Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Benar Kucing Selalu Selamat saat Jatuh dari Ketinggian?

ilustrasi kucing sedang melompat
ilustrasi kucing sedang melompat (unsplash.com/Raychan)
Intinya sih...
  • Kucing mengaktifkan refleks orientasi tubuh dengan insting
  • Struktur tubuh kucing mampu menyerap energi tumbukan
  • Ketinggian menentukan keselamatan, bukan sekadar keberuntungan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Fakta kucing yang paling sering dipercaya banyak orang adalah kemampuan mereka untuk selalu mendarat dengan aman, seolah tubuhnya punya sistem pelindung alami. Mungkin kamu pernah mendengar cerita tentang kucing yang jatuh dari balkon atau atap, lalu tetap berjalan santai seakan tidak terjadi apa-apa. Fenomena ini terdengar seperti tidak masuk akal tapi memang ada penjelasan logis di baliknya.

Gerakan tubuh kucing ketika jatuh bukan sekadar refleks sederhana, melainkan hasil dari adaptasi biomekanika dan evolusi yang rumit. Untuk memahami bagaimana tubuh seekor kucing bekerja saat menghadapi gravitasi, berikut penjelasan selengkapnya!

1. Kucing mengaktifkan refleks orientasi tubuh dengan insting

ilustrasi kucing sedang melompat
ilustrasi kucing sedang melompat (unsplash.com/Halogen Condense)

Ketika tubuh kucing kehilangan pijakan, otaknya segera mengaktifkan mekanisme refleks orientasi tubuh atau yang disebut righting reflex. Dalam hitungan sepersekian detik, sistem sarafnya mengirim sinyal untuk mengatur posisi kepala lebih dulu agar menghadap ke bawah, diikuti oleh rotasi tulang punggung, pinggul, dan ekor. Urutan gerakan ini memungkinkan kucing menyeimbangkan tubuh di udara tanpa memerlukan permukaan untuk berpijak. Refleks ini mulai terbentuk sejak anak kucing berusia tiga minggu, dan mencapai kesempurnaan sekitar usia tujuh minggu.

Menariknya, refleks ini tidak memerlukan kesadaran penuh, melainkan terjadi otomatis berkat kombinasi kerja otak kecil dan sistem vestibular di telinga bagian dalam. Sistem vestibular berfungsi mendeteksi perubahan posisi kepala terhadap gravitasi. Saat sinyal diterima, tubuh akan menyesuaikan diri agar orientasi tubuh tetap seimbang sebelum menyentuh tanah.

2. Struktur tubuh kucing mampu menyerap energi tumbukan

Kucing
Kucing (pexels.com/Bryanken)

Tubuh kucing dirancang sangat lentur dengan tulang punggung yang tersusun dari sekitar tiga puluh tulang vertebra fleksibel. Kelenturan ini membuatnya bisa memutar tubuh hingga 180 derajat tanpa menimbulkan cedera serius. Saat jatuh, kucing tidak langsung menegang seperti manusia, melainkan merilekskan otot-ototnya. Kondisi ini membantu tubuhnya mendistribusikan energi benturan secara merata ke seluruh permukaan tubuh, bukan hanya di satu titik.

Selain itu, kucing memiliki kaki belakang yang kuat dan berfungsi seperti peredam kejut alami. Sendi pada bagian kaki belakangnya dapat menekuk lebih dalam untuk menyerap tekanan dari benturan tanah. Ketika mendarat, posisi kaki depan akan sedikit lebih rendah dibanding kaki belakang agar gaya gravitasi terbagi lebih seimbang.

3. Ketinggian menentukan keselamatan, bukan sekadar keberuntungan

ilustrasi kucing sedang berada di atas pohon
ilustrasi kucing sedang berada di atas pohon (unsplash.com/Tuna)

Meski banyak yang mengira kucing selalu selamat dari segala ketinggian, penelitian menunjukkan hal itu bergantung pada jarak jatuhnya. Studi di Journal of the American Veterinary Medical Association mencatat bahwa kucing yang jatuh dari lantai enam hingga dua belas justru lebih sering selamat dibanding yang jatuh dari lantai dua atau tiga. Alasannya, kucing yang jatuh dari ketinggian sedang, belum sempat menstabilkan posisi tubuh sepenuhnya sebelum menyentuh tanah.

