5 Fakta Wild Blue Phlox, Sumber Nektar Penting di Awal Musim Semi

- Wild blue phlox adalah bunga liar tahunan yang tampilannya lembut dan berwarna biru pucat hingga ungu keunguan.
- Tanaman ini berperan penting sebagai penyedia nektar di awal musim semi bagi kupu-kupu swallowtail, ngengat sphinx, dan burung kolibri.
- Wild blue phlox memiliki dua tipe tunas dalam satu tanaman, menyebar perlahan dengan rimpang dangkal, dan kerap disamakan dengan dame’s rocket.
Wild blue phlox (Phlox divaricata) adalah bunga liar tahunan yang dikenal karena tampilannya yang lembut. Tanaman ini juga kerap disebut woodland phlox, blue phlox, atau Louisiana phlox, tergantung wilayah penyebutannya. Ciri paling mudah dikenali adalah bunganya yang berwarna biru pucat hingga ungu keunguan, tersusun dalam rangkaian renggang di ujung batang, serta mengeluarkan aroma manis yang halus. Daunnya tersusun berhadapan, berbentuk elips, dengan permukaan sedikit berbulu, sementara batangnya terasa lengket akibat rambut kelenjar.
Secara alami, wild blue phlox tumbuh di lantai hutan yang teduh, tepi aliran sungai, hingga padang rumput berhutan dengan tanah lembap kaya bahan organik. Persebarannya luas di Amerika Utara bagian timur, mulai dari Kanada hingga selatan Amerika Serikat.
Tak hanya cantik, tanaman ini juga berperan penting dalam ekosistem sebagai sumber nektar awal musim bagi berbagai penyerbuk. Memiliki ciri fisik yang khas, habitat yang spesifik, hingga interaksi ekologinya, wild blue phlox menyimpan banyak sisi menarik. Berikut lima fakta paling menonjol yang membuat bunga hutan ini layak mendapat perhatian.
1. Penyedia nektar di awal musim semi

Salah satu peran ekologis terpenting wild blue phlox adalah sebagai penyedia nektar pada awal musim semi, saat pilihan bunga lain masih terbatas. Melansir New Moon Nursery, bunga wild blue phlox menjadi sumber energi bagi kupu-kupu swallowtail, ngengat sphinx yang aktif di siang hari seperti ngengat kolibri dan ngengat sayap bening, hingga burung kolibri. Kehadiran tanaman ini membantu menjaga kesinambungan rantai penyerbukan di awal musim.
Struktur bunganya yang bertubus panjang membuat tidak semua penyerbuk bisa mengakses nektarnya. Hanya hewan dengan probosis atau paruh yang cukup panjang yang mampu menjangkaunya. Seleksi alami ini menjadikan wild blue phlox sebagai contoh menarik hubungan timbal balik antara bentuk bunga dan adaptasi penyerbuk, sekaligus menegaskan perannya sebagai komponen penting ekosistem hutan.
2. Memiliki dua tipe tunas dalam satu tanaman

Mengutip Wisconsin Horticulture Division of Extension, wild blue phlox termasuk unik karena memiliki dua jenis tunas, yaitu tunas fertil (berbunga) dan tunas infertil (tidak berbunga). Tidak semua spesies Phlox memiliki karakter ini. Tunas fertil berfungsi untuk reproduksi melalui bunga dan biji, sedangkan tunas infertil lebih berperan dalam pertumbuhan vegetatif.
Tunas infertil membentuk hamparan daun yang menyebar perlahan di permukaan tanah. Batangnya dapat berakar di buku batang ketika menyentuh tanah, sehingga koloni tanaman dapat meluas tanpa harus bergantung pada biji. Strategi ini memungkinkan wild blue phlox bertahan dan memperluas area tumbuhnya secara stabil di lingkungan hutan yang kompetitif.
3. Menyebar perlahan dengan rimpang dangkal

Berbeda dengan tanaman penutup tanah yang agresif, wild blue phlox menyebar pelan namun konsisten melalui sistem perakaran dangkal dan rimpang pendek. Melansir Wisconsin Horticulture Division of Extension, nama spesies divaricata sendiri berarti “menyebar”, merujuk pada kebiasaan tumbuhnya yang renggang dan tidak rapat.
Pola pertumbuhan ini membuatnya ideal sebagai penutup tanah alami di area teduh, karena tidak mudah mendominasi tanaman lain. Dalam jangka panjang, tanaman ini dapat membentuk koloni luas yang stabil, menciptakan lapisan vegetasi bawah hutan yang indah sekaligus fungsional dalam menjaga kelembapan tanah.
4. Bunganya kerap disamakan dengan dame’s rocket

Mengutip Prairie Moon Nursery, bunga wild blue phlox kerap disamakan dengan dame’s rocket, tanaman invasif non-asli dari famili mustard. Keduanya memang mekar pada waktu yang hampir bersamaan dan memiliki warna bunga yang mirip. Namun, ada perbedaan penting yang sering luput dari perhatian.
Wild blue phlox memiliki lima helai mahkota bunga dan daun yang tersusun berhadapan. Sebaliknya, dame’s rocket hanya memiliki empat helai mahkota dengan daun tersusun berseling. Membedakan keduanya penting, terutama dalam upaya konservasi tanaman asli, agar spesies invasif tidak keliru dilindungi atau ditanam.
5. Daya tarik wild blue phlox berbeda bagi tiap satwa

Dalam interaksi dengan herbivora, wild blue phlox menunjukkan dinamika yang menarik. Melansir Prairie Moon Nursery, bagian daun dan batang tanaman ini relatif kurang disukai rusa, kemungkinan karena teksturnya yang berbulu dan rasanya yang kurang enak bagi hewan pemakan tumbuhan. Namun, kondisi ini tidak berlaku bagi semua hewan. Kelinci justru dikenal sering memakan daun, batang, bahkan akar tanaman ini.
Fakta ini menunjukkan bahwa satu spesies tanaman dapat memiliki tingkat ketertarikan yang berbeda bagi berbagai herbivora, tergantung pada selera dan kemampuan adaptasi masing-masing satwa.
Itulah 5 fakta menarik dari wild blue phlox. Melalui fakta-fakta ini, kita tidak hanya melihat wild blue phlox sebagai elemen dekoratif yang indah secara visual, tetapi juga sebagai bagian penting dari ekosistem hutan.


















