Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Nile Lechwe, Hewan yang Hidup di Dataran Lembah Sungai Nil

nile lechwe (instagram.com/marti_kona)

Nile lechwe (Kobus megaceros) merupakan spesies antelop yang dapat ditemukan di sekitar rawa atau padang rumput—yang berlokasi di dataran Lembah Sungai Nil, benua Afrika. Hewan ini memiliki ciri khas fisik bertubuh ramping dan kaki yang panjang. Ciri ini memudahkan mereka untuk bergerak di lingkungan yang berlumpur. Sementara itu, bulunya berwarna cokelat kemerahan dan perutnya sedikit lebih terang.

Nile lechwe juga dikenal memiliki tanduk yang melengkung, namun hanya dimiliki oleh jantan, dan tanduknya dapat tumbuh hingga 90 cm. Habitat alami mereka yang kaya akan vegetasi membuat mereka menjadi herbivora yang sangat bergantung pada rumput dan tanaman air sebagai sumber makanan utama. Lebih lanjut, mari simak beberapa fakta menariknya berikut ini.

1. Habitatnya berada di dataran Lembah Sungai Nil, dan pejantan dilengkapi tanduk melengkung

nile lechwe (instagram.com/kleinknechtlutz)

Nile lechwe hidup di lahan basah dan padang rumput yang terdapat di beberapa negara di Afrika Tengah. Mereka lebih suka berhabitat di lingkungan rawa dan dataran banjir, terutama di sekitar dataran Lembah Sungai Nil, yang kaya akan rumput dan memberikan banyak peluang untuk mencari makan. Secara fisik, nile lechwe memiliki tubuh ramping dan kaki panjang yang memudahkan mereka bergerak di lingkungan berair.

Bulunya cenderung berwarna cokelat kemerahan dengan pola putih di wajah dan perut. Pejantan memiliki tanduk melengkung yang dapat tumbuh hingga 90 cm. Hal ini juga semakin menambah kesan megah dan berfungsi untuk ritual kawin, sekaligus sebagai alat untuk bertarung demi menguasai wilayah.

Adaptasi fisik nile lechwe seperti kuku yang memanjang, memungkinkan mereka untuk bergerak dengan lincah di tanah berlumpur sambil menghindari predator. Karakteristik ini menjadikan nile lechwe sebagai hewan yang sangat menonjol dalam ekosistemnya. Keberadaan mereka di habitat yang kaya akan sumber daya menjadikan mereka bagian penting dari rantai makanan dan ekosistem yang lebih luas.

2. Punya bulu tebal yang bertekstur seperti wol

nile lechwe (instagram.com/rj_mungle)

Nile lechwe termasuk hewan yang sangat cocok dengan lingkungan lahan basah. Kuku panjang mereka telah memudahkannya untuk bergerak di tanah yang berlumpur, yang merupakan adaptasi penting untuk menghindari predator dan menjelajahi area yang sulit. Antelop ini juga memiliki bulu khusus yang tahan air. Tekstur bulunya lumayan tebal seperti wol, yang membantu mereka tetap hangat di malam hari yang dingin dan melindungi mereka dari kelembapan di lingkungannya.

Selain itu, nile lechwe memiliki sistem pencernaan yang membantunya mencerna tanaman air yang keras. Ini memberi mereka keuntungan di habitat di mana pemakan rumput lainnya mungkin kesulitan menemukan makanan. Penglihatan tajam mereka juga sangat penting untuk kelangsungan hidup, memungkinkan mereka mendeteksi ancaman dari jarak jauh dan tetap waspada terhadap bahaya yang mungkin muncul di sekitar mereka.

