5 Fakta Blue Eyed Grass, Tanaman Mirip Rumput dari Keluarga Iris

- Blue-eyed grass bukan termasuk keluarga rumput, melainkan keluarga iris
- Tanaman ini sulit dikenali saat tak berbunga dan memiliki bunga kecil berbentuk bintang
- Blue-eyed grass memiliki peran penting sebagai sahabat penyerbuk, sumber nektar, dan pakan burung
Dalam dunia botani, penampilan visual tanaman sering kali menipu. Ada tanaman yang terlihat seperti rumput biasa, tetapi justru mereka sama sekali bukan rumput. Salah satunya adalah blue-eyed grass atau Sisyrinchium angustifolium. Sekilas tanaman ini tampak sederhana dengan daunnya ramping, hijau, dan tumbuh berumpun. Namun saat bunganya mekar, baru terlihat pesonanya. Bunga kecil, berbentuk bintang, dan berwarna biru keunguan dengan pusat kuning cerah.
Di balik ukurannya yang mungil, blue-eyed grass punya banyak fakta menarik, mulai dari identitasnya yang sering disalahpahami, hubungan eratnya dengan penyerbuk, hingga perannya dalam sejarah pemanfaatan manusia. Berikut lima fakta paling menarik tentang blue-eyed grass yang layak kamu kenal lebih dekat.
1. Sering disangka rumput, padahal termasuk keluarga iris

Meski namanya blue-eyed grass, tanaman ini sama sekali bukan anggota famili rumput (Poaceae). Sisyrinchium angustifolium justru termasuk dalam famili iris (Iridaceae), satu kelompok dengan bunga iris yang dikenal anggun dan dekoratif.
Kebingungan ini muncul karena bentuk daunnya yang sempit, memanjang, dan menyerupai rumput. Daunnya kaku, tegak, dan tersusun seperti kipas yang merupakan ciri khas banyak anggota keluarga iris. Bedanya, daun blue-eyed grass biasanya lebih sempit dibandingkan daun iris pada umumnya, sehingga tampilannya makin mirip rerumputan.
Fakta ini menjadikan blue-eyed grass contoh menarik bagaimana penamaan umum sering kali lebih dipengaruhi tampilan luar daripada kekerabatan ilmiah.
2. Tanaman liar yang sulit dikenali saat tak berbunga

Secara alami, blue-eyed grass tumbuh di berbagai habitat lembap, seperti padang rumput basah, hutan terbuka yang lembap, tepi sungai, dan pinggiran lahan basah. Tanaman ini tumbuh berumpun dari rimpang tipis yang perlahan menyebar ke samping.
Uniknya, saat tidak berbunga, tanaman ini sering kali sulit dibedakan dari rumput biasa, terutama ketika tumbuh di padang rumput, ladang, atau tepi lahan basah.
Sifatnya yang mampu berbaur dengan vegetasi sekitar menjadikannya tanaman yang tidak mencolok. Namun justru di situlah daya tariknya. Saat musim berbunga tiba, hamparan blue-eyed grass bisa berubah menjadi pemandangan yang sederhana, tetapi juga memikat di saat yang bersamaan.
3. Bunganya kecil berbentuk bintang

Daya tarik utama blue-eyed grass terletak pada bunganya. Bunganya kecil, berbentuk bintang, dan tersusun dari enam helai (tepal) runcing dengan tiga mahkota dan tiga kelopak yang tampak hampir identik. Warna bunganya berkisar dari biru hingga biru keunguan, dengan bagian tengah berwarna kuning cerah yang menjadi asal sebutan 'blue-eyed'.
Menariknya, bunga ini memiliki perilaku harian. Melansir Wisconsin Horticulture Division of Extension, bunga blue-eyed grass biasanya membuka pada pagi atau sekitar tengah hari saat cuaca cerah, lalu menutup kembali pada sore atau malam hari. Pola ini membuat bunga blue-eyed grass terasa hidup, seolah mengikuti ritme matahari.
Pada permukaan tepalnya, terdapat garis-garis halus berwarna lebih gelap yang berfungsi sebagai penunjuk nektar. Sekilas pola ini terlihat dekoratif, namun bagi serangga penyerbuk, garis tersebut berfungsi layaknya rambu penunjuk arah menuju sumber makanan.
4. Sahabat penyerbuk di musim peralihan

Walaupun ukurannya kecil, blue-eyed grass punya peran ekologis yang cukup penting. Tanaman ini biasanya berbunga dari akhir musim semi hingga awal musim panas, bahkan di beberapa wilayah dapat mekar lebih lama. Waktu berbunga ini tergolong strategis karena terjadi sebelum banyak bunga musim panas berukuran besar bermekaran.
Mengutip Florida Wildflower Foundation, bunga blue-eyed grass menjadi sumber nektar dan serbuk sari bagi berbagai penyerbuk, seperti lebah besar (bumblebee), lebah keringat (sweat bee), lebah lokal lainnya, hingga beberapa jenis lalat. Warna kuning di pusat bunga sangat disukai lebah dan berfungsi sebagai sinyal visual yang kuat.
Setelah penyerbukan, bunga akan berkembang menjadi kapsul biji kecil berwarna cokelat tua hingga hitam. Biji-biji ini tidak hanya menyebar secara alami, tetapi juga menjadi sumber pakan bagi burung. Dengan demikian, blue-eyed grass berperan sebagai penghubung penting dalam rantai ekosistem kecil di habitatnya.
5. Pernah dimanfaatkan sebagai tanaman pangan dan obat

Selain menarik secara visual dan ekologis, blue-eyed grass juga memiliki catatan sejarah dalam kehidupan manusia. Menurut North Carolina Extension Gardener Plant Toolbox, beberapa suku penduduk asli Amerika diketahui memasak dan mengonsumsi bagian hijau tanaman ini. Selain sebagai bahan pangan, tanaman ini juga digunakan sebagai tanaman obat tradisional.
Secara khusus, blue-eyed grass dipercaya bermanfaat untuk membantu mengatur sistem pencernaan. Meski pemanfaatan ini bersifat tradisional dan tidak menggantikan pengobatan modern, fakta tersebut menunjukkan bahwa tanaman kecil ini pernah memiliki peran praktis dalam kehidupan sehari-hari manusia.
Itulah sederet fakta menarik dari blue-eyed grass, tanaman liar yang tampak sederhana yang menyimpan keunikan dari dari sisi ekologi, estetika, maupun budaya.


















