Apakah Daging Ular Aman Dikonsumsi Manusia?

Bagi sebagian besar orang, ular dianggap mengerikan dan tak jarang membuat bulu kuduk berdiri. Dari penampilan saja, kita pasti lebih memilih untuk menghindari reptil melata ini ketimbang berinteraksi secara langsung. Lebih-lebih lagi, banyak spesies ular yang dapat membahayakan nyawa lewat gigitan berbisa ataupun lilitan yang sangat kuat.
Dari penjelasan tersebut, rasanya mustahil bagi kita untuk memandang ular sebagai makanan. Akan tetapi, anggapan itu justru kurang tepat karena pada kenyataannya, ada banyak masyarakat di seluruh dunia yang menyantap ular dengan berbagai cara pengolahan. Meski bukan dijadikan sebagai sumber protein utama, praktik konsumsi daging ular bagi manusia sebenarnya cukup umum ditemukan, terutama di negara-negara yang memiliki banyak spesies ular di dalamnya.
Alasan orang-orang mengonsumsi daging ular pun beragam. Ada yang berdasarkan kebudayaan setempat, ingin mencari manfaat tertentu, hingga sekadar mencoba kuliner ekstrem yang mungkin tak bisa ditemukan di tempat tinggalnya. Konsumsi daging hewan yang tak lazim dikonsumsi manusia ini pun menimbulkan satu pertanyaan besar, yaitu soal keamanan bagi tubuh kita. Sebenarnya, apakah mengonsumsi daging ular aman dan punya manfaat? Yuk, simak pembahasannya di bawah ini!
1. Ular harus diolah dengan teliti sebelum bisa dikonsumsi manusia

Jawaban untuk pertanyaan konsumsi daging ular bagi manusia, baik ular berbisa ataupun tidak berbisa, sebenarnya boleh-boleh saja. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan hingga menyajikan daging ular ke meja makan.
Orang yang mengolah daging ular harus terampil sehingga dapat memisahkan mana bagian yang boleh dimakan dan mana yang tidak. Sebab, tak semua bagian tubuh ular dapat dimakan, terutama bagian-bagian yang dekat atau menghasilkan bisa.
Daging yang hendak dikonsumsi pun harus dipastikan tidak terkontaminasi bisa mereka karena ada potensi bisa masuk ke dalam tubuh. Kalau ingin mengonsumsi ular berbisa, pastikan mulut kita tak ada luka yang sudah terbuka, terutama jika daging atau organ tubuh ular yang akan dikonsumsi ada kaitan dengan bisa. Ini penting mengingat bisa ular dapat masuk ke darah melalui luka yang terbuka di dalam mulut.
Setelah dipotong, ular harus dibersihkan secara menyeluruh, termasuk mengeluarkan organ tubuh mereka secara teliti dan menyingkirkan bagian yang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan. Kemudian, dalam proses memasak daging ular, suhu api yang digunakan harus tinggi supaya daging matang sempurna. Jangan coba menyajikan daging ular mentah-mentah, terlebih ular liar.
Pastikan pula sumber daging ular yang hendak dikonsumsi. Saat ini, di beberapa negara, ada peternak yang sengaja mengembangbiakkan ular untuk dikonsumsi. Biasanya, makanan ular di peternakan itu sudah diatur sedemikian rupa sehingga daging mereka lebih bersih. Jika ular yang akan dikonsumsi berasal dari alam liar, kita tidak tahu apa yang ular ini makan sehingga mereka justru bisa berpotensi membawa penyakit.
2. Potensi masalah kesehatan dari mengonsumsi daging ular

Secara umum, jenis ular apapun sebenarnya bisa dikonsumsi oleh manusia jika diolah dengan tepat. Namun, terkadang ada beberapa individu ular yang sakit ataupun terkontaminasi karena makanan yang mereka konsumsi di alam liar. Discovery Chepe melansir bahwa terkadang daging ular bisa mengandung bakteri yang dapat masuk ke tubuh manusia jika dikonsumsi.
Karena ular masih termasuk reptil, terkadang mereka bisa jadi carrier bagi sejumlah bakteri berbahaya. Dilansir European Food Safety Authority, Salmonella sp. jadi jenis bakteri yang paling umum ditemukan pada daging reptil, termasuk ular. Ada pula parasit yang bisa menempel pada daging ular yang sudah terkontaminasi, terutama pada jaringan otot, rongga selom, dan jaringan subkutan.
Di beberapa negara, tak jarang daging ular disajikan secara mentah. Padahal, konsumsi daging ular mentah-mentah justru meningkatkan potensi terpapar sparganosis. Untuk itu, daging ular yang dikonsumsi sudah seharusnya berasal dari sumber yang bersih dengan makanan yang dikontrol sehingga meminimalkan potensi daging si ular mengandung bakteri berbahaya yang dapat masuk ke tubuh kita.
3. Benarkah daging dan organ tubuh ular memiliki manfaat bagi tubuh manusia?
Daging ular yang terkontaminasi memang bisa membahayakan tubuh. Akan tetapi, jika daging tersebut ada dalam kondisi baik ditambah dengan pengolahan yang aman, sebenarnya reptil ini memiliki sejumlah manfaat, lho. Dilansir BBC, peneliti asal Macquarie University menyebut kalau daging ular berpotensi menjadi sumber protein yang lebih baik ketimbang daging ayam dan sapi.
Daging ular diketahui kaya akan protein sehingga dapat membantu pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh. Ditambah lagi, daging reptil ini juga memiliki kandungan lemak jenuh dan kalori yang sangat rendah. Terdapat pula kandungan vitamin B6, B12, dan zat besi. Maka dari itu, orang yang mengonsumsi daging ular dapat menyerap protein dalam jumlah besar tanpa perlu khawatir kelebihan lemak.
Diluar kandungan gizi yang sudah dikonfirmasi melalui penelitian, masyarakat yang memiliki kebiasaan mengonsumsi ular juga memiliki kepercayaan manfaat medis dari konsumsi reptil yang satu ini. Misalnya saja, empedu ular dipercaya bisa mengatasi penyakit pencernaan, mempertajam pengelihatan, dan mengobati penyakit kusta. Selain itu, darah ular juga tak jarang dikonsumsi karena dipercaya dapat meningkatkan stamina dan vitalitas pria.
Jadi, pada akhirnya mengonsumsi daging ular boleh-boleh saja dilakukan, selama ular yang dimakan jelas berasal dari mana dan pengolahannya dilakukan dengan cermat. Uniknya, di beberapa negara saat ini telah mengembangkan peternakan ular untuk konsumsi. Adapun, spesies ular yang sering diternakkan adalah ular sanca dan ular kobra.
Dilansir Smithsonian Magazine, peternakan ular ini justru bisa jadi harapan baru di masa depan bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan protein. Sebab, berbeda dengan peternakan hewan lain, peternak ular tak perlu lahan yang luas. Selain itu, ular tidak perlu sering makan dan perawatan mereka cenderung mudah sehingga para peternak bisa memaksimalkan profit. Kira-kira kamu berani mencoba daging ular?