Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fakta Kelinci Sauteur d'Alfort, Ras Unik yang Tidak Bisa Melompat

ilustrasi kelinci (unsplash.com/Julia Fiander)
Intinya sih...
  • Kelinci Sauteur d'Alfort tidak bisa melompat seperti kelinci pada umumnya
  • Penelitian menunjukkan mutasi pada gen RORB yang memengaruhi koordinasi motorik mereka
  • Mutasi ini memberikan wawasan tentang gangguan neurologis serupa pada manusia

Salah satu karakteristik paling menonjol dari kelinci adalah kemampuannya untuk melompat. Namun, ada satu ras kelinci yang tidak bisa melompat, yaitu Sauteur d'Alfort. Ras unik ini dibedakan oleh metode geraknya yang tidak biasa. 

Tidak seperti kelinci pada umumnya yang melompat menggunakan kaki belakangnya, kelinci Sauteur d'Alfort bergerak dengan kaki depan, mirip dengan handstand akrobatik. Perilaku unik ini telah menarik minat para ilmuwan sejak ras ini pertama kali diamati pada tahun 1935 oleh dokter hewan Prancis. Yuk, kita bahas beberapa fakta menarik seputar kelinci Sauteur d'Alfort.

1. Sejarah dan penemuan

ilustrasi kelinci (freepik.com/jcomp)

Kelinci Sauteur d'Alfort pertama kali didokumentasikan di Alfort, Prancis, pada tahun 1930-an. Kala itu, dokter hewan dan peternak yang mengamati kelinci ini bingung dengan gerakannya yang tidak biasa. Seiring berjalannya waktu, kelinci ini menjadi subjek keingintahuan ilmiah, karena gerakannya yang unik menawarkan kesempatan langka untuk mempelajari mutasi genetik yang memengaruhi koordinasi motorik. Nama ras ini, "Sauteur," diterjemahkan menjadi "pelompat" dalam bahasa Prancis, yang mencerminkan gaya gerakannya yang unik meskipun tidak dapat melompat seperti kelinci pada umumnya. 

2. Dasar genetik gaya berjalan Sauteur d'Alfort

ilustrasi kelinci (sciencenews.org)

Penelitian terkini telah menunjukkan mutasi genetik yang bertanggung jawab atas gaya berjalan aneh ini. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa mutasi pada gen RORB adalah penyebab utama ketidakmampuan Sauteur d'Alfort untuk melompat. Gen ini memainkan peran penting dalam sistem saraf, khususnya dalam mengoordinasikan gerakan anggota tubuh. Mutasi ini memengaruhi interneuron sumsum tulang belakang, yang penting untuk menyinkronkan kontraksi otot yang diperlukan untuk melompat. (PLoS Genetics, 2021)

Saat kelinci Sauteur d'Alfort mencoba melompat, kaki belakangnya tidak berkoordinasi dengan baik dengan kaki depannya. Alih-alih melakukan lompatan biasa, mereka mengangkat kaki belakangnya di atas kepala dan berlari ke depan dengan kaki depannya, mirip pemain sirkus yang berjalan dengan tangan. 

3. Hasil penelitian dan pembiakan

ilustrasi kelinci (pexels.com/Mike Bird)

Untuk lebih memahami dasar genetik dari gerakan unik ini, para peneliti mengawinkan kelinci Sauteur d'Alfort dengan kelinci putih Selandia Baru, yang memiliki kemampuan melompat yang normal. Keturunannya menunjukkan campuran gaya berjalan: beberapa dapat melompat sementara yang lain menunjukkan gerakan handstand yang khas. Melalui analisis genetik kelinci-kelinci ini, para ilmuwan mengonfirmasi bahwa mutasi pada gen RORB secara signifikan terkait dengan gaya berjalan handstand. (PLoS Genetics, 2021)

Keberadaan mutasi ini menyebabkan produksi protein RORB yang tidak memadai pada sel-sel saraf tertentu, yang mengganggu koordinasi yang diperlukan untuk melompat. Penemuan ini tidak hanya menjelaskan mekanisme spesifik gerakan kelinci tetapi juga berkontribusi pada pemahaman yang lebih luas tentang bagaimana mutasi serupa dapat memengaruhi gerakan pada vertebrata lain.

4. Pengamatan perilaku

ilustrasi kelinci (pexels.com/Mian Rizwan)

Gaya gerakan khas Sauteur d'Alfort menimbulkan pertanyaan tentang implikasinya terhadap kelangsungan hidup dan adaptasi. Meskipun cara berjalannya mungkin tampak mengkhawatirkan, tetapi itu tampaknya tidak menghambat kualitas hidup atau mobilitas kelinci secara signifikan. Mereka dapat menavigasi lingkungan mereka secara efektif meskipun tidak dapat melompat seperti kelinci lainnya.

Selain itu, para peneliti telah mencatat bahwa kelinci Sauteur d'Alfort muda mulai menunjukkan perilaku handstand ini seiring bertambahnya usia, biasanya sekitar usia beberapa bulan. Adaptasi ini menunjukkan bahwa meskipun mereka mungkin menghadapi tantangan karena gaya berjalan mereka yang unik, mereka telah mengembangkan strategi untuk berkembang dalam ceruk ekologis mereka.

5. Implikasi untuk penelitian neurologis

ilustrasi kelinci (pexels.com/pixabay)

Mutasi genetik kelinci Sauteur d'Alfort memiliki implikasi yang lebih luas untuk penelitian neurologis. Gen RORB tidak eksklusif untuk kelinci, gen ini ada di banyak vertebrata, termasuk manusia. Dengan mempelajari bagaimana mutasi ini memengaruhi pergerakan kelinci, para ilmuwan dapat memperoleh wawasan tentang gangguan neurologis serupa pada manusia, seperti yang melibatkan koordinasi motorik atau cedera sumsum tulang belakang. Penelitian ini berpotensi berkontribusi pada kemajuan dalam memahami penyakit, seperti cerebral palsy atau distrofi otot, di mana fungsi motorik terganggu. Hal ini menjadikan kelinci Sauteur d'Alfort tidak hanya hewan yang menarik tetapi juga model yang berharga untuk mempelajari kondisi genetik dan neurologis.

Akhir kata, kelinci Sauteur d'Alfort adalah ras yang menonjol karena caranya bergerak yang sangat berbeda dengan kelinci pada umumnya. Cara bergeraknya yang tidak biasa ini terkait dengan genetika dan pergerakan hewan. 

Referensi 

BBC Newsround. Diakses pada Maret 2025. Why Can't These Bunnies Hop?
Carneiro, M., Vieillard, J., Andrade, P., Boucher, S., Afonso, S., Blanco-Aguiar, J. A., Santos, N., Branco, J., Esteves, P. J., Ferrand, N., Kullander, K., & Andersson, L. (2021). A loss-of-function mutation in RORB disrupts saltatorial locomotion in rabbits. PLoS Genetics, 17(3), e1009429. https://doi.org/10.1371/journal.pgen.1009429
Science.org. Diakses pada Maret 2025. Rabbit Walks on Its Hands: Scientists Think They've Found the Genetic Reason Why
ScienceAlert. Diakses pada Maret 2025. This Bunny Walks on Its Front Paws Because It Has a Defect in a Hopping Gene
Science News Explores. Diakses pada Maret 2025. These Rabbits Can't Hop: A Gene Defect Makes Them Do Handstands
Smithsonian Magazine. Diakses pada Maret 2025. Genetic Mutation Replaces Bunny Hops With Handstands

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
Eka Amira Yasien
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us