7 Fakta Great Basin, Gurun Ekstrem yang Terletak di Amerika

Great Basin terdiri dari lembah-lembah dalam yang dipisahkan oleh barisan pegunungan tinggi. Berorientasi memanjang ke utara dan selatan, dan pola ini berulang terus menerus.

Dilansir laman New World Encyclopedia, para ahli menganggap Great Basin dalam proses peregangan dan retak. Kerak bumi dan mantel atas telah meregang hingga 100 persen dari lebar aslinya. Akibatnya, ada potensi gempa yang sangat tinggi terjadi di sini. Beberapa ahli geologi bahkan berspekulasi bahwa di masa depan Great Basin akan terbelah karena terus mengalami retakan. Selanjutnya, air akan masuk dari Teluk California.

Meskipun saat ini menjadi gurun yang sepi, tetapi ribuan tahun yang lalu, Great Basin telah dihuni oleh berbagai komunitas manusia. Dikutip laman The Travel, penghuni pertama adalah masyarakat yang disebut sebagai Paleo-India, yang tinggal di Great Basin lebih dari 12.000 tahun yang lalu.

Terbaru adalah para penambang, petani, dan pencari barang dari abad ke-19 dan ke-20. Dari waktu ke waktu, populasi yang tinggal di Great Basin semakin berkurang.

Dijelaskan laman The Travel, Great Basin mulai terbentuk antara dua hingga lima juta tahun yang lalu. Menariknya, pemandangan saat itu berada di bawah air, ditutupi oleh laut dangkal, yang merupakan rumah bagi berjuta spesies laut. 

Seiring waktu, akumulasi jasad makhluk air menjadi batu kapur yang membentuk sebagian besar Great Basin. Proses  ini terjadi selama jutaan tahun.

Great Basin adalah rumah bagi beberapa organisme hidup tertua di Bumi, salah satunya adalah pinus bristlecone. Ini adalah pohon langka dan kuat yang berusia lebih dari 4.000 tahun. Dilansir laman Study, pohon ini sudah ada ketika Alexander Agung menaklukkan sebagian besar dunia dan sebelum perluasan Kekaisaran Romawi.

Tanaman yang tumbuh subur di Gurun Great Basin harus beradaptasi dengan kondisi kering dan kelembaban rendah. Vegetasi di sini termasuk semak creosote, sagebrush, saltbush, kaktus pir berduri, dan spesies introduksi yang disebut cheatgrass.

Rendahnya kelembapan dan polusi cahaya membuat Great Basin memiliki langit malam tergelap di seluruh Amerika, menurut laman National Parks. Ini menjadikan Great Basin tempat yang luar biasa untuk mengamati bintang dan fotografi malam hari. 

Berkat malam berbintang yang eksentrik, taman Great Basin menjadi tuan rumah Great Basin Astronomy Festival. Ini adalah festival tahunan, yang berlangsung selama beberapa hari di bulan September. Selama festival ini, pengunjung dapat menikmati lokakarya fotografi langit malam, presentasi pengamatan bintang, dan bahkan mengamati langit melalui teleskop.

Great Basin adalah gurun yang beriklim dingin. Gurun dingin adalah gurun dengan suhu ekstrem dari kering, panas membakar di bulan-bulan musim panas hingga sangat dingin di musim dingin. Bisa dibilang, suhu di Great Basin cukup ekstrem, mulai dari sangat panas hingga sangat dingin.

Gurun dingin menerima sangat sedikit curah hujan. Dalam kasus Gurun Great Basin, kurangnya curah hujan ini disebabkan oleh efek bayangan hujan, sebuah fenomena yang diciptakan oleh Pegunungan Sierra Nevada, dilansir laman Study. Ini menghalangi curah hujan dari Samudra Pasifik masuk ke padang pasir.

Sebagian besar lanskap di Taman Nasional Great Basin berupa gletser. Gletser ini telah ada selama ribuan tahun, dan beberapa di antaranya masih ada hingga kini dan menjadi daya tarik pengunjung. 

Salah satu gletser paling terkenal di sini adalah gletser batu Lehman. Diterangkan laman The Travel, ini adalah batu-batu besar yang dikumpulkan dan direkatkan oleh es.

Ternyata, gurun Great Basin bukan sekadar hamparan pasir luas yang tandus dan kering. Sebaliknya, ini memiliki banyak hal menarik, baik dari sisi sejarah hingga lanskap. Jadi, apakah kamu tertarik menjadikan Great Basin destinasi wisata selanjutnya?