7 Fakta Unik Puppid Velid yang Buktikan Langit Punya Rahasia, Jangan Remehkan!

- Puppid-Velid muncul di langit selatan setiap awal Desember, namun sering kali tidak disadari oleh banyak orang.
- Dengan ZHR hanya sekitar 10 meteor per jam, Puppid-Velid bukan bintang utama di kalender astronomi, tapi setiap meteor yang muncul terasa jauh lebih memorable.
- Meteor Puppid-Velid bergerak dengan kecepatan sekitar 40 km/detik dan berasal dari dua rasi sekaligus, yaitu Puppis dan Vela.
Akhir tahun bukan cuma soal liburan atau cuaca hujan, tapi juga saat terbaik buat menengok langit dan berharap melihat sesuatu yang takbiasa. Salah satu tamu langit yang paling misterius adalah hujan meteor Puppid-Velid; hujan meteor yang konon, banyak penggemar astronomi kasual belum pernah dengar namanya. Padahal, setiap Desember, hujan meteor ini diam-diam muncul, melintas di langit selatan, dan meninggalkan jejak cahaya halus yang cuma bisa dinikmati orang-orang yang benar-benar peduli sama langit malam.
Fenomena ini bukan hujan meteor ‘rame-rame’ seperti Geminid. Puppid-Velid itu low-profile, misterius, dan penuh tanda tanya. Kecepatannya sedang, radiasi luas, sumbernya 'belum' jelas, jumlah meteornya sedikit, tapi justru itu yang bikin para pemburu langit penasaran. Nah, berikut fakta paling gokil dan jarang dibahas tentang Puppid-Velid!
1. Selalu datang awal Desember, tapi banyak yang nggak nyadar

Setiap 1—15 Desember, Puppid-Velid ‘pulang kampung’ ke langit selatan. Fenomena ini terjadwal rapi setiap tahun, tapi anehnya, hampir nggak ada orang yang membicarakannya. Data In-The-Sky.org menunjukkan konsistensi aktivitasnya, tapi publik tetap sibuk menunggu fenomena yang lebih heboh seperti Geminid.
Padahal, fenomena low-profile seperti ini sering kali punya keunikan yang justru lebih menarik buat pengamat yang teliti. Puppid-Velid hadir dengan cara yang sederhana; tanpa ledakan cahaya, tanpa gegap gempita, tapi tetap menyimpan keindahan tersendiri.
Kalau kamu tipe yang suka hal-hal sunyi, hujan meteor ini cocok banget. Ia bukan tipe bintang jatuh yang ramai, melainkan yang muncul pelan, seolah hanya ingin ‘ngetok pintu’ malam tanpa ganggu siapapun.
2. ZHR rendah, cuma sekitar 10 meteor per jam

Dengan zenithal hourly rate (ZHR) hanya sekitar 10 meteor/jam, Puppid-Velid memang bukan bintang utama di kalender astronomi. Data The Sky Live menegaskan betapa minimnya intensitas hujan meteor ini. Namun, justru karena jumlahnya sedikit, setiap meteor yang muncul terasa jauh lebih memorable.
Kamu bakal nunggu lama, tapi begitu satu garis cahaya melintas, rasanya kayak ada keajaiban kecil yang jatuh tepat di depan mata. Setiap meteor jadi semacam ‘hadiah langit’ yang nggak bisa ditebak kapan keluarnya.
Fenomena langka seperti ini juga bikin kamu lebih menghargai proses memandang langit. Bukan cuma soal ‘berapa meteor yang terlihat’, tapi juga pengalaman hening, kontemplatif, dan personal.
3. Melaju dengan kecepatan yang standar, 40 km per detik

Menurut StarWalk.space, meteor Puppid-Velid bergerak di kecepatan sekitar 40 km/detik. Kecepatan ini berada di tengah-tengah antara hujan meteor super cepat dan super lambat. Itulah kenapa meteor-meteornya punya visual yang cukup ideal—nggak terlalu cepat hilang, tapi juga nggak terlalu lama sampai menghilangkan kejutan.
Kecepatan ini menciptakan kilatan cahaya yang pas untuk dipotret, terutama buat kamu yang suka fotografi malam. Cahayanya biasanya halus, tipis, tapi tetap jelas saat melintas di langit gelap.
Karena kecepatan ini juga, Puppid-Velid sering dianggap cocok untuk pemula yang mau belajar memotret meteor. Kamu cuma tinggal sabar, fokus ke arah radian, dan berharap hoki muncul pada momen tepat.
4. Berasal dari dua rasi sekaligus, yaitu Puppis dan Vela

