Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bukan Sekadar Kenangan, Inilah 9 Fakta Mengejutkan tentang Nostalgia 

freedesignfile.com

Menurut KBBI, nostalgia adalah kerinduan (kadang-kadang berlebihan) pada sesuatu yang sangat jauh letaknya atau yang sudah tidak ada sekarang. Sedangkan menurut konsensus umum, nostalgia seringkali dianggap sebagai perasaan kuat akan kerinduan atau kasih sayang pada masa lalu.

Entah apakah itu berbentuk kenangan masa kecil, lagu, atau bau, nostalgia adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Namun, kebanyakan orang tidak benar-benar memahaminya. Mengapa nostalgia terjadi? Apakah nostalgia adalah perasaan fisik atau semuanya hanya terjadi di kepala kita?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, mari kita simak 9 fakta mengejutkan tentang nostalgia pada manusia di bawah ini.

1. Bukan sekadar kenangan

nytimes.com

Kebanyakan dari kita mungkin sering menganggap kalau nostalgia berhubungan dengan kenangan masa lalu yang indah. Namun, sudah jelas kalau nostalgia tidak ada hubungannya dengan ingatan kita sendiri. Nyatanya, perasaan nostalgia sebenarnya terkait dengan keadaan emosional, bukan ingatan kita.

Sebagaimana dilansir laman Elite Daily, pikiran kita menghubungkan emosi yang berbeda dengan periode waktu dan tempat dari masa lalu kita, kemudian membuat kita merindukan pengalaman-pengalaman dari masa tersebut.

Sebagai contoh, seseorang dapat ingat pernah bermain di sebuah taman saat masih kecil. Meskipun seorang anak mungkin telah merasakan banyak emosi negatif selama perjalanan ke taman itu, pikirannya akan menghalangi hal itu sehingga ia hanya ingat dengan kenangan indah dari pengalaman tersebut.

Pikiran juga dapat mengubah ingatan kita dengan membuat kita merasa bahwa masa kini tidak pernah sebaik masa lalu. Singkatnya, koneksi antara emosi dengan ingatanlah yang membuat ingatan nostalgia berbeda dari ingatan biasa.

2. Pernah dianggap sebagai sebuah penyakit

pexels.com/pixabay

Meskipun dianggap sebagai perasaan yang umum dialami manusia, ternyata nostalgia pernah memiliki arti yang sangat berbeda di masa lalu. Pada tahun 1688, seorang dokter Swiss bernama Johannes Hofer menulis dalam sebuah laporan medisnya kalau nostalgia adalah sebuah penyakit mematikan tanpa obat.

Seperti dikutip dari The Atlantic, sebelum Hofer mengeluarkan laporan medisnya, nostalgia juga sudah sering dikaitkan dengan tentara Swiss yang mudah terkena "penyakit" ini. Bahkan, ada dugaan kalau lagu Swiss yang disebut "Khue-Reyen" dapat menyebabkan nostalgia yang sangat kuat sehingga yang memainkannya akan dihukum mati.

Setelah laporan Hofer, ada banyak ide tentang cara menyembuhkan nostalgia. Metode dengan lintah, pembersihan perut, dan bentuk perawatan mengerikan lainnya adalah beberapa contohnya.

3. Aroma yang mendorong nostalgia

pexels.com/andreapiacquadio

Seperti yang telah kita ketahui, nostalgia dapat dipicu dengan hal-hal tidak biasa seperti mendengarkan lagu lama atau melihat tempat yang mengingatkan kita akan masa lampau. Namun faktanya, bau atau aroma jauh lebih penting bagi nostalgia daripada indera lainnya.

Hubungan antara bau dan emosi sendiri sudah dibicarakan pada awal 1900-an, khususnya oleh salah satu ahli saraf terkemuka dan sang pionir ilmu psikoanalisis, Sigmund Freud.

Melansir dari artikel berjudul The Role of Odor-Evoked Memory in Psychological and Physiological Health, hal itu dikarenakan hidung terhubung ke lobus penciuman, bagian dari otak yang berperan dalam menyebabkan emosi.

Akibatnya, aroma dapat menghasilkan dampak yang lebih kuat pada emosi daripada rasa lainnya. Hal ini kemudian akan berdampak pada perasaan nostalgia yang kita alami. Fenomena ini dikenal sebagai olfactory-evoked recall, dan menjadi alasan mengapa toko roti akan membiarkan bau roti membanjiri toko mereka.

