Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Kucing Bisa Depresi? Kenali Penyebab hingga Tandanya

ilustrasi kucing depresi (unsplash.com/Cintya Marisa)
ilustrasi kucing depresi (unsplash.com/Cintya Marisa)

Pada dasarnya, depresi merupakan gangguan mental yang berdampak negatif pada cara  berpikir, bertindak, hingga memandang dunia. Tanda depresi sendiri umumnya berupa perasaan sedih, murung, kehilangan minat pada suatu hal, dan penurunan energi. Gangguan pada kesehatan mental ini sangat mungkin dirasakan oleh manusia.

Meski demikian, ada juga pawrents yang melaporkan bahwa kucingnya mengalami gejala depresi. Hal tersebut tentu menimbulkan tanya, apakah kucing bisa depresi sebagaimana manusia? Jika memang bisa, apa penyebab dan bagaimana tandanya? 

Apakah kucing bisa depresi?

Ada kemungkinan kucing bisa mengalami depresi, lho. Namun, ahli mengatakan bahwa kucing tidak mengalami depresi klinis sebagaimana manusia. Kucing dapat menunjukkan berbagai tanda depresi ketika ada sesuatu yang salah menurutnya. 

Dr. Carlos Siracusa, DVM., ACVB., direktur Companion Animal Behavior Medicine Service di Ryan Hospital dalam Be Chewy turut menjelaskan hal tersebut. Menurutnya, tidak ada diagnosis klinis depresi kucing yang setara dengan manusia, sebagaimana diuraikan dalam DSM atau Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. 

Oleh karenanya, mustahil untuk mengetahui apakah kucing mengalami depresi. Akan tetapi, anabul mungkin menunjukkan gejala tersebut melalui beberapa tindakan hingga aktivitas yang dilakukannya.

Penyebab kucing depresi

ilustrasi kucing sedih (pexels.com/Chengxin Zhao)
ilustrasi kucing sedih (pexels.com/Chengxin Zhao)

Kesedihan mendalam yang muncul sebagai tanda depresi mungkin terjadi pada kucing akibat hal-hal yang berdampak pada hidupnya. Terlebih jika hal itu berkaitan dengan perubahan kebiasaan hingga gangguan relasi. Berikut beberapa alasan mengapa kucing bisa mengalami depresi:

  • Kehilangan orang terkasih atau hewan terdekat lainnya. Entah karena lebih dulu meninggal atau tidak lagi tinggal di tempat yang sama. Absennya sosok yang dekat dengan anabul dapat membuatnya merasakan kesedihan mendalam
  • Perubahan kebiasaan. Kucing sangat menghargai rutinitas, perubahan sedikit saja dapat membuatnya merasa tertekan. Adapun perubahan yang dimaksud bisa berupa pindah rumah, tempat makan baru, kehadiran anggota keluarga baru, hingga rutinitas
  • Kurangnya stimulasi. Jika cenderung aktif, anabul membutuhkan stimulasi secara rutin agar tidak bosan. Ketika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, kucing bisa merasa kesepian dan bosan hingga memicu depresi
  • Cedera dan rasa sakit. Rasa sakit terus-menerus yang tidak segera diobati dapat menimbulkan kesedihan berkepanjangan dan berkembang menjadi depresi
  • Gizi buruk. Asupan nutrisi yang tidak tercukupi juga dapat memicu perasaan taknyaman pada anabul hingga membuatnya depresi
  • Masalah kesehatan. Berbagai masalah kesehatan seperti penyakit hati, radang sendi, gangguan pada gigi dan mulut, infeksi saluran pernapasan atas, hingga kanker dapat memicu rasa tidak nyaman dan sedih berlebihan pada anabul.

Tanda-tanda kucing depresi

Tanda utama kucing depresi bisa berupa perilaku menarik diri, sebagaimana dijelaskan Dr. Siracusa dalam sumber yang sama. Perasaan tersebut membuat anabul menghabiskan lebih banyak waktunya dengan bersembunyi di tempat terpencil.

Selain itu, tanda kucing depresi juga bisa ditunjukkan melalui perilaku dan gejala berikut:

  • Kucing jadi kurang aktif dan berhenti terlibat dalam interaksi yang biasa dilakukan
  • Tidak selera makan
  • Enggan beraktivitas
  • Menghabiskan banyak waktunya untuk tidur
  • Eliminasi yang tidak tepat (buang air di luar kota pasir)
  • Bulu mengalami kerontokan parah
  • Berat badan menurun
  • Mengalami masalah gastrointestinal atau saluran pencernaan
  • Vokalisasi atau jadi lebih berisik 
  • Perbedaan masalah perilaku, seperti agresi dan grooming berlebihan.

Cara mengatasi kucing depresi

ilustrasi kucing depresi (unsplash.com/Alexander Andrews)
ilustrasi kucing depresi (unsplash.com/Alexander Andrews)

Kucing depresi mungkin bukan suatu kondisi medis yang bisa didiagnosis sepenuhnya sebagaimana manusia. Meski demikian, tak berarti hal ini boleh dibiarkan begitu saja. Saat anabul menunjukkan tanda ini, ada baiknya kamu juga mengambil langkah untuk membantu mengatasinya. Caranya bisa dilakukan dengan beberapa hal berikut:

  • Habiskan lebih banyak waktu bersama. Ajak kucing bermain atau jika belum terlalu responsif, setidaknya ajak duduk bersama dan melakukan kegiatan, misalnya membelainya untuk menenangkan anabul 
  • Perkenalkan mainan baru. Ketika anabul sudah menunjukkan reaksi lebih baik, coba kenalkan pada mainan baru untuk meningkatkan minatnya. Jangan lupa ikut berpartisipasi dan bermain dengan anabul juga, ya
  • Tawarkan jenis makanan baru. Tingkatkan nafsu makan anabul dengan memperkenalkan wet food atau dry food baru yang aman untuknya. Misalnya, memberi anabul ayam rebus atau daging
  • Membuat kucing tenang dengan catnip atau perangsang feromon lainnya. Catnip dan feromon seperti Feliway dapat memengaruhi penciuman anabul dan membuatnya lebih tenang. Namun, perlu dipahami bahwa cara mengatasi depresi kucing ini bersifat sementara, ya
  • Konsultasikan dengan dokter hewan. Konsultasikan kepada ahlinya ketika gejala depresi pada kucing tidak kunjung membaik dan makin parah. Jangan tunda ke dokter ketika anabul mengalami mulai kehilangan nafsu makan, perubahan pola tidur, hingga menangis.

Kalau kamu bertanya apakah kucing bisa depresi, jawabannya bisa. Akan tetapi, kondisi tersebut juga bisa dicegah dengan memenuhi kebutuhan anabul dan mencegahnya bersedih. 

Referensi:

"Why Is My Cat Sad?". WebMD. Diakses Februari 2025.
"Is Cat Depression Real?". PetMD. Diakses Februari 2025.
"Think Your Cat Is Depressed? 13 Signs You Have a Sad Cat". Be Chewy. Diakses Februari 2025.
"Is Your Cat Depressed? Signs, Causes, and Treatment". The Spruce Pets. Diakses Februari 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lea Lyliana
Laili Zain Damaika
Lea Lyliana
EditorLea Lyliana
Follow Us