Dapat Melawan Hukum Gravitasi, Ini 5 Fakta Mind-Blowing Kambing Ibex

Kambing ibex, atau cukup disebut ibex, merupakan salah satu keluarga kambing yang menghuni dataran tinggi. Tanduknya yang besar dan melengkung adalah satu ciri khas paling melekat dari ibex.
Selain tanduk, ibex memiliki banyak cerita dan hal menarik. Beberapa di antaranya yakni ibex merupakan satu dari sedikit hewan yang berhasil bangkit dari jurang kepunahan dan hewan yang dapat melawan hukum gravitasi. Nah, berikut 5 fakta menarik ibex.
1. Terdiri dari 5 spesies dan memiliki tanduk sepanjang 1,5 meter!

Dilansir Live Science, terdapat 5 spesies ibex yang masih hidup yakni, Capra ibex (ibex alpen), Capra nibuana (ibex nubia), Capra pyrenaica (ibex spanyol), Capra sibrica (ibex siberia), dan Capra walie (ibex walia). Ibex berkerabat dekat dengan kijang, kerbau, bison, sapi, kambing, dan domba.
Salah satu ciri pembeda ibex dengan kerabatnya, khususnya kambing, adalah tanduknya yang besar, kuat, dan melengkung. Bahkan dilansir A-Z Animals, ibex dapat memiliki tanduk sepanjang 1,5 meter! Bagi ibex jantan, tanduk adalah lambang dominasi dan pemimpin dalam kelompok.
2. Memiliki kemampuan adaptasi tinggi, dari pegunungan dingin hingga gurun panas

Dilihat dari persebaran, ibex sendiri menempati wilayah pegunungan Eropa, Asia Tengah, dan bagian utara Afrika. Dilansir Live Science, walaupun mereka dikenal sebagai kambing gunung, tapi pada dasarnya mereka memiliki kemampuan adaptasi tinggi dan dapat hidup di mana saja.
Seperti ibex walia, ia dapat hidup di daerah pegunungan dengan ketinggian hingga 4.500 meter! Kemudian ibex nubia dapat hidup di daerah yang panas, seperti di Afrika. Hal tersebut karena bulu mereka dapat memantulkan sinar matahari dan menjaga suhu badannya tetap stabil.
3. Memiliki lompatan tinggi dan melawan hukum gravitasi

Sebagai kambing gunung, ibex dikaruniai kemampuan melompat yang luar biasa. Dilansir A-Z Animals, ibex dapat melompat setinggi 1,8 meter! Sebagai perbandingan, tinggi lompatan manusia rata-rata hanya 63 cm atau 3 kali lebih rendah dari ibex.
Tak hanya kemampuan melompatnya, ibex juga menjadi hewan yang dapat melawan hukum gravitasi. Yaps, ibex dapat memanjat tebing yang sangat curam dengan lancar dan cepat. Seperti yang dilakukan ibex alpen, di mana ia dapat memanjat bendungan Cingino, Itali yang bahkan tidak memiliki tumpuan untuk dipanjat.
Dilansir Water Power Magazine, keahlian memanjat ibex ini disebabkan oleh kakinya yang memiliki dua kuku. Jaringan luar kukunya sangat keras dan bagian dalamnya lembut. Hal ini membuat ibex dapat berdiri di pijakan yang sangat tipis dan melompat dari tebing ke tebing tanpa takut terjatuh.
4. Satu dari sedikit hewan yang berhasil bangkit dari jurang kepunahan

Dulu, ibex, terkhusus ibex alpen, sering diburu untuk diambil dagingnya sebagai makanan, bulunya untuk pakaian, dan tanduknya sebagai perhiasan. Akibatnya, pada abad ke 19, spesies ini tak ditemukan lagi di Jerman, Switzerland, Austria, dan utara Italia. Populasinya sendiri turun dari puluhan ribu hingga menjadi kurang dari 100 individu!
Dilansir Think Wildlife Foundation, baru pada 1856, raja Italia, Vittorio Emmanuele II melarang perburuan ibex dan menjadikan para pemburu ibex untuk melindungi ibex. Setelah 60 tahun, populasi ibex meningkat menjadi 3.000 individu dan sejak 1922, habitat ibex di Italia ditetapkan sebagai Taman Nasional Gran Paradiso. Kini, populasi ibex alpen sendiri berkisar 50.000 individu dan menjadi salah satu kisah konservasi paling sukses dalam sejarah.
5. Ibex pyrenean, spesies pertama yang berhasil bangkit dari kepunahan dan punah dua kali

Ibex pyrenean (Capra pyrenaica pyrenaica) mungkin jadi satu dari sedikit spesies yang harus mengalami kepunahan dua kali. Dilansir ThoughtCo, pertama, spesies ini punah pada tahun 2000 ketika Celia, ibex pyrenean terakhir, mati akibat pohon tumbang.
Kemudian, pada 2009, ilmuwan mencoba mengkloning ibex pyrenean dari sel yang telah mereka simpan di nitrogen cair. Ajaibnya, kloning ini berhasil dan ibex pyrenean menjadi spesies pertama yang berhasil kembali dari kepunahan. Sayangnya, kloningan itu hanya bertahan selama 7 menit dan membuat ibex pyrenean kembali punah.
Walau kloningan ibex tak bertahan lama, keberhasilan ilmuwan dalam mengkloning ibex menjadi harapan untuk memulihkan kembali spesies yang telah punah. Serta, ini menjadi pengingat kita untuk senantiasa melindungi spesies yang ada di bumi ini.