Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Kuda Nil Termasuk Hewan Semi Akuatik di Dunia

ilustrasi kuda nil (pexels.com/Mike van Schoonderwalt)

Kalau ngomongin hewan yang hidup di dua alam, pasti yang pertama terlintas di pikiran adalah amfibi seperti katak. Tapi ternyata, ada juga mamalia besar yang masuk kategori semi akuatik, lho! Salah satunya adalah kuda nil atau Hippotamus amphibius. Hewan ini dikenal sebagai penghuni sungai di Afrika yang menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam air, tetapi tetap bergantung pada daratan untuk bertahan hidup. 

Sebagai salah satu mamalia terbesar di dunia, kuda nil punya adaptasi unik yang memungkinkan mereka hidup di dua lingkungan sekaligus. Mulai dari bentuk tubuh hingga kebiasaan hidupnya, semua menunjukkan bahwa mereka benar-benar dirancang untuk menjadi hewan semi akuatik. Lantas, apa saja alasan utama yang membuat kuda nil masuk dalam kategori ini? Yuk, simak ulasannya berikut ini!

1. Kuda nil menghabiskan sebagian besar waktu di air

ilustrasi kuda nil di dalam air (pexels.com/Leon Aschemann)

Hewan bertubuh besar ini suka berendam di air sepanjang hari. Hal tersebut mereka lakukan bukan tanpa alasan. Dilansir laman Taman Safari Bali, mereka menyukai air agar tetap sejuk. Bahkan mereka juga sampai tertidur di dalam air. Kemudian kuda nil juga aktif mencari makan di malam hari.

Kuda nil sebagai hewan semi akuatik juga memiliki kaki berselaput, sehingga memudahkan bergerak di dalam air. Dalam kemampuan bernapas di dalam air, kuda nil bisa nahan napas hingga lima menit. Fakta lainnya adalah kuda nil sepenuhnya bukanlah hewan perenang handal, tapi sebaliknya mereka berjalan di dalam air dan melompat-lompat dan muncul setengah badan di permukaan air.

2. Kemampuan bernapas dan beradaptasi dengan lingkungan air

ilustrasi kuda nil kemampuan bernapas dalam air dan adaptasi di air (pexels.com/Leon Aschemann)

Sebagai hewan mamalia, kuda nil bernapas menggunakan paru-paru seperti mamalia lainnya. Namun, dalam lingkungan air, ini menjadi suatu kelemahan. Perairan merupakan tempat tinggal sebagian besar hewan bernapas dengan insang, sehingga menyulitkan bagi kuda nil dalam hal bernapas menggunakan paru-paru. 

Kuda nil dan hewan semi akuatik lainnya harus naik ke permukaan air untuk bernapas. Meski begitu, kuda nil memiliki kemampuan unik untuk tetap bernapas saat di air. Kuda nil hampir menenggelamkan seluruh tubuhnya di air, berkat lubang hidungnya yang terletak tinggi di kepala dan menonjol ke atas permukaan air. Lubang hidung ini dapat tertutup rapat saat mereka menyelam. 

Adaptasi ini memungkinkan kuda nil tetap berada di air dalam waktu lama tanpa kehilangan akses udara. Dengan kemampuan menutup lubang hidung dan menahan napas, kuda nil mampu hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan air.

3. Cara bergerak yang unik di air dan darat

ilustrasi cara bergerak kuda nil di air dan darat (pexels.com/Jools Magools)

Kuda nil tidak berenang layaknya seperti ikan di air. Namun, mereka memiliki cara tersendiri dalam bergerak di air maupun di darat sebagai mamalia dan hewan semi akuatik. Kuda nil tidak bisa bernapas di dalam air. Berbeda dengan sebagian besar mamalia, tubuh mereka sangat padat sehingga tidak dapat mengapung. 

Dilansir laman National Geographic, sebagai gantinya, kuda nil berjalan atau berlari di dasar sungai. Kemudian mata dan hidung mereka yang terletak di bagian atas kepala memungkinkan mereka tetap melihat dan bernapas saat berada di dalam air. Sebagian besar waktu mereka sering tidur di dalam air pada siang hari. 

Mereka memiliki refleks bawah sadar yang memungkinkan tubuh mereka naik ke permukaan untuk bernapas tanpa harus terbangun, sehingga bisa tidur tanpa risiko tenggelam. Saat berada di darat, hewan ini memiliki adaptasi yang unik, tubuh mereka akan seperti cairan kemerahan yang berfungsi sebagai tabir surya alami. Meskipun tubuhnya besar dan padat, kuda nil lebih banyak bergerak dengan berjalan di dasar sungai daripada berenang. 

4. Pola makan yang dipengaruhi lingkungan semi akuatik

ilustrasi pola makan kuda nil dipengaruhi oleh lingkungan semi akuatik (pexels.com/Lyle Simes)

Meskipun sering menghabiskan waktu di air, kuda nil merupakan hewan herbivora yang mencari makan di daratan. Mereka sering mengonsumsi rumput sebagai makanan pokok maupun tanaman yang tumbuh di sekitar perairan. 

Saat matahari terbenam, mereka meninggalkan air untuk mencari makan, bahkan bisa mengonsumsi hingga 50 kilogram rumput setiap malam. Tidak hanya makan rumput, kuda nil juga mengonsumsi tumbuhan lain yang ada di sekitar lingkungan perairan. Mereka juga mengonsumsi buah-buahan liar yang ada di hutan, tanaman perairan, hingga dedaunan dan kulit pohon. 

5. Peran air dalam kehidupan sosial dan reproduksi

ilustrasi kuda nil (pexels.com/Bibhash Banerjee)

Dilansir laman National Geographic, kuda nil adalah hewan sosial yang hidup secara berkelompok yang disebut juga dengan kawanan atau pod. Biasanya kawanan kuda nil yang mendiami suatu perairan, terdiri dari 40 individu bahkan mencapai 200 ekor. Mereka sangat teritorial atau menandai wilayah kekuasaannya melalui tanda tumpukan kotoran.

Hal ini mereka lakukan sebagai cara berkomunikasi dengan koloni kuda nil lainnya dalam batas wilayah. Selain itu, kuda nil jantan juga memiliki kebiasaan mengibaskan ekornya beserta kotoran ke segala arah sebagai bentuk unjuk dominasi. 

Meskipun kuda nil merupakan hewan herbivora, kuda nil bisa menjadi sangat agresif dan berbahaya jika merasa terancam. Kekuatan mereka bisa berlipat ganda dan bahkan menjadi hewan paling berbahaya di Benua Afrika. Selain itu, dalam proses reproduksi, kuda nil biasanya dilakukan sebagian besar di dalam air hingga sampai proses melahirkan dan membesarkan anak. 

Sebagai salah satu hewan semi akuatik yang ada di dunia, kuda nil memiliki keseimbangan antara kehidupan di air dan darat. Hewan semi akuatik ini menjadikan perairan sebagai tempat kehidupan, namun tetap bergantung pada daratan untuk bertahan hidup. Di sisi lain kelangsungan kehidupan mereka juga terus terancam akibat perburuan liar, jual beli satwa, hingga rusaknya habitat alami mereka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us