Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

9 Fakta Cekakak Jawa, si Burung Pengicau yang Pemalu

cekakak jawa (commons.wikimedia.org/Mike.frankenstein)
cekakak jawa (commons.wikimedia.org/Mike.frankenstein)

Indonesia memang terkenal akan kekayaan alamnya yang beragam, termasuk satwa-satwanya yang unik. Bahkan, Indonesia menempati peringkat pertama dunia dalam hal keanekaragaman spesies endemi. Terdapat lebih dari 300 spesies burung endemi yang tersebar di Indonesia, salah satunya adalah cekakak Jawa.

Cekakak jawa, juga dikenal dengan nama Javan Kingfisher atau Blue-bellied Kingfisher (Halcyon cyanoventris). Cekakak jawa adalah jenis burung pengicau berukuran sedang yang hanya ditemukan di pulau Jawa dan Bali. Burung ini terkenal karena fisiknya yang menarik dan suaranya yang merdu. Mau tahu fakta lainnya seputar cekakak jawa? Yuk, langsung simak sembilan fakta cekakak jawa berikut ini.

1. Dilansir Animalia, cekakak jawa berukuran sekitar 25–27 cm dengan ciri paruh merah besar yang khas, iris coklat tua dan kaki merah tua

cekakak jawa (commons.wikimedia.org/Lip Kee Yap)
cekakak jawa (commons.wikimedia.org/Lip Kee Yap)

2. Mereka termasuk dalam burung yang tidak bermigrasi dan biasanya dijumpai di area terbuka seperti hutan bakau, persawahan dan padang rumput

cekakak jawa (commons.wikimedia.org/Quilucru32)
cekakak jawa (commons.wikimedia.org/Quilucru32)

3. Burung ini termasuk hewan yang soliter dan teritorial. Mereka cenderung lebih aktif bergerak di sekitar sarangnya saja

cekakak jawa (commons.wikimedia.org/Francesco Veronesi)
cekakak jawa (commons.wikimedia.org/Francesco Veronesi)

4. Selain itu, cekakak jawa adalah hewan yang pemalu, lho. Mereka sensitif dengan manusia dan langsung menghindar begitu melihatnya

cekakak jawa (flickr.com/Howard & Janet Smith)
cekakak jawa (flickr.com/Howard & Janet Smith)

5. Cekakak jawa juga terkenal akan keunikan suara siulannya yang nyaring dan merdu dengan pola "cii-rii-rii" dan "ciirii-cirii"

cekakak jawa (commons.wikimedia.org/Wibowo Djatmiko)
cekakak jawa (commons.wikimedia.org/Wibowo Djatmiko)

6. Musim bertelurnya dimulai dari Maret–September dan menghasilkan 3–5 telur. Telurnya ditempatkan di terowongan dalam tanah yang terkena sinar matahari

cekakak jawa (flickr.com/Howard & Janet Smith)
cekakak jawa (flickr.com/Howard & Janet Smith)

7. Cekakak jawa sering memangsa serangga dan hewan-hewan kecil. Setelah telurnya menetas, mereka akan memangsa cacing dan belatung untuk anaknya

cekakak jawa yang sedang memakan mangsanya (commons.wikimedia.org/Asman Adi Purwanto)
cekakak jawa yang sedang memakan mangsanya (commons.wikimedia.org/Asman Adi Purwanto)

8. Setelah anakan mereka tumbuh besar, mereka beralih memangsa ikan-ikan kecil, ular, dan serangga besar

cekakak jawa yang berburu mangsa di air (commons.wikimedia.org/Diyan Filio Bastian)
cekakak jawa yang berburu mangsa di air (commons.wikimedia.org/Diyan Filio Bastian)

9. Menurut IUCN Red List, populasi cekakak jawa saat ini masih terkendali, tapi sempat mengalami penurunan sejak 1970 akibat perburuan

cekakak jawa (flickr.com/ammadoux)
cekakak jawa (flickr.com/ammadoux)

Populasi cekakak jawa sebelumnya dilindungi dalam PP No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa di Indonesia. Namun, di tahun 2018, pemerintah telah menghapus cekakak jawa dari daftar satwa yang dilindungi berdasarkan hasil observasi dari IUCN.

Hal ini awalnya dianggap berisiko karena dapat menyebabkan perburuan kembali terhadap jenis burung pengicau satu ini. Namun, dengan kesadaran untuk melestarikan dan menghentikan perburuan liar, ancaman ini dapat dihentikan. Semoga informasi ini bisa menambah pengetahuanmu, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us