Hal ini dikarenakan aroma kue yang baru dipanggang sering memicu perasaan nostalgia yang kuat di benak para pelanggan. Tentu saja, hal ini akan membuat pelanggan lebih mungkin untuk membeli roti di toko tersebut karena merasa terikat secara emosional dengannya.

4. Memiliki banyak manfaat untuk kesehatan

boomermagazine.com

Saat ini, nostalgia dianggap memiliki banyak dampak positif terhadap mental kita. Ketika para ilmuwan mengembangkan pemahaman tentang nostalgia, manfaat kesehatannya pun semakin terlihat dengan jelas. Profesor psikologi dari Le Moyne College, Krystine Batcho, telah menemukan bahwa perasaan nostalgia dapat meningkatkan positive vibes dan kreativitas.

Menurutnya, perasaan menenangkan yang dibawa nostalgia juga dapat mengurangi stres. Batcho berpendapat kalau nostalgia memungkinkan kita untuk menyeimbangkan sisi emosional dan kognitif, serta memberikan kesinambungan dalam diri kita.

Bahkan menurut jurnal ilmiah Nostalgia: Past, Present, and Future, nostalgia dapat membantu mengobati depresi, karena ingatan nostalgia dapat membantu mencegah kesepian dan kecemasan. Selain itu, nostalgia juga diketahui dapat membantu memperkuat keterampilan sosial dan hubungan pribadi antar manusia.

5. Berdampak pada pengambilan keputusan

pexels.com/andreapiacquadio

Meskipun nostalgia hanya tampak seperti perasaan aneh yang dapat meningkatkan suasana hati kita, nyatanya nostalgia juga sangat memengaruhi proses pengambilan keputusan kita. Ketika sedang memikirkan kenangan indah di masa lalu, seringkali kita ingin mengulang kenangan itu di masa sekarang.

Namun, hal ini terkadang menimbulkan beberapa masalah. Karena nostalgia adalah versi yang "dimuliakan" dari masa lalu, hal-hal buruk yang juga terjadi di masa itu terkadang akan diabaikan karena rasa rindu yang terlalu kuat terhadap nostalgia.

Menurut Rochester Institute of Technology, nostalgia memang dapat menyebabkan orang mengulangi kebiasaan baik karena itu membuat mereka merasa lebih baik. Namun, nostalgia juga dapat memicu kebiasaan buruk yang pernah terjadi.

Inilah sebabnya mengapa banyak anak yang tumbuh dengan orang tua yang kasar akan menikahi pasangan yang kasar juga. Meskipun sadar kalau itu adalah pilihan yang buruk, secara tidak sadar manusia menyukai hal-hal yang mengingatkan tentang masa lalu mereka, terlepas dari apakah itu baik atau buruk.

6. Tak hanya berasal dari kenangan masa lalu

unsplash.com/Brannon Naito

Ternyata, nostalgia tidak hanya berhubungan dengan ingatan masa lalu manusia. Kita juga dapat merasakan nostalgia untuk hal-hal yang terjadi di masa sekarang. Dikenal sebagai nostalgia antisipasif (anticipatory nostalgia), hal ini terjadi ketika seseorang mulai merasakan kerinduan akan momen-momen masa kini sebelum menghilang di masa depan.

Sayangnya, versi nostalgia ini memiliki banyak dampak negatif pada pikiran kita. Memang, hidup di saat ini umumnya dikaitkan dengan hal-hal seperti berkurangnya stres dan emosi positif. Namun dengan nostalgia antisipatif, kita dapat melepaskan diri dari momen saat ini, hidup dalam versi "palsu" di masa depan dan kemudian merindukan masa lalu.

Ironisnya, masa lalu dalam konteks di atas adalah masa kini yang sedang kita jalani. Menurut hasil penelitian yang dipimpin oleh Krystine Batcho, nostalgia antisipatif mengarah pada hubungan emosional yang lebih lemah dan keterampilan sosial yang lebih buruk.

Ini berarti bahwa pengetahuan antisipatif (anticipatory knowledge) justru akan mengarahkan kita pada perasaan sedih yang bertentangan dengan perasaan bahagia yang muncul dari nostalgia biasa.

7. Memengaruhi generasi yang berbeda dengan cara yang berbeda pula

mmhealth.org

Pada tahun 1991, para peneliti melakukan percobaan berdujul Nostalgia: a Neuropsychiatric Understanding dengan menggunakan persetujuan dari peserta yang dipilih secara acak di pusat perbelanjaan Water Tower Place, Chicago. Tujuannya adalah untuk menentukan bagaimana orang-orang dari berbagai usia dipengaruhi oleh perasaan nostalgia.

