Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Anchoring Bias, Musuh Tersembunyi di Balik Keputusanmu

ilustrasi teman (pexels.com/Gustavo Fring)

Pernahkah kamu merasa yakin dengan harga suatu barang hanya karena melihat harga awal yang tinggi? Atau, saat bernegosiasi gaji, kamu langsung terpaku pada angka yang ditawarkan pertama kali? Hati-hati, kamu mungkin sedang terjebak dalam anchoring bias.

Anchoring bias adalah kecenderungan kognitif yang membuat kita terlalu mengandalkan informasi pertama yang diterima saat membuat keputusan. Informasi ini yang disebut "jangkar" dapat mendistorsi penilaian kita, bahkan ketika informasi baru yang lebih relevan tersedia. Hal ini dapat menyebabkan kita membuat keputusan yang tidak rasional dan tidak menguntungkan.

Fenomena ini bisa terjadi dalam berbagai situasi, seperti saat bernegosiasi gaji, membeli barang, atau bahkan saat memperkirakan nilai suatu objek. Memahaminya sangat penting agar kita dapat membuat keputusan yang lebih baik.

Berikut adalah lima fakta menarik tentang anchoring bias yang perlu kamu ketahui. Yuk, simak!

1. Definisi dan dampak anchoring bias

ilustrasi berbelanja (pexels.com/Arina Krasnikova)

Anchoring bias adalah kecenderungan untuk terlalu mengandalkan informasi pertama yang diterima saat membuat keputusan. Informasi ini menjadi ‘jangkar’ atau titik acuan yang mempengaruhi penilaian selanjutnya, bahkan jika informasi tambahan telah diperoleh. Ini sering terjadi karena manusia memiliki kecenderungan untuk mencari kepastian dan kenyamanan dalam informasi yang sudah dikenal, daripada mengeksplorasi data baru yang mungkin lebih relevan atau akurat.

Ketika seseorang menerima informasi awal, otak cenderung memberikan bobot lebih pada informasi tersebut, yang kemudian menjadi dasar untuk semua penilaian yang akan datang. Hal ini dapat menyebabkan distorsi dalam pengambilan keputusan karena penilaian tersebut tidak selalu disesuaikan dengan informasi baru yang muncul.

2. Penyebab dan mekanisme anchoring bias

ilustrasi menjual barang (pexels.com/Gustavo Fring)

Anchoring bias terjadi karena beberapa alasan. Salah satunya adalah kecenderungan alami manusia untuk menghindari perubahan dan kedua, keinginan untuk membuat keputusan dengan cepat. Ini berkaitan dengan cara otak kita memproses informasi dan bagaimana kita cenderung mencari jalan pintas kognitif untuk mengurangi kompleksitas pengambilan keputusan.

Selain itu, anchoring bias juga terjadi karena keterbatasan dalam kemampuan kita untuk memproses informasi secara simultan. Kita sering kali mengandalkan informasi awal sebagai ‘jalan pintas’ karena tidak memiliki waktu atau sumber daya untuk mengevaluasi setiap pilihan dengan mendalam. Ini mengarah pada keputusan yang mungkin tidak optimal, tetapi cukup baik dalam konteks waktu dan informasi yang terbatas.

3. Contoh anchoring bias dalam kehidupan sehari-hari

ilustrasi teman (pexels.com/Tim Douglas)

Dalam konteks negosiasi gaji, anchoring bias dapat sangat berpengaruh. Jika kamu diberi angka awal yang tinggi, kamu cenderung menggunakannya sebagai dasar untuk negosiasi selanjutnya. Ini karena angka awal tersebut bertindak sebagai ‘jangkar’ yang mempengaruhi ekspektasi dan persepsi nilai dari apa yang sedang dinegosiasikan.

Contoh lain dari anchoring bias dapat ditemukan dalam pengambilan keputusan sehari-hari, seperti membeli mobil bekas. Jika dealer menunjukkan mobil dengan harga tinggi terlebih dahulu, kamu mungkin merasa bahwa mobil dengan harga lebih rendah adalah tawaran yang bagus, meskipun sebenarnya semua mobil tersebut dihargai terlalu tinggi.

4. Faktor yang memperkuat anchoring bias

ilustrasi berbelanja (pexels.com/Sam Lion)

Faktor-faktor seperti suasana hati, kepribadian, dan pengalaman dapat mempengaruhi seberapa besar anchoring bias memengaruhi keputusan seseorang. Misalnya, seseorang yang cenderung optimis mungkin kurang terpengaruh oleh anchoring bias karena mereka lebih terbuka terhadap kemungkinan-kemungkinan baru dan tidak terlalu terikat pada informasi awal.

Selain itu, pengetahuan dan keahlian dalam suatu bidang juga dapat mengurangi pengaruh anchoring bias. Semakin banyak kamu mengetahui tentang suatu topik, semakin kecil kemungkinan kamu akan terpengaruh oleh informasi awal yang mungkin menyesatkan.

5. Cara menghindari anchoring bias

ilustrasi berbelanja (pexels.com/Gustavo Fring)

Untuk menghindari anchoring bias, penting untuk mendidik diri sendiri tentang bias ini dan berusaha untuk tetap objektif saat menilai informasi baru. Ini termasuk mempertanyakan asumsi-asumsi yang mendasari informasi awal dan secara aktif mencari data yang dapat menantang atau mendukung informasi tersebut.

Selain itu, mempertimbangkan berbagai perspektif dan mengambil waktu untuk membuat keputusan dapat membantu mengurangi pengaruh anchoring bias. Dengan memperluas pengetahuan dan pengalaman, kamu dapat mengembangkan kemampuan untuk menilai informasi dengan lebih akurat dan membuat keputusan yang lebih tepat.

Memahami anchoring bias dapat membantumu membuat keputusan yang lebih cerdas dan rasional. Ingatlah untuk selalu mempertimbangkan berbagai sumber informasi, berhati-hatilah dengan harga awal, dan luangkan waktu untuk berpikir kritis sebelum mengambil keputusan.

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febrianti Diah Kusumaningrum
EditorFebrianti Diah Kusumaningrum
Follow Us