Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Ilmiah Mengenai Cara Bunglon Berkamuflase

ilustrasi bunglon (pexels.com/Egor Kamelev)

Bunglon merupakan salah satu hewan paling unik di dunia karena memiliki kemampuan untuk mengubah warna tubuhnya. Kemampuan tersebut kerap kali dianggap sebagai salah satu cara untuk bersembunyi dari predator atau kerap digunakan untuk berburu mangsa. Namun, proses perubahan warna pada bunglon sering kali dianggap jauh lebih kompleks daripada hanya sekadar kamuflase.

Perubahan warna pada bunglon ternyata dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti lingkungan, biologis, hingga komunikasi antar bunglon. Oleh sebab itu, simaklah beberapa faktor ilmu berikut ini mengenai cara bunglon dalam melakukan kamuflase untuk menyesuaikan diri dan memproteksi dirinya di lingkungan bebas.

1. Perubahan warna dipengaruhi oleh lapisan kulit yang unik

ilustrasi bunglon (pexels.com/Bruno Kraler)

Bunglon sebetulnya memiliki lapisan khusus pada bagian kulit yang disebut sebagai iridophore. Lapisan tersebut sebetulnya yang mengandung nanokristal yang dapat memantulkan cahaya dalam berbagai gelombang yang ada. Setidaknya dengan cara mengatur jarak antar nanokristal tersebut, maka bunglon bisa memanipulasi warna yang terlihat pada bagian kulitnya.

Pada saat bunglon merasa rileks, maka nanokristal tersebut akan saling berdekatan dan juga memantulkan warna, seperti coklat dan juga hijau, sehingga cocok untuk berbau dengan alam. Pada saat stres atau berusaha ingin mendapatkan perhatian, maka nanokristal tersebut akan meregang serta memantulkan warna cerah, seperti oranye, merah, atau biru.

2. Kamuflase tidak selalu untuk bersembunyi

ilustrasi bunglon (pexels.com/Pixabay)

Walau mungkin banyak orang mengira bahwa perubahan warna pada bunglon hanya untuk menyembunyikan diri, namun sebetulnya proses ini juga kerap digunakan untuk berkomunikasi. Warna cerah sering kali digunakan bunglon untuk menunjukkan dominasi, memperingatkan musuh, hingga menarik pasangan.

Salah satu contohnya jika bunglon jantan sering mengubah warna tubuhnya menjadi lebih cerah, maka tandanya ia sedang menunjukkan dominasi ketika berhadapan dengan pesaing. Sebaiknya warna gelap pada bunglon menunjukkan kondisi stres atau rasa terancam yang membuatnya tidak sedang baik-baik saja.

3. Lingkungan sekitar bisa memengaruhi warna pada bunglon

ilustrasi bunglon (pexels.com/Guillaume Meurice)

Ternyata bukan hanya faktor internal yang memainkan peran penting dalam perubahan warna pada bunglon, namun juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Warna yang kerap kali ditampilkan oleh bunglon ternyata disesuaikan dengan habitatnya, sehingga membantu mereka untuk bisa berbaur dengan lebih mudah ketika berada di alam sekitar.

Salah satu contohnya jika bunglon berada di lingkungan dengan kondisi dedaunan yang berwarna hijau, maka mereka akan cenderung menampilkan warna hijau atau coklat. Namun, di tempat yang lebih cerah, seperti gurun atau padang rumput, maka mereka dapat memancarkan warna oranye atau kuning agar nantinya lebih sulit terlihat oleh predator.

4. Perubahan warna dipengaruhi oleh suhu tubuh

ilustrasi bunglon (pexels.com/Pincalo)

Suhu lingkungan ternyata sangat memengaruhi mekanisme perubahan warna pada tubuh bunglon. Pada saat suhu menjadi dingin, maka bunglon akan mengubah warna tubuhnya menjadi lebih gelap agar bisa menyerap panas dari sinar Matahari yang mungkin muncul.

Jika cuaca sedang panas, maka bunglon akan menampilkan warna yang lebih terang agar bisa memantulkan cahaya dan juga menjaga suhu tubuh tetap dalam kondisi yang stabil. Hal ini sebetulnya menjadi salah satu contoh dari adaptasi yang luar biasa, sehingga membantu bunglon untuk bisa bertahan hidup di berbagai kondisi lingkungan yang mungkin terjadi.

5. Perubahan warna dikendalikan oleh hormon dan sistem saraf

ilustrasi bunglon (pexels.com/Сергей Сёмин)

Proses perubahan warna pada bunglon ternyata dapat dikendalikan oleh hormon dan juga sistem saraf. Pada saat bunglon menerima rangsangan dari lingkungan, maka otaknya akan mengirimkan sinyal ke kulit melalui saraf yang ada, sehingga akan memicu adanya perubahan pada lapisan nanokristal.

Ada hormon seperti adrenalin yang ternyata berperan sangat besar, khususnya dalam kondisi stres atau bahaya. Salah satu contohnya ketika bunglon bertemu predator, maka bunglon pun akan dengan cepat mengubah warna untuk bisa berbaur dan juga menakuti musuh. Proses tersebut biasanya berlangsung dalam hitungan detik, sehingga menunjukkan efisiensi dari sistem biologis yang dimilikinya.

Kemampuan bunglon untuk berkamuflase atau mengubah warna tubuhnya ternyata memiliki proses yang kompleks. Hal ini karena kemampuan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor yang ada, termasuk untuk tujuan yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa bunglon merupakan salah satu spesies dengan proses adaptasi yang luar biasa di dunia hewan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us