Pada ketinggian lebih besar, kucing memiliki cukup waktu untuk mengaktifkan refleks orientasi dan memperlambat laju jatuhnya. Setelah mencapai kecepatan terminal, atau kecepatan maksimum yang dapat dicapai benda saat jatuh di udara, tubuh kucing justru menjadi lebih stabil. Mereka dapat merentangkan kaki dan ekor untuk meningkatkan hambatan udara, sehingga gaya benturan berkurang. Fenomena ini menjelaskan mengapa tidak semua kucing yang jatuh dari tempat rendah akan lebih aman.

4. Ekor berfungsi sebagai alat keseimbangan aerodinamis

ilustrasi ekor kucing
ilustrasi ekor kucing (unsplash.com/Jason Leung)

Ekor kucing bukan sekadar hiasan tubuh, tetapi bagian penting dari sistem keseimbangan mereka. Saat jatuh, ekor akan berputar berlawanan arah dengan tubuh untuk menjaga momentum rotasi tetap terkendali. Prinsip ini serupa dengan cara pesawat mengatur arah menggunakan stabilizer di bagian belakang. Gerakan halus ekor membantu kucing memperbaiki posisi tubuh secara cepat dan presisi di udara.

Selain menjaga orientasi, ekor juga membantu memperlambat kecepatan jatuh dengan menambah luas permukaan tubuh. Dalam kondisi tertentu, kucing bahkan dapat menggunakan ekornya untuk menstabilkan putaran seperti giroskop alami. Namun, menariknya, kucing tanpa ekor seperti ras Manx tetap mampu menjaga keseimbangan karena otak mereka menyesuaikan kontrol postural melalui gerakan tubuh dan kaki. Artinya, refleks orientasi bukan bergantung pada ekor semata, melainkan kombinasi sistem tubuh yang kompleks.

5. Faktor lingkungan dan permukaan pendaratan juga menentukan

ilustrasi kucing
ilustrasi kucing (unsplash.com/Andrés Gómez)

Selain struktur tubuh, faktor eksternal seperti jenis permukaan tanah sangat memengaruhi tingkat keselamatan kucing. Permukaan yang empuk seperti tanah berumput atau karpet tebal mampu menyerap sebagian besar energi benturan. Sebaliknya, lantai keras seperti beton meningkatkan risiko patah tulang atau cedera organ dalam. Sudut tubuh saat mendarat juga berpengaruh, karena posisi yang tidak simetris dapat menyebabkan konsentrasi gaya pada satu sisi tubuh.

Faktor angin, arah jatuh, dan objek di sekitar juga berperan penting dalam menentukan hasil akhir. Dalam beberapa kasus, kucing bisa berputar di udara untuk menghindari rintangan, tapi hal ini tetap memiliki batas kemampuan fisiologis. Refleks alami tidak selalu menjamin keselamatan kucing, melainkan hanya meningkatkan peluang untuk mengurangi tingkat cedera.

Fakta kucing yang mampu mendarat dengan selamat memang memiliki dasar ilmiah, tetapi tidak berarti mereka kebal terhadap risiko cedera. Kemampuan orientasi tubuh dan refleks alami hanyalah bagian dari strategi bertahan hidup yang telah berevolusi selama ribuan tahun. Jadi, meski tubuh mereka luar biasa adaptif terhadap gravitasi, apakah kamu masih percaya bahwa kucing selalu jatuh dari ketinggian dengan selamat?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us

Latest in Science

See More

4 Faktor Penularan Rabies pada Anjing, Harus Diwaspadai!

21 Okt 2025, 14:10 WIBScience