Dimorfisme Seksual pada Hewan, Sebuah Pembeda Jenis Kelamin!

- Banyak hewan memiliki dimorfisme seksual, yang merupakan perbedaan fisik antara individu jantan dan betina dari spesies yang sama.
- Dimorfisme seksual pada hewan meliputi perbedaan ukuran, kebiasaan, warna tubuh, serta hasil evolusi selama jutaan tahun untuk memudahkan kehidupan.
- Dimorfisme seksual dapat terjadi karena seleksi alam, persaingan mencari makanan, pembagian tugas dalam berkembang biak, dan bahkan ditemukan pada hewan prasejarah seperti dinosaurus.
Pasti kamu sering melihat individu jantan dan betina pada hewan punya ciri fisik yang berbeda. Entah itu dari warna, ukuran, bentuk tubuh, panjang ekor, ukuran kepala, warna sayap, warna bulu, sampai panjang leher. Bahkan tak hanya pada hewan, manusia yang berjenis kelamin laki-laki juga punya perbedaan signifikan dengan manusia yang berjenis kelamin perempuan.
Perbedaan-perbedaan fisik antara jenis kelamin tersebut disebut sexual dimorphism atau dimorfisme seksual. Banyak makhluk hidup seperti tumbuhan dan hewan yang memliki dimorfisme seksual. Dimorfsime seksual pada makhluk hidup juga punya beberapa fungsi yang berguna bagi keberlangsungan hidup mereka. Supaya kamu lebih paham dengan dimorfisme seksual artikel ini kita akan membahas secara mendalam beberapa hal yang berhubungan dengan dimorfisme seksual pada hewan. Karenanya baca dan perhatikan baik-baik artikel ini!
1. Apa itu dimorfisme seksual?

Laman Northern Arizona University menjelaskan kalau dimorfisme seksual adalah perbedaan bentuk tubuh sistematik yang terjadi pada individu jantan dan betina yang berasal dari spesies yang sama. Sebenarnya dimorfisme seksual tak hanya terjadi pada hewan namun organisme lain seperti tumbuhan juga memiliknya. Namun biasanya dimorfisme seksual pada hewan lebih mudah dikenali oleh manusia. Dimorfisme seksual yang paling sering terlihat pada hewan adalah perbedaan ukuran, perbedaan kebiasaan dan perbedaan warna tubuh. Dimorfisme seksual juga merupakan hasil evolusi selama jutaan tahun dan terjadi untuk memudahkan kehidupan suatu makhluk hidup.
2. Fungsi dimorfisme seksual

Setiap evolusi dan adaptasi tentunya memiliki fungsi dan kegunaannya masing-masing, hal ini juga terjadi pada dimorfisme seksual. Perbedaan-perbedaan yang ada pada individu jantan dan betina punya kegunaannya masing-masing yang membantu mereka dalam kegiatan bereproduksi. Bahkan terkadang perbedaan fisik yang dimiliki individu jantan tidak hanya membantunya dalam bereproduksi, lho.
Berbagai sumber menjelaskan kalau individu jantan yang menunjukkan dimorfisme seksual dengan memiliki warna yang lebih mencolok dari individu betina biasanya menggunakan warna tersebut untuk menarik perhatian betina saat musim kawin. Beberapa spesies juga punya ciri lain seperti singa yang punya rambut tebal di sekitar kepala. Rambut tersebut berguna untuk membedakan antara jantan dan betina dan sekaligus berfungsi sebagai alat intimidasi untuk singa jantan lain. Pinggul manusia perempuan juga lebih lebar dari laki-laki karena berguna supaya bayi bisa keluar lebih mudah saat proses melahirkan.
3. Hewan-hewan yang memiliki dimorfisme seksual

