4 Faktor Penularan Rabies pada Anjing, Harus Diwaspadai!

- Kontak langsung melalui gigitan atau luka terbuka
- Tidak adanya vaksinasi rutin pada anjing
- Kontak dengan hewan liar yang terinfeksi
- Lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya
Rabies merupakan penyakit mematikan yang menyerang sistem saraf pusat dan bisa menular dari hewan ke manusia, terutama melalui gigitan anjing yang terinfeksi. Virus ini termasuk sangat berbahaya karena bisa berkembang dengan cepat, bahkan hampir selalu berakibat fatal apabila tidak segera ditangani.
Walau rabies dapat dicegah dengan vaksinasi dan pengawasan hewan peliharaan, namun masih banyak kasus akibat kurangnya pemahaman terkait cara penularan. Berikut ini merupakan beberapa faktor utama yang menjadi penyebab penularan rabies pada anjing dan bagaimana cara menghindarinya.
1. Kontak langsung melalui gigitan atau luka terbuka

Faktor utama penularan rabies sebetulnya berasal dari gigitan anjing yang terinfeksi virus rabies. Virus tersebut terdapat di dalam air liur anjing dan akan langsung masuk ke tubuh korban melalui luka terbuka, baik itu dari gigitan atau cakaran yang terkontaminasi oleh air liur.
Selain gigitan, penularan bisa terjadi pada saat air liur anjing rabies mengenai luka terbuka atau selaput lendir, seperti mata dan mulut. Oleh sebab itu, penting untuk selalu mencuci luka dengan menggunakan sabun dan air mengalir jika sampai terjadi kontak dengan hewan yang dicurigai terinfeksi.
2. Tidak adanya vaksinasi rutin pada anjing

Anjing yang tidak mendapatkan vaksinasi rabies secara rutin ternyata memiliki risiko yang lebih tinggi untuk tertular dan menularkan virus tersebut. Vaksin memiliki fungsi untuk membentuk adanya antibodi yang dapat melawan virus sebelum menyebabkan infeksi yang lebih serius.
Kurangnya kesadaran pemilik dalam memberikan vaksin secara berkala ternyata dapat menjadi penyebab utama meningkatnya kasus rabies di berbagai daerah. Melakukan pemeriksaan kesehatan dan vaksinasi tahunan ternyata merupakan langkah penting untuk memproteksi anjing, sekaligus lingkungan yang ada di sekitarnya.
3. Kontak dengan hewan liar yang terinfeksi

Anjing yang sering berkeliaran tanpa pengawasan ternyata lebih mudah berinteraksi dengan hewan liar, seperti kucing liar, kelelawar, atau bahkan rakun yang rentan membawa virus rabies. Interaksi semacam ini bisa menimbulkan penularan, terutama melalui gigitan atau air liur dari hewan yang terinfeksi.
Pemilik perlu membatasi adanya ruang gerak anjing dan memastikan hewan peliharaan tidak berkontak dengan hewan liar yang ada di sekitar lingkungannya. Pengawasan ini tentu merupakan langkah preventif penting untuk mencegah anjing tertular rabies dari sumber eksternal.
4. Lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya

Lingkungan yang kotor dan tidak terawat ternyata bisa menjadi tempat berkembangnya penyakit, termasuk virus rabies yang bisa menyebar melalui hewan liar. Kondisi ini ternyata dapat mempermudah anjing untuk tertular karena adanya peningkatan risiko kontak dengan hewan yang membawa virus.
Menjaga kebersihan kandang dan area sekitar tempat tinggal anjing atau merupakan langkah sederhana yang efektif untuk mencegah penularan rabies. Dengan lingkungan yang bersih dan aman, maka potensi kontak dengan hewan pembawa penyakit pun bisa diminimalisir secara signifikan.
Rabies pada anjing bukan hanya ancaman bagi hewan itu sendiri, namun juga bagi manusia yang sering berinteraksi dengannya. Dengan memahami faktor-faktor penyebab penularannya, maka bisa mengambil langkah tindakan pencegahan yang lebih efektif. Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan!