan jalur aliran lava dengan cara menjatuhkan bom dari pesawat.

Tujuannya adalah untuk menghancurkan dinding saluran lava, dengan harapan lava akan menyebar ke samping dan memperlambat laju alirannya ke arah kota. Dilansir Encyclopaedia Britannica, upaya ini dilaporkan sebagian berhasil, meskipun efektivitasnya masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan. Peristiwa ini menjadi salah satu contoh paling awal dari upaya intervensi manusia dalam skala besar terhadap aliran lava aktif.

Mauna Loa adalah bukti nyata dari kekuatan, keindahan, dan potensi bahaya yang ada di planet kita. Sebagai raksasa yang agung, ia akan terus membentuk Pulau Hawaii dan mengingatkan kita akan dinamika Bumi yang tak pernah berhenti.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Menarik Laut Kara, Perairan Dingin yang Kaya Cadangan Gas Alam

17 Des 2025, 14:49 WIBScience