Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengapa Burung Puyuh Tidak Bisa Terbang Jauh?

potret burung puyuh
Burung puyuh (commons.wikimedia.org/Tisha Mukherjee)
Intinya sih...
  • Struktur tubuh burung puyuh membatasi daya terbang
  • Gaya hidup yang lebih banyak di darat
  • Efisiensi energi menjadi kunci bertahan hidup
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di antara berbagai spesies burung yang dikenal lincah di udara, burung puyuh justru menjadi pengecualian yang menarik. Hewan kecil ini lebih sering terlihat berlari cepat di tanah. Sayangnya, kita jarang melihat burung puyuh membentangkan sayapnya untuk terbang jauh.

Burung puyuh berevolusi dengan cara yang unik agar dapat bertahan hidup secara efisien di darat. Tubuhnya dirancang bukan untuk jarak, melainkan untuk kecepatan dan ketepatan bergerak. Lantas, mengapa burung puyuh tidak bisa terbang jauh? Berikut penjelasan ilmiah yang akan membuatmu memahami alasan mengapa burung puyuh tidak bisa terbang jauh.

1. Struktur tubuh burung puyuh membatasi daya terbang

potret burung puyuh
Burung puyuh (commons.wikimedia.org/christoph_moning)

Tubuh burung puyuh berukuran kecil dengan otot dada yang tidak sebesar burung pemangsa atau burung migran. Otot dada inilah yang berperan utama dalam menggerakkan sayap untuk menghasilkan tenaga terbang. Karena ukuran ototnya terbatas, tenaga yang dihasilkan pun tidak cukup kuat untuk terbang lama atau jauh. Selain itu, sayap puyuh berbentuk pendek dan bulat, yang membuatnya hanya mampu meluncur cepat dalam jarak pendek, bukan terbang tinggi.

Dari sisi anatomi, struktur tulang puyuh juga lebih padat dibanding burung lain yang biasa bermigrasi. Hal ini membuat tubuhnya lebih berat terhadap luas sayap yang dimiliki. Akibatnya, setiap kali mencoba terbang, puyuh membutuhkan energi besar hanya untuk mengangkat tubuhnya beberapa meter saja. Kondisi ini menunjukkan bahwa tubuh puyuh memang dirancang untuk efisiensi gerak di darat, bukan di udara.

2. Gaya hidup yang lebih banyak di darat

potret burung puyuh
Burung puyuh (commons.wikimedia.org/TRinaud)

Burung puyuh lebih nyaman hidup di daratan, terutama di area berumput atau semak-semak. Mereka mencari makan di tanah dengan mengais biji, serangga kecil, dan dedaunan. Aktivitas harian yang lebih banyak di permukaan tanah membuat mereka tidak memerlukan kemampuan terbang jauh untuk bertahan hidup. Lingkungan seperti ini juga memberikan perlindungan alami dari predator.

Ketika merasa terancam, puyuh biasanya tidak langsung terbang tinggi, melainkan melompat dan terbang rendah hanya untuk berpindah tempat secara cepat. Setelah itu, mereka segera bersembunyi di balik semak atau rerumputan. Pola perilaku ini menegaskan bahwa puyuh lebih mengandalkan kecepatan dan kelincahan di darat ketimbang kekuatan sayap.

3. Efisiensi energi menjadi kunci bertahan hidup

potret burung puyuh
Burung puyuh (commons.wikimedia.org/Tisha Mukherjee)

Terbang memerlukan energi besar, terutama untuk burung dengan otot dada yang kecil. Karena itu, burung puyuh secara alami memilih cara hidup yang lebih hemat energi. Mereka tidak perlu bermigrasi jauh seperti angsa atau walet karena sumber makanan mereka tersedia di sekitar habitatnya. Adaptasi ini membantu puyuh menjaga keseimbangan antara kebutuhan energi dan kemampuan fisik.

Selain itu, sistem metabolisme puyuh cenderung disesuaikan untuk aktivitas darat. Energi yang mereka hasilkan dari makanan lebih banyak digunakan untuk berlari dan mencari makan, bukan untuk terbang jarak jauh. Inilah bentuk efisiensi alam yang membuat mereka tetap bisa bertahan tanpa harus memaksa diri meniru kemampuan burung lain.

4. Lingkungan membentuk cara terbang puyuh

potret burung puyuh
Burung puyuh (commons.wikimedia.org/at0m)

Faktor lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap kemampuan terbang burung puyuh. Habitat alami mereka biasanya berupa padang rumput, lahan pertanian, atau area hutan rendah yang tertutup. Kondisi ini tidak membutuhkan kemampuan terbang tinggi karena ruang geraknya sudah terbatas di ketinggian rendah. Dengan demikian, evolusi tidak menekan puyuh untuk mengembangkan sayap yang lebih besar.

Sebaliknya, lingkungan tersebut justru menuntut mereka untuk cepat bersembunyi atau kabur di darat. Puyuh yang mampu berlari cepat dan menyesuaikan diri dengan vegetasi sekitarnya memiliki peluang hidup lebih tinggi. Jadi, lingkungan bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga faktor penentu utama dalam pembentukan karakteristik fisik dan perilaku spesies ini.

5. Evolusi yang mengutamakan kelangsungan hidup di darat

potret burung puyuh
Burung puyuh (commons.wikimedia.org/Tisha Mukherjee)

Evolusi burung puyuh menunjukkan arah adaptasi yang berbeda dari burung migran. Alih-alih mengembangkan otot terbang, mereka berevolusi dengan kaki yang kuat dan tubuh ringan untuk berlari cepat di tanah. Hal ini memberikan keuntungan besar dalam menghindari predator serta mencari makanan di permukaan bumi. Evolusi semacam ini menggambarkan bagaimana alam bekerja secara spesifik, tidak asal.

Dalam konteks ilmiah, setiap perubahan kecil dalam tubuh puyuh adalah hasil seleksi alami yang panjang. Burung dengan kemampuan terbang lebih rendah, tetapi lebih efisien di darat, lebih mungkin bertahan dan berkembang biak. Karena itu, kemampuan terbang jauh bukanlah keharusan, melainkan pilihan adaptasi yang sesuai dengan lingkungan hidupnya.

Burung puyuh tidak bisa terbang jauh dan hanya terbatas merupakan hasil adaptasi biologis yang efisien terhadap lingkungan hidupnya. Evolusi membentuk morfologi, otot, dan perilaku puyuh agar lebih sesuai untuk aktivitas darat dibandingkan penerbangan jarak jauh. Burung puyuh adalah contoh konkret bahwa setiap spesies berkembang mengikuti kebutuhan ekologisnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us

Latest in Science

See More

Apakah Kraken Itu Nyata? Ini 5 Fakta di Balik si Makhluk Mitologi Laut

14 Okt 2025, 21:04 WIBScience