Hampir semua jenis hewan memiliki dimorfisme seksual entah itu ikan, reptil, serangga, burung, kucing, sampai manusia. Tiap spesies mengembangkan ciri fisik dan dimorfisme seksual yang berbeda tergantung dari lingkungan dan kebutuhan reproduksinya masing-masing. Dimorfisme seksual yang dimiliki tiap spesies juga unik, ada yang mudah dilihat dan dibedakan namun ada juga yang sulit dilihat dan dibedakan.
Sebagai contoh Tropidolaemus wagleri atau ular bandotan candi punya dimorfisme seksual yang sangat ekstrim. Ular jantan punya tubuh yang berkali-kali lebih kurus, kecil dan pendek dari ular betina. Ular jantan juga punya warna yang dominan hijau sementara ular betina punya banyak kombinasi warna seperti hitam, putih, kuning, dan hijau. Ikan cupang juga punya dimorfisme seksual yang sangat mudah dilihat, seperti yang kita tahu cupang jantan dan betina punya fisik yang sangat berbeda. Cupang jantan punya sirip yang lebih panjang dan warnanya lebih menyala, ia juga punya sikap yang sangat teritorial. Hal ini berbeda dari cupang betina yang siripnya pendek, warnanya cenderung pudar dan tidak tidak terlalu agresif.
4. Jenis-jenis dimorfisme seksual

Setiap jenis hewan punya bentuk tubuh, kebiasaan, makanan, habitat, warna, cara reproduksi, dan ancaman yang berbeda. Karena itu mereka punya adaptasi dan evolusi yang berbeda, tiap adaptasi dan evolusi yang dilakukan bertujuan untuk menyesuaikan diri dengan gaya hidup dan lingkungan masing-masing spesies. Hal ini juga berlaku untuk dimorfisme seksual di mana tiap spesies punya bentuk dimorfisme seksual yang berbeda dan unik.
Dilansir Britannica, terkadang suatu spesies bisa menunjukkan dimorfisme seksual yang ekstrim namun spesies lain punya dimorfisme seksual yang tergolong biasa. Dimorfisme seksual yang ada pada hewan mencakup perbedaan ukuran, perbedaan bentuk tubuh, perbedaan warna, perbedaan organ tubuh, perbedaan kebiasaan, dan perbedaan makanan. Perbedaan warna tubuh biasanya terlihat pada burung, beberapa jenis ikan, reptil dan serangga. Perbedaan ukuran tubuh jadi dimorfisme seksual paling banyak terlihat dan bisa ditemukan di mamalia, serangga, burung, sampai reptil. Beebrapa reptil juga punya perbedaan pola makan di mana individu jantan dan betina punya preferensi ukuran mangsa yang berbeda.
5. Evolusi dimorfisme seksual

Tentunya dimorfisme seksual tidak terjadi begitu saja, dimorfisme seksual juga merupakan hasil evolusi dalam kurun waktu yang lama. Artikel di jurnal Trends in Technology & Evolution menjabarkan kalau dimorfisme seksual dapat berevolusi pada hewan karena beberapa faktor. Dimorfisme seksual dapat terjadi karena karena adanya seleksi alam, persaingan mencari makanan yang terjadi antara jantan dan betina dan pembagian tugas dalam berkembang biak antara jantan dan betina. Gabungan dari satu faktor atau lebih tersebut pada akhirnya memunculkan dimorfisme seksual pada hewan.
Tak cuma muncul pada hewan yang hidup di masa modern, hewan-hewan prasejarah yang sudah punya juga menunjukkan dimorfisme seksual, lho. Salah satunya adalah dinosaurus di mana beberapa spesies dinosaurus diketahui atau diteorikan memiliki dimorfisme seksual. Dimorfisme seksual pada dinosaurus terlihat pada perbedaan bentuk organ tubuh seperti bentuk tulang atau adanya ornamen yang hanya dimiliki oleh individu jantan. Sebagai contoh indinvidu jantan dari beberapa jenis dinosaurus ornithopda dan ceratopsia dimungkinkan memiliki tanduk, cula atau rumbai yang besar dan berwarna cerah yang digunakan untuk menarik perhatian betina.
Sebenarnya dimorfisme seksual pada hewan sering sekali kita lihat entah itu dimorfisme seksual yang terjadi pada singa, ular, ikan cupang, sampai burung. Bahkan manusia sendiri juga menunjukan dimorfisme seksual, lho. Jenis-jenis dimorfisme seksual juga beragam mulai dari perbedaan warna, bentuk tubuh, bentuk organ tubuh, ukuran, sampai kebiasaan. Hadirnya dimorfisme seksual juga merupakan hasil dari evolusi selama jutaan tahun yang punya banyak manfaat, fungsi dan keuntungan bagi makhluk hidup. Sekarang coba kamu keluar rumah dan cari hewan apa saja yang memiliki dimorfisme seksual disekitarmu.