5 Fakta Meadow Jumping Mice, Spesies Tikus Padang Rumput!

Tikus termasuk hewan pengerat yang populasinya hampir dapat ditemukan di berbagai wilayah di dunia. Mereka mempunyai beberapa spesies, tak terkecuali meadow jumping mice. Mamalia betubuh mungil ini dikenal sebagai perenang yang handal.
Di samping itu, sistem reproduksi meadow jumping mice pun tergolong cepat. Mampu bertahan hidup lebih lama dibandingkan spesies tikus lainnya, inilah beberapa fakta unik seputar meadow jumping mice. Simak ulasannya!
1. Habitat asli meadow jumping mice

Meadow jumping mice hanya bisa ditemukan di benua Amerika bagian utara yang meliputi negara Amerika Serikat dan Kanada. Dilansir laman Animalia, di Amerika Serikat, populasi spesies tikus ini tersebar mulai dari wilayah Alabama hingga Arizona. Meadow jumping mice mendiami area padang rumput.
Di samping itu, mereka lebih suka hidup di area padang rumput yang berdekatan dengan sumber air seperti danau, rawa, dan sungai. Meadow jumping mice merupakan hewan omnivora. Tikus ini mengonsumsi biji-bijian, buah, dan serangga berukuran kecil.
2. Kebiasaan hidup di alam liar

Meadow jumping mice memiliki sifat soliter. Ini membuatnya lebih memilih untuk hidup menyendiri ketimbang berkelompok. Lebih menariknya, mamalia bertubuh mini ini aktif beraktifitas pada malam dan siang hari.
Ketika mencari makanan, meadow jumping mice mampu menempuh perjalanan hingga jarak satu kilometer. Mereka dikenal akan pergerakannya yang lincah karena dapat berlari dan memanjat dengan cepat. Bahkan, Meadow jumping mice juga mampu berenang di dalam air.
3. Ciri khas fisik

Meadow jumping mice memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan spesies tikus lainnya. Dilansir laman Animaldiversity, rata-rata berat tikus dewasa adalah 18 sentimeter dan bobot maksimal 35 gram. Namun, setelah meadow jumping mice melakukan hibernasi di musim dingin beratnya bisa turun hampir setengah.
Salah satu ciri khas dari spesies tikus ini adalah ekornya yang panjang. Di sisi lain, tubuhnya ditutupi oleh bulu berwarna coklat dan putih di bagian perut. Untuk membedakan jenis kelamin, sang jantan lebih kecil dibandingkan betina.
4. Sistem reproduksi

Belum ada informasi detail seputar cara berkembang biak meadow jumping mice. Musim kawin spesies tikus ini terjadi setelah melakukan proses hibernasi. Masa kehamilan sang betina hanya berlangsung selama 18 hari.
Meadow jumping mice mampu melahirkan maksimal 3 ekor anak. Mereka lahir dalam keadaan sangat lemah, buta, tuli, dan tanpa bulu. Anak-anak tersebut akan terus tinggal bersama sang induk hingga berusia kurang lebih satu bulan.
5. Populasi yang masih terjaga

Badan Konservasi Alam Dunia (IUCN) belum merilis data resmi seputar jumlah meadow jumping mice yang tersisa di alam liar. Akan tetapi, mereka belum dikategorikan sebagai hewan dilindungi. Ini menandakan populasinya masih stabil.
Ancaman terbesar meadow jumping mice adalah mereka sering menjadi mangsa dari berbagai hewan predator. Hewan ini juga sangat berperan untuk menyebarkan benih tanaman. Meadow jumping mice mampu bertahan hidup hingga usia maksimal 5 tahun.
Sistem reproduksi yang terbilang cepat menjadi alasan utama populasi meadow jumping mice melimpah. Mereka juga menjadi musuh dari para petani karena sering merusak hasil pertanian.