Nggak banyak hujan meteor yang punya radiasi ganda, dan Puppid-Velid adalah salah satu yang punya ‘dua rumah’ rasi—Puppis dan Vela. Menurut laporan Astronomical Society of Southern Africa, area radiasi ini cukup lebar dan berada di langit selatan, membuat meteor-meteornya terlihat sedikit menyebar.
Ini berarti saat kamu mengamatinya, kamu nggak harus terpaku pada satu titik. Cukup arahkan pandangan ke area langit selatan dan biarkan matamu menangkap jejak cahaya yang lewat secara acak.
Puppis dan Vela sendiri adalah rasi yang jarang disorot di populasi umum, sehingga fenomena ini secara tidak langsung juga mengajak kita mengenal langit bagian selatan lebih dalam.
5. Cuma bisa maksimal dilihat dari belahan bumi selatan

Hujan meteor ini adalah ‘anak manja langit selatan’. Australian Journal of Physics mencatat bahwa hanya pengamat di selatan yang bisa menikmati puncaknya secara maksimal. Untungnya Indonesia masih cukup strategis karena posisinya dekat ekuator, sehingga banyak daerah tetap bisa melihatnya.
Kalau kamu tinggal di daerah seperti Bali, NTT, Maluku, atau Papua, peluangmu jauh lebih besar. Kota-kota, seperti Kupang atau Ambon bahkan punya langit selatan yang jauh lebih terbuka dibanding kota-kota besar.
Sebaliknya, negara-negara di Eropa, Kanada, atau Rusia? Maaf banget, mereka cuma bisa ngelus dada karena radian Puppid-Velid bahkan nggak nongol dari horizon mereka.
6. Asal-usulnya masih misterius, induk debunya belum ketahuan

Ini dia bagian paling menarik. Sampai sekarang, belum ada yang tahu pasti siapa ‘orang tua’ dari Puppid-Velid. Menurut British Astronomical Association, belum ada komet atau asteroid yang terbukti sebagai induknya.
Padahal, hampir semua hujan meteor besar punya induk yang sudah dipastikan. Perseid punya komet Swift-Tuttle. Leonid punya Tempel-Tuttle. Taurid punya kompleks Encke. Tapi Puppid–Velid? Kosong. Misterius. Diam.
Fenomena ini bikin Puppid-Velid seperti karakter utama anime yang belum dikasih backstory. Setiap tahun muncul, tapi identitas lengkapnya masih tersembunyi.
7. Terdiri dari banyak sub-stream, bahkan bisa sampai 10

Menurut International Meteor Organization, Puppid-Velid memiliki hingga 10 sub-stream berbeda. Ini adalah jumlah yang termasuk banyak untuk ukuran satu hujan meteor. Sub-stream ini terdiri dari partikel-partikel debu yang jalurnya tidak sepenuhnya sama, namun semuanya mengarah ke area radiasi yang mirip.
Sub-stream inilah yang membuat meteor Puppid–Velid terkadang terlihat random atau berubah-ubah intensitasnya tiap tahun. Kadang satu sub-stream aktif, kadang yang lain.
Fenomena multilayer seperti ini menjadikannya salah satu hujan meteor paling kompleks dalam kalender astronomi. Ini bukan cuma hujan meteor, tapi lebih kayak ‘orkestra debu kosmik’ yang memainkan harmoni diam-diam di langit malam.
Di balik tampilannya yang tenang dan jumlah meteornya yang sedikit, Puppid-Velid menyimpan misteri yang belum selesai. Mulai dari induk debu yang belum ketahuan, sampai struktur sub-stream yang rumit, hujan meteor ini seperti puzzle kosmik yang terus mengajak kita menebak-nebak maknanya.
Kalau kamu mau pengalaman mengamati langit yang lebih intim, lebih personal, dan nggak terlalu ramai, Puppid-Velid adalah pilihan sempurna. Fenomena ini mungkin nggak heboh, tapi punya daya pikat yang halus—kayak bisikan kecil di tengah malam.

















