Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Menarik Tato, Bentuk Karya Seni di Kulit!

ilustrasi tato (unsplash.com/@oh_gosh)

Mungkin kamu pernah melihat orang-orang yang memang memiliki tato pada beberapa area tubuhnya. Keberadaan tato bagi setiap orang bukan hanya dianggap sebagai karya seni semata, melainkan juga memiliki nilai-nilai moral berharga di dalamnya.

Memang ada beragam stigma yang berkembang mengenai keberadaan tato bagi banyak orang. Namun, kamu bisa menyimak beberapa fakta berikut ini untuk mengenal lebih dekat mengenai keberadaan tato.

1. Sejarah tato

ilustrasi tato (unsplash.com/@lucaslenzi)

Keberadaan tato yang selama ini dibuat oleh banyak orang tentunya memiliki sejarah tersendiri di dalamnya. Sejarah inilah yang kemudian membuat tato kian dikenal bahkan hingga pada masa modern saat ini.

Dilansir LibGuides, ada alat yang tampaknya digunakan khusus untuk membuat tato dan ditemukan pada situs prasejarah di area sekitar Perancis, Portugal, dan Skandinavia. Alat-alat tato tersebut ternyata sudah berusia setidaknya 12 ribu tahun dan bukti fisik tato tertua berhasil ditemukan pada mumi kuno dari Pegunungan Alpen yang diperkirakan merupakan manusia prasejarah berumur sekitar milenium ke-5 hingga ke-4 Sebelum Masehi.

2. Tato sering menjadi lambang status di masa lampau

ilustrasi tato (unsplash.com/@oh_gosh)

Mungkin banyak orang yang tak menyadari bahwa sebetulnya keberadaan tato ternyata bisa menjadi lambang status bagi banyak orang. Tak heran rasanya apabila keberadaan tato berdasarkan lambang status ini sering ditemukan, termasuk di kawasan penjara.

Dilansir Karger, pada masa lampau tato ternyata memang lebih umum di kalangan status sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah. Namun, pada saat ini persepsi mengenai tato sudah sangat berubah dan berkembang, sehingga setiap individu berhak menentukan tatonya masing-masing.

3. Tato menjadi bagian dari budaya tertentu

ilustrasi tato (unsplash.com/@luisviol)

Tato dan budaya memang menjadi dua hal yang seolah tak bisa dipisahkan begitu saja. Hal ini karena memang tato memiliki nilai historis tersendiri yang juga tak dapat dipisahkan dari kebudayaan tertentu.

Dilansir PopSugar, sebetulnya ada banyak sekali gambaran tato yang menunjukan bahwa hal tersebut merupakan bagian dari budaya, bahkan termasuk pula dengan kepercayaan agama tertentu. Inilah yang membuat tato menjadi simbol sakral dan penting bagi banyak orang di dunia.

4. Bahan pembuatan tinta tato

ilustrasi tato (unsplash.com/@matheusferrero)

Keberadaan tato yang digunakan oleh banyak orang memang tak terlepas dari prosesnya yang sering kali cukup ekstrem. Meski mungkin proses pembuatan tato dinilai menyakitkan, namun nyatanya bahan untuk tinta tato itu sendiri ternyata tak sembarangan.

Dilansir Binghamton News, tinta tato biasanya terbuat dari campuran partikel padat pigmen, pewarna molekuler, dan bahan pengikat yang tersuspensi dalam larutan air. Warna dari tinta tersebut berasal dari cahaya yang dipantulkan atau diserap oleh partikel dan pewarna.

5. Tato bisa menyebabkan alergi

ilustrasi tato (unsplash.com/@benjaminlehman)

Tato memang memiliki nilai-nilai tersendiri bagi hampir kebanyakan orang. Namun, ternyata tak semua orang cocok dengan penggunaan tato karena memang reaksi yang disebabkan dari tinta yang digunakan.

Dilansir WebMD, memang salah satu efek samping dari tato adalah bisa menyebabkan reaksi alergi tersendiri. Hal ini bisa disebabkan karena tinta tato mengandung kandungan tertentu yang beraksi pada pigmen kulit, sehingga menyebabkan alergi.

Membuat tato memang bisa menjadi pilihan personal bagi masing-masing orangnya. Kamu bisa menentukan sendiri untuk tetap memiliki tato atau pun tidak di era modern saat ini. Apakah kamu memiliki pengalaman sebelumnya terkait tato?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bayu Nur Seto
Ane Hukrisna
Bayu Nur Seto
EditorBayu Nur Seto
Follow Us