Fakta Iron Dome, Sistem Pertahanan Udara Milik Israel

Mengenal teknologi pertahanan milik israel

Militer Israel memiliki sistem pertahanan udara yang canggih bernama Iron Dome. Sistem penangkal misil terkemuka di dunia bernama Kubah Besi atau Iron Dome atau Kippat Barzel (כִּפַּת בַּרְזֶל‎) tersebut ditempatkan secara strategis agar dapat melindungi wilayah Israel.

Namun pada 7 Oktober 2023 kemarin, sistem pertahanan udara canggih milik Israel tersebut akhirnya bisa ditembus oleh para pejuang Hamas. Untuk mengenal lebih jauh sistem pertahanan milik Israel tersebut, berikut beberapa fakta mengenai Iron Dome!

1. Israel mengembangkan Iron Dome pada 2007

Fakta Iron Dome, Sistem Pertahanan Udara Milik Israeliron dome Israel (Wikimedia Commons/US Embassy Tel Aviv)

Pada Perang Lebanon Kedua (Juli-Agustus 2006) antara Israel dan Lebanon, kelompok Hizbollah melontarkan hampir 4.000 roket jarak pendek tipe Katyusha ke Haifa dan wilayah utara Israel. Serangan tersebut menimbulkan korban jiwa serta mencerai-beraikan 250.000 kaum Yahudi. Diprakirakan, 1 juta rakyat Israel dipaksa berlindung.

Lalu, pada 2000 dan 2008, lebih dari 8.000 serangan udara (4.000 mortir dan 4.000 roket jenis Qassam) dikirim oleh HAMAS dari Gaza ke Israel Selatan. Karena jangkauan roket Qassam telah diperluas dengan peluncur BM-21 Grad, satu juta warga sipil terancam dalam jangkauan.

Jadi, pada Februari 2007, Menteri Pertahanan Israel saat itu, Amir Peretz (עָמִיר פֶּרֶץ) memilih proyek Iron Dome sebagai perlindungan terhadap serangan udara tersebut. Jadi, ditunjuklah Rafael Advanced Defense Systems untuk mengembangkannya. Pada 2009, Iron Dome menunjukkan hasil yang impresif.

Kemudian, AU Israel membentuk tim khusus untuk mengoperasikan Iron Dome, dan pada 2010, tes kendali Iron Dome berjalan lancar menangkal serangan udara mirip roket Katyusha dan Qassam. Pada 2011, Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak (אֵהוּד בָּרָק) mengesahkan aktivasi Iron Dome.

2. Iron Dome beroperasi pada 2012

Fakta Iron Dome, Sistem Pertahanan Udara Milik IsraelIron Dome menembakkan misil Tamir saat Operasi Tiang Pertahanan pada 2012. (wikimedia.org)

Iron Dome mulai secara resmi beroperasi pada tahun 2012. Pada Maret 2012, lebih dari 300 roket ditujukan ke Israel. Dari jumlah tersebut, 177 menimpa Israel dan 56 berhasil dicegat oleh Iron Dome.

Kemudian pada November 2012, Iron Dome berpartisipasi pada Operasi Tiang Pertahanan (עַמּוּד עָנָן). HAMAS menembakkan lebih dari 1.500 roket ke arah Israel, dan Iron Dome mencegat lebih dari 420 serangan udara dengan akurasi setinggi 85 persen! Namun, nyawa empat rakyat Israel melayang dalam insiden ini.

Pada 2014, Iron Dome juga disertakan dalam Perang Gaza atau Operasi Perlindungan Tepi (מִבְצָע צוּק אֵיתָן‎). Selama konflik 50 hari tersebut, Iron Dome menghadang 735 misil dari total hampir 4.600 serangan udara dengan akurasi 90 persen. Per akhir Oktober 2014, Iron Dome telah mencegat lebih dari 1.200 roket!

3. Fitur sistem utama Iron Dome yang mutakhir

Fakta Iron Dome, Sistem Pertahanan Udara Milik Israeliron dome Israel saat dipamerkan pada Paris Air Show 2013 (Wikimedia Commons/Tangopaso)

Iron Dome mencakup sistem counter rocket, artillery, and mortar (C-RAM) dan very short-range air defense (V-SHORAD), serta terdiri dari tiga sistem penting, yaitu radar pendeteksi, sistem manajemen pertempuran dan kendali senjata (BMC) dan unit penembakan misil (MFU).

