7 Hewan Gemas dan Imut yang Diam-diam Buas Banget

- Slow loris, primata berbisa dengan mata besar dan gerakan lambat
- Platipus jantan, kombinasi unik antara "boneka air" dan "senjata kimia biologis"
- Panda, ikon imut dengan kekuatan gigitan hingga 292 psi
Kalau melihat hewan dengan mata bulat besar, bulu halus, atau tingkah polos, pasti banyak dari kita yang spontan berkata, “Aduh, gemas banget!”. Tapi jangan terkecoh. Beberapa hewan yang tampak jinak ternyata menyimpan sisi buas, bahkan berbahaya untuk manusia.
Dalam dunia sains, fenomena ini disebut aposematisme terselubung, di mana penampilan tidak selalu mencerminkan kemampuan bertahan hidup yang sebenarnya. Nah, inilah daftar hewan yang sering dianggap imut, tapi bisa bikin celaka kalau kita salah mendekat!
1. Slow Loris, si boneka bermata besar yang berbisa

Slow loris sering dianggap sebagai salah satu primata paling lucu di dunia. Matanya bulat besar, wajahnya tampak polos, dan gerakannya lambat seperti bayi mengantuk. Tak heran banyak orang tergoda menjadikannya peliharaan.
Namun, faktanya, slow loris adalah satu-satunya primata berbisa. Menurut publikasi ilmiah dari Current Biology, racun tersebut berasal dari kelenjar di lengannya. Saat merasa terancam, ia akan menjilat kelenjar itu lalu menggigit mangsanya. Gigitan ini bisa menimbulkan reaksi alergi parah hingga anafilaksis pada manusia.
Di habitat aslinya di Asia Tenggara, slow loris juga dilaporkan menggunakan racun ini untuk melindungi anaknya. Jadi, jangan terkecoh dengan wajahnya yang gemas—hewan ini sejatinya punya “senjata rahasia” yang mematikan.
2. Platipus jantan, lucu tapi punya taji beracun

Platipus sering masuk daftar hewan paling aneh di dunia. Tubuhnya berbulu seperti berang-berang, kakinya berselaput, dan moncongnya seperti bebek. Dari luar, ia terlihat seperti karakter kartun yang tak berbahaya.
Namun, platipus jantan punya taji di kaki belakang yang dapat menyuntikkan racun. Menurut laporan dari Australian Museum, sengatan racun platipus ternyata dapat menyebabkan rasa sakit yang luar biasa, bahkan tidak mempan diredakan dengan morfin.
Jadi, meski kelihatan konyol dan lucu, platipus adalah kombinasi unik antara “boneka air” dan “senjata kimia biologis”. Hewan ini bukti bahwa jangan pernah menilai isi racun dari bentuk hidungnya.
3. Panda, ikon imut yang bisa menggigit dengan brutal

Panda raksasa sudah lama jadi ikon imut dunia satwa. Dengan tubuh gembul, wajah bulat, dan kebiasaan malas makan bambu, mereka seolah tidak berbahaya sama sekali. Banyak orang membayangkan panda sebagai “beruang boneka hidup”.
Namun, realitanya, panda tetaplah beruang. Bahkan, International Journal of Clinical and Experimental Medicine pernah merilis bahwa panda punya kekuatan gigitan hingga 292 psi (pound per square inch), cukup kuat untuk mematahkan bambu keras maupun melukai manusia.
Meski jarang menyerang, panda bisa agresif jika merasa terpojok. Jadi, jangan terlalu percaya bahwa hewan ini hanya “gemas”—ingat, di balik bulu hitam-putihnya, ia tetap predator oportunis.
4. Koala, ramah dipeluk tapi bisa jadi agresif

Koala sering dipromosikan sebagai hewan khas Australia yang paling menggemaskan. Dengan tubuh mungil, telinga berbulu, dan wajah polos, hewan ini terlihat seperti boneka Teddy Bear hidup. Banyak turis bahkan tergoda untuk memeluknya.
Namun, menurut Australian Koala Foundation, koala bisa sangat agresif bila merasa stres atau terganggu. Mereka memiliki cakar panjang yang tajam, mampu melukai kulit manusia dengan mudah. Selain itu, sebagian besar koala liar juga membawa bakteri Chlamydia pecorum, yang bisa menular melalui gigitan atau cakaran.
Jadi, meskipun tampak seperti teman pelukan yang ideal, koala sebenarnya lebih cocok dipandang dari jauh daripada didekati.
5. Sigung, wajah polos tapi senjata bau yang mematikan

Sekilas, sigung (skunk) terlihat seperti hewan mungil dengan bulu tebal dan ekor fluffy. Tingkahnya yang berjalan pelan juga membuatnya terlihat tidak berbahaya. Tapi jangan salah—sigung punya senjata kimia yang membuat predator berpikir dua kali.
Sigung bisa menyemprotkan cairan berbau menyengat dari kelenjar analnya hingga sejauh 3 meter. Berdasarkan kanal digital Smithsonian’s National Zoo and Conservation Biology Institute bahwa cairan ini mengandung senyawa sulfur yang bisa menyebabkan iritasi mata dan bau tak tertahankan selama berhari-hari.
Bisa dibilang, sigung bukan hewan yang buas dalam arti menyerang, tapi mekanisme pertahanannya begitu ekstrem hingga lebih menakutkan daripada gigitan hewan buas biasa.
6. Walrus, si kumis raksasa yang barbar

Walrus terlihat lucu dengan tubuh besar bergelambir dan kumis panjang yang khas. Banyak orang membayangkannya sebagai “paman lucu” dunia laut. Namun, kenyataannya jauh lebih menegangkan.
Menurut laman digital Marine Mammal Commision, walrus bisa memiliki bobot lebih dari 1,5 ton dan taring sepanjang 1 meter. Mereka dikenal agresif jika merasa terancam, bahkan mampu membalik perahu kecil atau melukai predator sekelas beruang kutub.
Jadi, meskipun fotonya sering viral karena ekspresi wajah kocak, jangan pernah menganggap walrus sebagai hewan santai. Ia adalah raksasa laut yang penuh kekuatan.
7. Angora rabbit, imut bak boneka tapi bisa menyerang

Kelinci angora dengan bulu super tebalnya sering dianggap hewan paling lucu dan jinak. Banyak orang bahkan memeliharanya karena terlihat seperti gumpalan awan berjalan.
Namun, kelinci pada dasarnya tetap punya insting liar. Berdasarkan warta dari House Rabbit Society, kelinci rupanya juga bisa menggigit dan mencakar dengan keras jika merasa tertekan. Angora rabbit khususnya, membutuhkan perawatan ekstra; jika tidak, mereka bisa stres dan berubah agresif.
Dengan kata lain, meskipun terlihat seperti boneka hidup, angora rabbit tetaplah makhluk dengan naluri bertahan hidup—yang siap menunjukkan “taringnya” saat terganggu.
Dari slow loris yang berbisa, panda yang bisa menggigit keras, hingga walrus yang mampu membalik perahu, semua membuktikan satu hal: jangan pernah menilai buas-tidaknya hewan dari wajah imutnya. Dalam dunia satwa, gemas bisa jadi topeng bagi kekuatan bertahan hidup yang mematikan.
Jadi, kalau kamu bertemu hewan imut di alam liar, ingatlah satu hal—lebih baik kagumi dari jauh daripada jadi korban karena terlalu percaya wajah polos.