Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Fakta Ilmiah Mengenai Kulit Babi, Mengandung Banyak Kolagen!

ilustrasi babi (unsplash.com/Lauren McConachie)

Kulit babi memiliki karakteristik yang cukup unik sehingga menjadikannya sebagai bahan penelitian dalam berbagai bidang ilmu, seperti bioteknologi, kedokteran, hingga industri. Hal ini karena struktur kulit yang dimiliki babi ternyata mirip dengan kulit manusia, sehingga membuatnya jadi sering digunakan dalam penelitian medis, khususnya dalam transplantasi hingga pengujian berbagai produk perawatan kulit.

Kulit babi ternyata memiliki komposisi kolagen yang cukup tinggi, sehingga banyak dimanfaatkan dalam berbagai industri kosmetik dan juga farmasi. Oleh sebab itu, simaklah beberapa fakta ilmiah mengenai kulit babi yang menarik untuk diketahui dan diteliti lebih jauh.

1. Struktur kulit babi mirip dengan kulit manusia

ilustrasi babi (unsplash.com/Marek Piwnicki)

Secara ilmiah sebetulnya kulit babi memiliki lapisan epidermis, dermis, dan hipodermis yang hampir sama seperti halnya kulit manusia. Struktur sel ketebalan hingga komposisi protein yang terdapat di dalam kulit babi ternyata sangat mirip dengan yang ada pada manusia, sehingga hal tersebutlah yang kerap digunakan dalam penelitian dermatologi atau bedah plastik.

Kulit babi ternyata memiliki adanya kelenjar keringat dan folikel rambut yang distribusinya hampir menyerupai manusia. Hal inilah yang menjadikan kulit babi sebagai model yang cukup ideal untuk uji coba dalam produk perawatan kulit, serta berbagai eksperimen yang ada di bidang kedokteran regeneratif.

2. Kulit babi mengandung banyak kolagen

ilustrasi babi (unsplash.com/Nicolas Castez)

Kolagem merupakan protein utama yang memiliki peran penting dalam menjaga kekuatan dan elastisitas pada kulit. Namun, kulit babi ternyata diketahui mengandung kolagen dalam jumlah yang cukup tinggi terutama tipe I dan III yang juga ditemukan dalam kulit manusia, sehingga inilah yang membuatnya sangat menarik.

Kandungan kolagen yang melimpah di dalam kulit babi kerap digunakan sebagai bahan dalam produk kecantikan atau perawatan luka. Berbagai industri farmasi dan kosmetik banyak memanfaatkan ekstrak dari kolagen pada kulit babi untuk proses pembuatan krim anti aging, masker wajah, hingga suplemen kecantikan.

3. Digunakan dalam transplantasi kulit dan rekonstruksi medis

ilustrasi babi (unsplash.com/Amber Kipp)

Di dunia medis ternyata kulit babi kerap digunakan sebagai bahan transplantasi sementara bagi pasien yang memiliki kondisi luka bakar parah. Hal ini karena kulit babi yang telah diproses secara khusus ternyata dapat membantu untuk menutup luka, mengurangi infeksi, hingga mempercepat proses penyembuhan yang dimiliki.

Penelitian menunjukkan bahwa kulit babi ternyata dapat digunakan dalam proses rekonstruksi jaringan lunak, seperti pada operasi plastik hingga pengobatan luka kronis. Keunggulan inilah yang membuat kulit babi jadi kerap dipilih sebagai alternatif sebelum nantinya pasien benar-benar mendapatkan transplantasi kulit manusia.

4. Memiliki tekstur yang unik untuk digunakan dalam industri makanan

ilustrasi babi (unsplash.com/Stefanie Poepken)

Kulit babi ternyata memiliki tekstur yang cukup tebal dan elastis, sehingga kerap digunakan dalam berbagai pengolahan produk makanan. Di beberapa negara ternyata kulit babi kerap diolah menjadi makanan ringan, seperti keripik kulit atau digunakan dalam proses pembuatan sup dan masakan tradisional lainnya.

Gelatin yang diekstrak dari kulit babi ternyata kerap digunakan dalam berbagai industri makanan, khususnya ketika membuat permen, marshmallow, hingga kapsul obat. Kandungan protein yang cukup tinggi membuat kulit babi jadi kerap dianggap sebagai bahan bernilai dalam berbagai industri pangan.

Kulit babi memang memiliki berbagai peran tersendiri dalam banyak bidang, mulai dari penelitian medis, industri makanan, hingga industri kosmetik. Hal ini karena struktur dan komposisi unik yang dimiliki kulit babi, sehingga kerap digunakan dalam berbagai halnya. Pemanfaatan kulit babi di masa depan kemungkinan akan semakin luas dan inovatif!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us