3. Pejantan sering melakukan pertunjukan tertentu untuk menarik perhatian betina

nile lechwe (instagram.com/rene.bildermax)

Nile lechwe biasanya hidup dalam kelompok kecil yang dipimpin oleh pejantan dominan. Struktur sosial ini untuk menjaga ketertiban dan meningkatkan peluang bertahan hidup dari ancaman predator. Saat musim kawin tiba, pejantan akan melakukan pertunjukan untuk menarik perhatian betina. Pejantan ini biasanya menghasilkan suara mendengus dan lompatan di perairan dangkal untuk menunjukkan kelincahan dan kekuatannya.

Betina biasanya memilih tempat yang terpencil dalam kelompok untuk melahirkan. Setelah masa kehamilan sekitar tujuh bulan, betina biasanya melahirkan satu anak. Induk nile lechwe sangat protektif, namun tetap dapat mengasuh anaknya dengan baik. Dalam tahap ini, sang induk biasanya mengajari anaknya keterampilan bertahan hidup.

Seiring waktu, ikatan sosial di antara anggota kelompok semakin kuat melalui perilaku saling merawat. Interaksi ini dapat memperkuat hubungan antar-anggota dan membantu mengendalikan parasit, yang akan memengaruhi kesehatan seluruh anggota kelompok.

4. Kukunya dilengkapi selaput yang memudahkannya untuk berenang, dan mampu melompat setinggi 2 meter

nile lechwe (instagram.com/marti_kona)

Nile lechwe memiliki keunikan yang tidak hanya terlihat dari penampilan fisiknya saja. Salah satu hal menarik pada hewan ini adalah kuku berselaput yang dimilikinya. Bagian ini telah menjadikan mereka sebagai perenang yang sangat terampil. Adaptasi ini memungkinkan mereka untuk menjelajahi lahan basah di mana mereka berkembang biak secara lebih efisien.

Selain itu, bobot tubuh pejantan dapat mencapai 90 kg. Warna bulu mereka juga bervariasi, dengan jantan memiliki warna cokelat kemerahan; dan betina memiliki warna yang lebih terang—yang membantu mereka berkamuflase di habitat rawa. Selama musim kawin, pejantan kerap melakukan pertunjukan rumit untuk menarik perhatian betina. Para pejantan melakukannya dengan cara melompat dan menghasilkan suara yang menunjukkan kekuatan dan vitalitasnya.

Kemampuan melompat mereka sangat mengesankan, mampu melompat setinggi 2 meter. Kelincahan ini adalah cara untuk menarik perhatian betina, dan sekaligus berfungsi sebagai strategi untuk melarikan diri dari predator yang mengintai di sekitar mereka.

5. Terdapat cagar alam yang dirancang khusus untuk melindungi populasi nile lechwe

nile lechwe (instagram.com/stayasante)

Upaya pelestarian populasi nile lechwe sangat penting mengingat habitat mereka yang kini terancam oleh banyak faktor. Kerusakan lahan basah akibat aktivitas manusia menjadi tantangan besar bagi kelangsungan hidup spesies ini. Lembaga terkait seperti African Wildlife Foundation berkomitmen untuk melindungi spesies ini dengan fokus pada pelestarian lahan basah. Sehingga, nile lechwe akan memiliki lingkungan yang mendukung bagi pertumbuhan dan reproduksinya.

Di Zambia dan Botswana, terdapat cagar alam yang dirancang khusus untuk melindungi populasi nile lechwe. Kawasan ini berfungsi untuk mengurangi ancaman perburuan liar dan sekaligus menciptakan peluang ekowisata yang dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya konservasi.

Penelitian yang terus dilakukan oleh para ilmuwan juga berperan penting dalam memahami dinamika dan perilaku populasi nile lechwe. Sehingga pada gilirannya membantu merumuskan strategi pengelolaan secara lebih efektif guna memastikan masa depan yang aman bagi hewan ini.

Nile lechwe adalah spesies antelop yang hidup di lahan basah dan padang rumput sekitar dataran Lembah Sungai Nil. Ciri fisiknya yang khas turut membantu mereka beradaptasi di lingkungan berlumpur dan bergantung pada vegetasi sebagai sumber makanan utama.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us