6 Fakta Feline Acne, Jerawat yang Sering Muncul di Dagu Kucing

Jerawat adalah hal yang lumrah menyebabkan masalah pada manusia. Pada kasus di mana jerawat sulit untuk diatasi, seseorang jadi tidak percaya diri dengan penampilannya, terlebih ketika kondisinya sedang meradang.
Namun, ternyata masalah jerawat ini juga ditemukan pada kucing. Bedanya, jika pada manusia bisa ditemukan di berbagai area muka atau tubuh, jerawat kucing ini spesifik berada di area dagu. Supaya lebih memahami tentang feline acne, yuk simak fakta-fakta berikut ini!
1.Jerawat yang muncul di area dagu

Bicara masalah jerawat, “teman kecil” ini memang bisa sangat mengganggu, terlebih jika jumlahnya tidak hanya satu. Tempat tumbuhnya pun bisa di mana saja, baik di area wajah atau tubuh.
Hal berbeda terjadi pada kucing. Meskipun bisa berjerawat seperti layaknya manusia, tetapi jerawat tersebut hanya muncul di area dagu dan sebagian mulut. Oleh sebab itulah, feline acne juga disebut dengan cat chin acne atau yang berarti 'jerawat dagu kucing'.
Veterinary Partner melaporkan, feline acne sebenarnya merupakan kondisi kulit di mana muncul komedo akibat folikel rambut yang tersumbat. Bila ada bakteri yang masuk, maka akan terbentuk nanah di area tersebut.
2.Produksi keratin berlebih diduga jadi biang masalah

Ketika mekanisme terjadinya kasus jerawat pada manusia sudah diketahui dengan pasti, beda cerita dengan jerawat kucing. Dilansir WebMD, feline acne diduga kuat terjadi karena adanya kelebihan produksi keratin, suatu protein di lapisan terluar kulit, sehingga menyumbat folikel rambut dan menimbulkan komedo.
Ketika ada bakteri yang masuk ke dalam area berkomedo tersebut, infeksi dapat terjadi. Kucing akan mengalami iritasi dan kesakitan, sehingga lebih sering menggaruk area dagu. Akibatnya, luka semakin meluas dan parah.
3.Ada hubungan antara wadah plastik dan jerawat kucing

Kasus jerawat pada kucing ini ternyata cukup menarik. Salah satu pemicu kasus feline acne diduga dari wadah makanan atau minuman yang berbahan dasar plastik. VCA Hospitals menyebutkan, permukaan plastik cenderung tidak beraturan, apalagi jika terdapat bekas cakaran atau gigitan, sehingga mudah terkontaminasi bakteri.
Ketika kucing makan atau minum, area dagu akan sering kontak dengan tepi wadah plastik. Pada momen inilah terjadi transfer bakteri dari wadah ke dagu dan suatu ketika akan menyebabkan jerawat.
4.Kasus ringan tidak menimbulkan rasa sakit

Dilansir Veterinary Partner, dagu kucing yang menderita feline acne akan mengalami penebalan, berwarna kemerahan, berkerak, sedikit berair, serta folikel rambut yang tersumbat terlihat seperti titik-titik hitam. Pada kondisi demikian, kucing tidak merasakan gatal atau sakit.
Namun, ketika area tersebut digaruk dan timbul luka goresan, kontaminasi bakteri dapat terjadi. Jika sudah terbentuk nanah, maka akan timbul rasa sakit yang mengganggu kondisi kesehatan kucing kesayangan.
5.Menjaga higienitas bantu penyembuhan feline acne

Kasus feline acne bisa diobati dengan beberapa pilihan terapi sesuai dengan derajat keparahan penyakit tersebut. Veterinary Partner melaporkan, terapi feline acne meliputi pembersihan luka dan pemberian obat yang tepat, sehingga tindakan ini hanya boleh dilakukan oleh seorang dokter hewan.
Selain pengobatan, mengganti wadah makan dan minum dari bahan plastik ke kaca atau stainless steel bisa sangat membantu pemulihan feline acne, seperti dilansir VCA Hospitals. Tindakan sederhana, tetapi berdampak besar untuk kesehatan si kaki empat kesayangan!
6.Lebih baik mencegah daripada mengobati

Kabar baiknya, timbulnya jerawat pada kucing ini bisa dicegah. Situs Purina melansir, cat owner bisa melakukan grooming rutin pada kucing agar kebersihan tubuhnya tetap terjaga, terutama untuk kucing berambut panjang.
Tips kedua bisa dengan memilih wadah air minum dan pakan dari bahan kaca, keramik, atau stainless steel dari pada plastik. Bagaimana pun juga, lebih baik mencegah dari pada mengobati, bukan?
Feline acne terbatas pada area dagu dan apabila tidak mendapat pengobatan yang tepat, lukanya bisa meluas dan semakin parah akibat kontaminasi bakteri. Oleh sebab itu, jangan ragu untuk memeriksakan kucing kesayangan ke dokter hewan bila menemukan kondisi tersebut, ya!