Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa yang Terjadi Jika Arus Laut Berhenti Bergerak?

ilustrasi arus laut (pexels.com/Daniel Jurin)
ilustrasi arus laut (pexels.com/Daniel Jurin)
Intinya sih...
  • Kenaikan permukaan laut secara signifikan
  • Pola cuaca global akan terganggu
  • Rantai makanan laut akan terganggu

Coba bayangkan sejenak, dunia tempat kita berpijak, tiba-tiba kehilangan denyut nadi lautan yang selama ini diam-diam menjaga keseimbangan bumi. Apa yang akan terjadi? Tanpa arus laut yang bergerak, peradaban akan dihadapkan pada gelombang perubahan cuacua yang tidak terbayangkan, suhu panas dan dingin melanda tanpa ampun, permukaan udara laut meninggi secara dramatis, dan musim-musim yang biasanya kita andalkan tidak lagi ada.

Bukan hanya kehidupan laut yang terancam, tetapi juga miliaran manusia di seluruh dunia bergantung pada kestabilan iklim dan sumber daya laut. Namun, bagaimana bisa arus laut dapat memengaruhi kestabilan iklim di Bumi? Melalui artikel ini, kita sama-sama mencari jawaban apa yang sebenarnya akan terjadi jika arus laut berhenti bergerak.

1. Kenaikan permukaan laut secara signifikan

ilustrasi arus laut (unsplash.com/Selena Parker)
ilustrasi arus laut (unsplash.com/Selena Parker)

Ketika arus laut tiba-tiba berhenti bergerak, udara laut yang biasanya mengalir stabil kini seolah menumpuk di beberapa titik saja, khususnya di sepanjang pesisir Atlantik Amerika Utara dan Eropa. Keteraturan distribusi udara ini akan membuat permukaan laut naik secara signifikan, seolah lautan mendorong batasnya semakin jauh ke daratan. Akibatnya wilayah pesisir yang dulu terasa aman dari ancaman air kini berubah menjadi daerah rawan.

Gelombang banjir rob yang tiba-tiba datang bisa menerjang rumah dan jalanan, sementara daratan yang selama ini menjadi pijakan perlahan terkikis oleh erosi. Kehidupan yang tenang di tepi pantai bisa berubah dalam sekejap, meninggalkan kekhawatiran dan ancaman bagi seluruh penduduknya.

2. Pola cuaca global akan terganggu

ilustrasi arus laut (unsplash.com/Guillaume de Germain)
ilustrasi arus laut (unsplash.com/Guillaume de Germain)

Arus laut selama ini bekerja tanpa lelah seperti sabuk raksasa yang memberikan kehangatan dari daerah tropis hingga ke ujung kutub. Tanpa kita sadari, ia berperan untuk menjaga suhu bumi agar tetap seimbang. Namun, ketika 'sabuk ajaib' ini tiba-tiba berhenti, iklim di bumi bisa berubah secara dramatis,

Negara-negara seperti Eropa dan Amerika Utara mungkin tiba-tiba akan menghadap dingin yang menusuk, sementara daerah tropis justru membuat panas dan lembap, membuat udara terasa lebih menekan.

Pola cuaca yang dulunya bisa ditebak, tiba-tiba jadi kacau. Musim hujan dan kemarau datang tidak menentu. Hujan deras bisa mengguyur tiba-tiba, disusul kekeringan panjang atau bahkan badai hebat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Jadi, bisa dibilang pergerakan arus laut menjaga agar suhu di berbagai belahan dunia tetap seimbang dan tidak terlalu ekstrem. Itulah mengapa jika arus lautnya berhenti, maka kekacauan cuaca terjadi di berbagai penjuru bumi.

3. Rantai makanan laut akan terganggu

ilustrasi arus laut (unsplash.com/Sean Oulashin)
ilustrasi arus laut (unsplash.com/Sean Oulashin)

Kehidupan bawah laut ibarat jaringan restoran besar, dan arus laut adalah kurir yang rajin mengantarkan makanan ke seluruh penjuru. Lalu bagaimana jadinya kalau kurir yang mengantarkan makanan ini tiba-tiba berhenti? Tentu plankton, ikan, dan penghuni laut lainnya akan kelaparan. Jumlah mereka bisa menurun drastis.

Kurangnya arus laut juga membuat kadar oksigen di udara menurun, seperti suasana kamar yang pengap karena tidak ada jendela yang terbuka. Jika ini terus terjadi, hewan-hewan laut pelan-pelan kehabisan oksigen dan satu per satu akan mati. Kehidupan laut yang dulu ramai pun bisa perlahan sirna, menyisakan kesunyian di dasar samudera. Wah, bisa dibayangkan betapa menyedihkannya penghuni laut jika arusnya berhenti bergerak.

4. Mempercepat pemanasan global dan perubahan iklim

ilustrasi arus laut (unsplash.com/Mick Kirchman)
ilustrasi arus laut (unsplash.com/Mick Kirchman)

Selama ini lautan juga diibaratkan seperti penyedot debu raksasa yang bekerja tanpa lelah menyedot karbon dioksida dari udara agar bumi tetap sejuk dan nyaman. Begitu arus laut berhenti bergerak, penyedot debu ajaib ini mulai kehilangan tenaganya. Karbon dioksida pun jadi betah berlama-lama di atmosfer, ibarat asap yang membuat rumah kita makin panas,

Efek rumah kaca semakin menjadi-jadi, bumi seperti selimut tebal yang tak pernah di buka, membuat suhu terus naik dan udara semakin sesak. Perlahan tapi pasti, panas melanda planet kita, dan semua makhluk hidup di bumi pun ikut merasakan dampaknya. Kondisi inilah yang disebut sebagai pemanasan global.

5. Munculnya masalah sosial ekonomi

ilustrasi arus laut (pexels.com/Ben Mack)
ilustrasi arus laut (pexels.com/Ben Mack)

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa arus laut yang berhenti bergerak memengaruhi perubahan cuaca dan iklim. Hal ini juga berdampak pada ara petani yang setiap pagi menengadah ke langit, berhadap awan-awan membawa hujan seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun, tiba-tiba semuanya berubah, musim tak lagi bisa diteba.

Hujan yang biasanya datang tepat waktu kini kacau balau, terkadang membanjiri ladang sebelum bibit sempat tumbuh, atau mungkin hilang berhari-hari hingga tanah mengering dan retak. Nelayan di pesisir pun ikut gundah, ombak dan cuava yang tak menentu membuat hasil tangkapan semakin sedikit. Perlahan, rasa cemas soal makanan pun merasuki kampung-kampung, harga pangan turut melambung.

Jika arus laut berhenti bergerak, perubahan besar tidak hanya terjadi di alam, tetapi kehidupan manusia di seluruh penjuru dunia pun turut mengeluhkannya. Bumi memang akan tetap berputar, tapi tanpa arus laut yang setia mengiringi, kisah hidup di planet ini bisa berujung pada kepunahan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ernia Karina
EditorErnia Karina
Follow Us