Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Daging Landak Aman Dikonsumsi?

ilustrasi landak (pixabay.com/Tom)

Daging landak mungkin terdengar ekstrem bagi sebagian orang, tetapi di beberapa wilayah, makanan ini justru dianggap sebagai hidangan istimewa. Jika kamu pernah berkunjung ke Karanganyar atau daerah lainnya, mungkin kamu akan menemukan banyak kuliner berbahan dasar daging landak. Hal ini mungkin membuatmu bertanya-tanya, apakah daging landak aman untuk dikonsumsi?

Daging landak merupakan pilihan yang tidak biasa bagi banyak orang. Banyak yang bertanya-tanya apakah ada manfaat mengonsumsi daging landak? Atau justru berisiko bagi kesehatan? Di sini, kita akan membahas segala hal yang perlu kamu ketahui tentang konsumsi daging landak, mulai dari keamanan, nutrisi, hingga dampaknya bagi tubuh.

1. Nilai gizi dan rasa

ilustrasi landak (pixabay.com/Alena Tučímová)

Sama seperti daging pada umumnya, daging landak juga bisa menjadi sumber protein yang kaya dan lemak. Daging landak juga mengandung nutrisi penting seperti tiamin, niasin, zat besi, fosfor, kalsium, natrium, kalium, dan seng. Ini menjadikan landak alternatif yang sehat untuk daging yang lebih umum dikonsumsi, seperti daging sapi. 

Rasa daging landak dinilai mirip dengan daging ayam atau babi, dengan sedikit aroma pinus karena pola makan herbivora mereka yang sebagian besar terdiri dari kulit pohon dan dedaunan. Dalam hal teknik memasak, landak dapat dipanggang utuh di atas api atau dimasak menggunakan berbagai metode, seperti direbus atau digoreng. Dagingnya serbaguna dan dapat digunakan dalam resep yang biasanya membutuhkan daging buruan lain, seperti kelinci atau rusa.

2. Konteks budaya dan metode memasak

ilustrasi landak (pixabay.com/Irina)

Konsumsi daging landak bukan hanya tentang kuliner; daging ini memiliki makna budaya di banyak komunitas. Misalnya, di Kanada, daging landak banyak disajikan dalam pertemuan keluarga atau masyarakat. Di Karanganyar, daging landak banyak dijual di area wisata sebagai daya tarik untuk turis.

Proses persiapannya bisa jadi menantang karena duri hewan tersebut. Namun, banyak orang telah mengembangkan teknik yang efektif untuk membuangnya dengan aman. Beberapa memilih untuk membakar duri landak sebelum mengeluarkan isi perut hewan tersebut, sementara yang lain lebih suka mencabutinya. Apa pun metodenya, kehati-hatian harus dilakukan untuk menghindari cedera akibat duri yang tajam.

3. Pilihan saat bertahan hidup

ilustrasi landak (pixabay.com/Steve Bidmead)

Saat tersesat di alam liar, seperti hutan atau pegunungan, kamu mungkin harus memakan daging hewan liar untuk bertahan hidup. Dalam situasi seperti ini, daging landak bisa menjadi pilihan yang tepat. Salah satu alasannya, daging landak menyediakan protein dan lemak yang dapat digunakan tubuh sebagai sumber energi.

Dibandingkan dengan hewan lain, seperti rusa atau ular, landak cenderung lebih mudah ditangkap karena ukurannya kecil dan bergerak lambat. Selain itu, populasi landak di alam liar juga biasanya lebih banyak daripada hewan lain, seperti kelinci, ayam, atau rusa. Ini menjadikan landak pilihan yang masuk akal untuk bertahan hidup di alam liar.

4. Pertimbangan keamanan

ilustrasi landak (pixabay.com/Tom)

Meskipun secara umum daging landak menyediakan nutrisi yang mirip dengan daging lainnya, ada masalah kesehatan yang terkait dengan mengonsumsi hewan liar. Salah satu risiko yang perlu diperhatikan adalah potensi parasit seperti cacing pita. Banyak orang melaporkan menemukan parasit saat mengolah landak, yang membuat konsumsi landak perlu dipertimbangkan kembali.

Penanganan dan teknik memasak yang tepat sangat penting dalam mengurangi risiko ini. Teknik memasak yang saksama dapat membunuh sebagian besar parasit dan membuat daging lebih aman untuk dikonsumsi. Selain itu, penting untuk mengikuti praktik etis saat memburu satwa liar.

Sebagai kesimpulan, daging landak kurang lebih sama seperti daging lain, seperti sapi dan ayam. Bahkan, ini menjadi kuliner yang normal di beberapa budaya. Namun, mengonsumsi daging landak liar menghadirkan beberapa risiko kesehatan, seperti parasit sehingga siapa pun wajib berhati-hati jika ingin mengonsumsi daging hewan ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Eka Ami
EditorEka Ami
Follow Us