Sistem radar pada Iron Dome dikembangkan oleh perusahaan pertahanan Israel dan anak perusahaan Israel Aerospace Industries (התעשייה האווירית לישראל), ELTA, dan Pasukan Pertahanan Israel/צבא ההגנה לישראל (IDF). Sementara, sistem BMC dikembangkan oleh perusahaan piranti lunak Israel, mPrest Systems.

Iron Dome memiliki 3-4 peluncur dengan 20 misil pencegat yang siap sedia dan akurat 85-90 persen. Iron Dome juga memiliki kemampuan pencegat peluncuran vertikal, sekering hulu ledak dan jarak dekat, peluncur seluler, dan kompatibel dengan berbagai sistem radar. Hulu ledak sistem Iron Dome membuatnya dapat menyasar serangan udara apa pun.

https://www.youtube.com/embed/l-hBP2Xrp9g

Setelah mendeteksi serangan udara dari jarak 4-70 kilometer, radar Iron Dome menghitung jalur ancaman dan menganalisis dampaknya. Jika jalur menimbulkan ancaman nyata, maka perintah pencegat ancaman udara akan dieksekusikan Iron Dome. Ancaman udara pun akan diledakkan di atas area netral.

Namun, kelemahan utama Iron Dome adalah bisa kewalahan oleh misil salvo berukuran besar. Selain itu, Iron Dome juga tidak efektif melawan misil kendali, mortir, serta misil jarak pendek.

Baca Juga: Menakjubkan, 12 Senjata Dewa Populer dari Mitologi Jepang

4. Misil pencegat Tamir yang mahal

Fakta Iron Dome, Sistem Pertahanan Udara Milik Israelmisil Tamir (Wikimedia Commons/IDF Spokesperson's Unit / CC BY-SA 3.0)

Sistem MFU Iron Dome kemudian meluncurkan rudal pencegat bernama Tamir. Tamir memiliki sirip kemudi untuk bermanuver dan dilengkapi sensor elektro-optik, sehingga bisa melihat waktu siang dan malam dan di keadaan cuaca apa pun, bereaksi secepat kilat, dan mencegat salvo.

Prakiraan biaya peluncuran Tamir mencapai US$100.000 (sekitar Rp1,4 miliar), sementara sumber lain mengatakan hanya US$50.000 (sekitar Rp712 juta). Faktanya, Tamir dituduh lebih mahal daripada roket yang ditembakkan ke Israel yang hanya ratusan atau ribuan US$ saja.

Tetapi, Rafael, selaku pengembang Tamir, membantah kalau Tamir adalah proyek yang boros. Jika dibandingkan misil MIM-104 Patriot yang seharga US$2-3 juta (Rp28-42 miliar), Tamir lebih murah hingga lebih dari 95 persen, dan lebih efektif!

5. Keterlibatan AS dalam pengembangan Iron Dome

Fakta Iron Dome, Sistem Pertahanan Udara Milik Israeliron dome (Wikimedia Commons/U.S. Embassy Tel Aviv)

Dana untuk pengembangan Iron Dome bukan hanya datang secara internal, melainkan juga datang dari salah satu sahabat Israel, Amerika Serikat. Dimulai dari ketertarikan Presiden AS ke-44, Barack Obama, AS terus mendukung pengembangan Iron Dome hingga per 2018, "Paman Sam" sudah menggelontorkan dana hingga US$1,5 miliar (Rp22 triliun)!

Selain itu, pada 2011, perusahaan pertahanan AS, Raytheon Co., mengumumkan kerja sama dengan Rafael untuk mengembangkan Iron Dome di AS. Pada Maret 2014, Raytheon juga dilibatkan dalam kontrak senilai US$149 juta (Rp2,1 triliun) untuk pengadaan suku cadang misil Tamir.

Pada 2019, AS juga mengumumkan pembelian dua unit sistem Iron Dome senilai US$373 juta (Rp5,3 triliun) dengan dua pos komando dan radar, 12 peluncur dan 480 Tamir. Pengiriman pertama sudah diselesaikan sejak September 2020, sementara pengiriman kedua berjalan sejak Januari 2021.