Dalam percobaan tersebut, 989 orang ditanya tentang aroma yang mengingatkan mereka pada masa kecil mereka. Ternyata, hampir 87 persen dari subjek yang lahir pada tahun 1930 atau setelahnya menunjukkan kecenderungan pada olfactory-evoked recall, sedangkan hanya 61 persen subjek yang lahir sebelum tahun 1930 merasakan hal yang sama.

Penelitian ini menyiratkan bahwa orang yang lebih muda cenderung memiliki perasaan nostalgia yang lebih dipengaruhi oleh aroma daripada orang yang lebih tua. Ini masuk akal karena indera penciuman seseorang biasanya memburuk seiring dengan bertambahnya usia. Yang lebih menarik lagi adalah perbedaan antara tanggapan dari dua golongan tersebut.

Subjek yang lahir sebelum tahun 1930 umumnya mengatakan kalau bau seperti pinus, ek, dan padang rumput menyebabkan perasaan nostalgia. Di sisi lain, mereka yang lahir tahun 1930 atau lebih muda mengatakan kalau aroma dari plastik, bahan bakar pesawat, dan spidol menimbulkan sensasi nostalgia.

Hasil penelitian ini menunjukkan kalau orang tua lebih bernostalgia lewat aroma alami, sementara orang yang lebih muda merasakan nostalgia lewat aroma buatan.

8. Meningkatnya minat publik terhadap nostalgia

Dalam satu dekade terakhir, nostalgia menjadi hal yang penting bagi masyarakat. Hal ini, sebagian besar, mungkin terjadi karena seorang psikolog asal Universitas Southampton yang bernama Constantine Sedikides. Singkat cerita, Sedikides merasakan nostalgia setelah pindah dari North Carolina, Amerika, ke Inggris.

Mengutip dari Guardian, Sedikides menemukan fakta bahwa nostalgia membuatnya merasa bahagia dan optimis tentang masa depannya. Dorongan positif tersebut menginspirasinya untuk meneliti nostalgia lebih lanjut, yang segera menginspirasi universitas lain untuk melakukan hal yang sama.

Nostalgia sendiri telah menjadi bidang studi baru bagi para psikolog, dengan ratusan makalah akademik tentangnya yang telah ditulis di seluruh dunia. Saat ini, diketahui kalau perasaan nostalgia telah berdampak pada populasi di 18 negara dari lima benua berbeda.

Karena penelitian tentang nostalgia menjadi "tren" di universitas di seluruh dunia, jelas sekali kalau ketertarikan kita dengan nostalgia sedang berada pada titik tertinggi sepanjang sejarah peradaban manusia.

9. Dapat digunakan untuk kebaikan atau kejahatan

qz.com

Semua penelitian tentang nostalgia dalam komunitas ilmiah telah menunjukkan bahwa nostalgia berdampak positif bagi banyak orang. Yang paling menonjol adalah bahwa para peneliti telah menemukan sebuah cara untuk menggunakan emosi positif yang diperoleh dari nostalgia dalam pengaturan terapi kelompok.

Seperti dilansir Psychology Today, penyakit seperti Alzheimer dan depresi juga dapat dibantu dengan terapi berbasis nostalgia. Tim Wildschut, seorang rekan Constantine Sedikides, percaya kalau nostalgia dapat digunakan untuk mengarahkan para korban dari peristiwa traumatik untuk menjauh dari trauma mereka menuju ingatan yang lebih positif.

Selain itu, nostalgia berbasis kelompok juga dapat membantu mengurangi stigma tentang kelompok tertentu. Namun, terlepas dari semua hal positif yang dapat dibawanya, nostalgia juga dapat digunakan untuk manipulasi dan kejahatan.

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, nostalgia dapat digunakan untuk membantu mempromosikan kepositifan terhadap kelompok minoritas. Namun, hal yang sebaliknya juga bisa dilakukan.

Tim Wildschut menjelaskan, "Kita harus melangkah dengan hati-hati jika menggunakan nostalgia sebagai terapi kelompok. Apa pun yang meningkatkan ikatan dalam kelompok juga memiliki kekuatan untuk meningkatkan negativitas terhadap kelompok lain."

Setelah membaca penjelasan di atas, kita dapat menyimpulkan kalau nostalgia adalah alat yang ampuh untuk digunakan demi tujuan apa pun. Jadi, apakah kalian memiliki pengalaman tersendiri dengan perasaan nostalgia? Jika ada, kalian bisa menulisnya di kolom komentar ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arifina Budi A.
EditorArifina Budi A.
Follow Us