5 Fakta Pika, Hewan Kecil yang Terlihat seperti Kelinci dan Hamster

Pika adalah hewan kecil yang mungkin jarang terdengar namanya, tetapi keberadaannya sangat menarik. Sekilas, hewan ini terlihat seperti perpaduan antara kelinci dan hamster, dengan tubuh mungil dan bulu yang lebat. Namun, di balik penampilannya yang menggemaskan, pika memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari mamalia kecil lainnya.
Meskipun tubuhnya kecil, pika adalah petarung tangguh yang mampu bertahan di lingkungan pegunungan yang keras. Di balik kemampuannya beradaptasi, pika juga sangat rentan terhadap perubahan iklim yang bisa mengancam kelangsungan hidupnya. Yuk, kenali lebih jauh tentang hewan menggemaskan ini lewat lima fakta menarik berikut!
1. Kerabat dekat kelinci dan terwelu

Pika memang memiliki kemiripan dengan kelinci, tetapi ada perbedaan mendasar dalam klasifikasinya. Ketiganya termasuk dalam ordo Lagomorpha, tetapi pika berada dalam keluarga Ochotonidae, sedangkan kelinci dan terwelu masuk dalam keluarga Leporidae. Artinya, meskipun mereka memiliki nenek moyang yang sama.
Perbedaan ini juga terlihat dalam perilaku dan habitatnya. Pika lebih suka hidup di lingkungan berbatu di dataran tinggi, sedangkan kelinci dan terwelu sering ditemukan di daerah yang lebih datar dan berumput. Tidak seperti kelinci yang memiliki ekor panjang berbulu, pika tidak memiliki ekor yang terlihat.
2. Merupakan mamalia berukuran kecil

Pika adalah mamalia mungil dengan tubuh bulat dan kaki pendek. Panjang tubuhnya hanya sekitar 18–20 cm, membuatnya terlihat seperti versi mini dari kelinci tanpa ekor. Telinganya berbentuk bulat dan tidak sepanjang telinga kelinci, tetapi cukup besar untuk membantu pendengarannya di lingkungan berbatu.
Meskipun kecil, pika memiliki stamina yang luar biasa. Hewan ini lincah dan mampu bergerak cepat di antara celah-celah batu untuk menghindari predator. Tubuhnya yang padat membantu menjaga panas tubuhnya di suhu dingin yang ekstrem. Meskipun tampak lemah, pika adalah pejuang kecil yang mampu bertahan di habitat yang keras.
3. Biasa ditemukan di daerah pegunungan

Pika hampir secara eksklusif ditemukan di daerah pegunungan yang berbatu dan dingin. Mereka memiliki adaptasi khusus untuk bertahan di lingkungan ekstrem ini, terutama dengan memilih habitat di lereng talus. Lereng talus sendiri merupakan kumpulan batuan pecah di dasar tebing yang memberikan banyak celah sebagai tempat berlindung.
Di antara celah-celah batu ini, pika dapat bersembunyi dari predator sekaligus mendapatkan perlindungan dari cuaca buruk. Habitat ini sangat penting bagi kelangsungan hidup mereka, terutama saat musim dingin tiba dan sumber makanan menjadi lebih terbatas.
4. Sensitif terhadap musim panas

Pika adalah hewan yang sangat sensitif terhadap panas. Karena terbiasa dengan suhu dingin di pegunungan, tubuhnya tidak memiliki mekanisme yang baik untuk mengatasi panas berlebih. Jika suhu meningkat, pika harus mencari tempat teduh atau tinggal di dalam celah batu untuk mencegah kepanasan.
Perubahan iklim menjadi ancaman serius bagi populasi pika. Meningkatnya suhu global dan musim panas yang lebih panjang bisa membuat mereka kehilangan habitat yang cocok. Jika suhu terus meningkat, pika mungkin akan kesulitan mencari tempat yang cukup dingin untuk bertahan hidup.
5. Tidak hibernasi seperti mamalia kecil lainnya

Berbeda dengan banyak mamalia kecil lainnya, pika tidak berhibernasi di musim dingin. Sebagai gantinya, mereka menghabiskan musim panas dengan mengumpulkan dan menyimpan makanan berupa. Kumpulan makanan ini dikenal sebagai tumpukan jerami, yang akan mereka konsumsi sepanjang musim dingin ketika makanan segar sulit ditemukan.
Pika bekerja keras selama musim panas, mengeringkan tanaman di bawah sinar matahari sebelum menyimpannya di bawah batu. Kebiasaan ini memastikan mereka memiliki cukup makanan untuk bertahan di suhu dingin tanpa perlu tidur panjang. Meskipun ukurannya kecil, strategi bertahan hidup pika sangat efektif dalam menghadapi lingkungan yang ekstrem.
Pika adalah mamalia kecil yang memiliki banyak keunikan, dari hubungan dekatnya dengan kelinci hingga kebiasaannya mengumpulkan makanan. Hidup di daerah pegunungan yang ekstrem, hewan ini harus menghadapi berbagai tantangan, termasuk ancaman perubahan iklim yang bisa mengganggu habitatnya.