3 Fakta Menarik Antler, Tulang Bercabang yang Dimiliki Rusa!

Pernahkah kamu mendengar istilah antler? Bentuknya memang terlihat seperti tanduk, namun keduanya sebenarnya berbeda. Perbedaan tersebut adalah kalau antler merupakan tulang bercabang yang biasa rontok setiap tahunnya. Antler biasa ditemukan dalam famili rusa. Sementara itu tanduk merupakan tulang permanen yang dilapisi oleh keratin. Biasanya tanduk dimiliki oleh hewan seperti bison, domba, sapi, maupun kambing gunung.
Nah, antler yang dimiliki rusa ternyata memiliki sejumlah fakta menarik lainnya selain dari perbedaannya dengan tanduk. Mengetahui fakta menarik antler tentunya akan menambah wawasanmu tentang hewan. Oleh karena itu, simak penjelasan seputar fakta menarik antler di bawah ini, yuk!
1. Pertumbuhan sangat cepat pada musim semi

Antler pada rusa memiliki pertumbuhan yang sangat cepat. Ia bisa tumbuh satu inci per hari hingga menjadi kompleks pada hitungan beberapa minggu saja. Bahkan antler pada rusa ekor putih dapat tumbuh 1/4 inci per hari. Melansir Wildlife, antler tumbuh dari pedikel, yaitu struktur tulang yang berada di bagian depan tulang tengkorak yang ditutupi oleh lapisan kulit berbulu yang disebut beludru. Beludru ini yang memberikan makan tulang sehingga dapat berkembang menjadi antler.
Perkembangan antler sangat dipengaruhi oleh hormon IGF-1. Hormon ini yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan tulang. Selain itu, cahaya matahari juga berpengaruh pada perkembangan antler, lho. Ini karena kelenjar pineal yang berada di otak membutuhkan cahaya matahari untuk memulai reaksi hormonal dalam tubuh rusa. Pada musim semi, kelenjar pineal akan memberi sinyal kepada kelenjar hipofisis untuk meningkatkan produksi testosteron sebab testosteron ini yang mendorong perkembangan pedikel, yaitu tahap pertama dari perkembangan antler.
Di samping itu, faktor usia juga mempengaruhi perkembangan antler. Biasanya rusa yang usianya lebih tua akan memiliki antler yang lebih kompleks dan tumbuh lebih dahulu daripada rusa yang lebih muda. Faktor nutrisi juga penting bagi pertumbuhan antler. Rusa yang hidup pada habitat yang baik dan kaya akan nutrisi akan berpengaruh pada antler yang kuat dan menakjubkan.
2. Ukuran dan bentuk

Seperti disinggung sebelumnya, ukuran antler sangat dipengaruhi oleh nutrisi yang didapatkan. Nutrisi yang baik akan mempengaruhi keseimbangan hormon sehingga produksi antler yang besar dan kuat. Selain itu, American Hunter melansir bahwa faktor gen juga turut berpengaruh di mana induk rusa yang memiliki gen bagus akan sangat mungkin menghasilkan keturunan yang memiliki antler bagus dan kuat.
Nah, bentuk dan ukuran antler bisa beraneka ragam tergantung pada nutrisi yang didapatkan. Melansir Wildlife, antler ukuran kecil mencapai 10 centimeter dan ukuran besar bisa mencapai 1,5 meter. Berat dari antler sendiri bisa mencapai tiga kilogram hingga 13 kilogram. Untuk mendapatkan antler yang kuat dan berat seperti ini membutuhkan asupan kalsium dan fosfor yang cukup. Untuk ukuran rusa jantan merah, jumlah kalsium yang dibutuhkan sekitar 45%, sedangkan fosfor sejumlah 19%.
3. Antler akan rontok pada musim dingin

Pada musim dingin, antler pada rusa akan rontok dengan sendirinya. Hal ini karena produksi testosteron menurun seiring dengan kurangnya asupan cahaya matahari di musim dingin. Kondisi ini terjadi kelenjar pineal tidak memberi sinyal kepada kelenjar hipofisis untuk menghasilkan hormon testosteron yang mendorong perkembangan antler.
Di sisi lain, pada musim dingin, rusa biasanya cenderung mengutamakan mencari makanan untuk bertahan hidup sehingga antler tidak lagi berguna dan hanya akan menjadi beban bagi rusa. Beda halnya ketika musim semi, antler biasanya dipakai untuk menunjukkan dominasi antar sesama rusa jantan dengan tujuan memikat rusa betina, seperti dilansir U.S. Fish & Wildlife Service.
Ternyata antler pada rusa memiliki waktu untuk tumbuh dan rontok, ya. Siapa di antara kamu yang baru tahu setelah membaca fakta di atas? Untuk memperdalam wawasanmu, jangan lupa terus membaca artikel-artikel sains di IDN Times, ya!