6. Negara-negara yang ingin beli Iron Dome Israel

Fakta Iron Dome, Sistem Pertahanan Udara Milik Israeliron dome (Flickr/nafrenkel88)

Selain AS, beberapa negara maju dunia juga tertarik untuk memasang Iron Dome sebagai sarana pencegahan serangan udara. Negara-negara tersebut adalah:

  • Azerbaijan: Negara asing pertama yang membeli Iron Dome
  • Rumania: Perusahaan kedirgantaraan Rumania, Romaero, menyetujui produksi Iron Dome pada 2018
  • India: Sempat tarik ulur, PM Israel, Benjamin Netanyahu, dan PM India, Narendra Modi, menyetujui transaksi pembelian Iron Dome senilai US$2 miliar (Rp28 triliun)
  • Negara-negara NATO: Kementerian Pertahanan Israel membicarakan penjualan Iron Dome pada negara-negara Eropa anggota NATO untuk melindungi tentara mereka yang dikirim ke Afganistan dan Irak

Korea Selatan sempat mengumumkan ketertarikannya membeli Iron Dome dari Israel pada 2011 dan 2014. Namun, pada 2017, Korea Selatan malah mengumumkan perkembangan "Iron Dome"-nya sendiri!

7. C-Dome dan masa depan Iron Dome

Selain Iron Dome, Rafael juga meluncurkan C-DomeIron Dome versi keamanan laut. C-Dome berfungsi melindungi kapal di perairan dan pesisir dari serangan balistik dan serangan langsung lainnya.

Berbeda dengan Iron DomeC-Dome dibekali tabung 10 peluru berisi misil Tamir yang diluncurkan secara vertikal dengan cakupan 360 derajat. Selain itu, C-Dome juga dilengkapi radar pengintai kapal dan bahkan dapat dipasang di kapal-kapal kecil lepas pantai hingga bor minyak dasar laut!

Rafael butuh kurang dari setahun untuk mengembangkan purwarupa sistem C-Dome. Saat ini, C-Dome digunakan di kapal korvet 6 kelas Sa'ar milik AL Israel. Pada 2016, C-Dome dikatakan berhasil mencegat salvo rudal jarak pendek! Pada 2017, militer Israel mengumumkan bahwa C-Dome dapat beroperasi setelah 18 bulan dipasang.

Fakta Iron Dome, Sistem Pertahanan Udara Milik IsraelMisil Umban Daud diluncurkan pada 2015. (wikimedia.org)

Iron Dome hanyalah salah satu dari rencana Israel mengembangkan sistem untuk menangkal serangan dari berbagai arah. Selain Iron Dome dan C-Dome, Israel juga telah mengembangkan sistem pertahanan udara kelas kakap seperti Umban Daud (קלע דוד), misil Hetz (חֵץ), Iron Beam (קֶרֶן בַּרְזֶל) dan Barak 8.

8. Kegagalan Iron Dome

Fakta Iron Dome, Sistem Pertahanan Udara Milik IsraelIlustrasi pasukan Hamas (mfa.gov.il/Israel Ministry of Foreign Affairs)

Dengan segenap teknologi canggih yang dimiliki oleh Iron Dome, faktanya para pejuang Hamas berhasil menemukan kelemahan dari sistem pertahanan milik Israel tersebut. Para pejuang Hamas menembakkan ribuan roket hanya dalam kurun waktu 20 menit ke berbagai kota di Israel dalam Operasi Badai al-Aqsa yang sukses menembus pertahanan Iron Dome.

Sabtu sekitar pukul 06.30 waktu setempat, Israel mengatakan bahwa Hamas menembakkan 2.200 roket. Sementara, Hamas menyebut angka roket mencapai 5 ribu. Sebagai perbandingan, sekitar 4 ribu roket ditembakkan dari Gaza ke Israel selama perang 50 hari antara kedua belah pihak pada tahun 2014!

Baca Juga: 7 Senjata Paling Ikonis dan Mematikan di Abad Pertengahan, Apa Saja?

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono
  • Fatkhur Rozi
  • Bayu Nur Seto

Berita Terkini Lainnya