Tidak ada orang yang tidak membaca komik di zaman sekarang. Itu dikarenakan komik sudah menyebar dalam berbagai platform. Ada yang masuk di media sosial seperti Tahi Lalats, atau Marvel dan DC yang membuat buku, ada pula yang ditunjukkan di dalam situs macam Webtoon.
Namun tahukah kalian jika komik sendiri ternyata sudah berumur sangat lama, lebih dari satu abad? Kurang lebih seperti inilah sejarah dari komik itu sendiri.
Tidak ada yang tahu secara pasti kapan kelahiran komik, namun komik dipercaya sudah ada sejak awal 1800an di Eropa dan Amerika sana. Salah satu komik yang dikenal pada abad tersebut adalah komik dari Thomas Nast yang berjudul Boss Tweed dalam bentuk komik strip, komik yang berisikan beberapa panel saja (tidak lebih dari enam panel).
Komik Nast yang hadir pada 1870an tersebut di New York dianggap berhasil menjatuhkan sebuah pemerintahan korup di masanya. Hal tersebut bisa terjadi karena beratnya kritikan dalam komik tersebut yang dibentuk dengan gaya lucu sekaligus mengenaskan.
Tetapi seiring berjalannya zaman, komik mulai memiliki cerita berkelanjutan yang tidak dapat disampaikan lewat beberapa panel saja. Ini menciptakan munculnya buku komik.
Banyak komik dipublikasikan awalnya sebagai bagian dari konten koran. Pada saat itu tidak ada orang yang bisa membaca komik jika mereka tidak membeli koran terlebih dahulu, namun seiring berkembangnya zaman komik strip tersebut mulai dikumpulkan dan mulai dicetak sendiri.
Sayang, sebagian besar komik pada abad 19 kebanyakan tidak dijadikan buku sehingga menghilang. Hanya beberapa judul saja yang berhasil bertahan hingga sekarang, seperti Tintin, Popeye dan Tarzan.
Masa-masa tersebut adalah masa platinum (1897 – 1938), masa emas (1938 – 1956), masa perak (1956 – 1970), masa perunggu (1970 – 1985), masa kegelapan (1985 – 1996) dan masa modern (1996 – sekarang).
Selalu ada ciri khas yang tampak dalam tiap masa. Sebagai contoh pada masa keemasan, kebanyakan komik menghadirkan tokoh manusia super. Terbukti dengan kehadiran Captain America hingga Superman serta superhero lainnya yang menaikkan popularitas dan penjualan komik.
Berbeda dengan masa kegelapan yang mana para pengarang mulai membuat karakter anti-hero yang memiliki pemikiran pesimistik akan kondisi dunia nyata. Masa kegelapan juga menunjukkan bagaimana industri komik memasuki masa kelam yang mana penjualan buku sangat menurun drastis.
Masa keemasan buku komik cukup memberi banyak pengaruh kepada negara lain. Salah satu contoh negaranya adalah Jepang yang di zaman sekarang komik mereka lebih dikenal sebagai manga. Berkat dampak kehadiran komik, muncullah pengarang terkenal seperti Fujiko F. Fujio, si pengarang Doraemon hingga Osamu Tezuka yang dikenal sebagai dewa manga.
Di Indonesia pun komik luar mempengaruhi pengarang lokal, menciptakan pahlawan super yang kental dengan budaya setempat. Contoh Harya Suryaminata menciptakan Gundala atau Ganes Thiar Santosa yang menggarap Si Buta dari Gua Hantu.
Membedakan komik di zaman sekarang bisa dibilang susah-susah-gampang. Itu dikarenakan komik sudah memiliki ragam genre yang bervariasi. Ada komik abstrak, komik sains fiksi, non-sains fiksi, humor, komik desain, komik teks dan sebagainya.
Itu terbukti dari kehadiran film seperti Gundala, Joker, Avengers: Endgame dan sebagainya. Sepertinya tren film adaptasi dari buku komik ini akan bertahan cukup lama. Mungkin akan bertahan 10 hingga 15 tahun ke depan.
Tetapi selain populernya hal itu, komik strip pun juga mulai banyak bermunculan, khususnya yang ada di Instagram. Kemunculan situ-situs macam Webtoon juga menambah produktivitas komik dalam ranah digital.
Di masa modern ini, komik kembali memasuki masa kebangkitan. Dipastikan akan banyak orang yang bakal mencari dan mengoleksi kembali buku-buku komik yang sudah lama. Kamu sendiri bagaimana? Komik apa yang sedang kamu baca dan paling ingin kamu baca?