Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Tato Mentawai, Seni Rajah Tertua dari Suku Mentawai

instagram.com/sukumentawai

Suku Mentawai adalah suku di Indonesia yang menempati Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat. Seperti suku Nias dan suku Enggano, mereka adalah pendukung budaya Proto-Melayu yang menetap di Kepulauan Nusantara sebelah barat.

Suku ini juga dikenal sebagai suku tertua yang ada di Indonesia, diketahui para nenek moyang orang Mentawai adat diyakini telah bermigrasi pertama ke wilayah tersebut di suatu tempat antara 2000–500 SM (Reeves, 2000).

Ciri khas suku Mentawai juga sama seperti suku pedalaman lainnya, yaitu mempertahankan adat istiadatnya di era modern masa kini. Uniknya lagi, adat istiadat suku Mentawai cukup menarik perhatian karena dianggap cukup ekstrem, lho. Salah satunya adalah tato mentawai, sebuah seni rajah tertua di dunia.

Nah, berikut ini ada lima fakta mengenai tato mentawai yang cukup unik dalam proses pembuatannya. Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!

1. Tato mentawai sudah menjadi tradisi suku Mentawai sejak zaman kuno

instagram.com/sukumentawai

Menyandang status sebagai seni rajah tertua di dunia, tato mentawai diketahui telah ada sejak tahun 1500 SM, lho. Lebih tua dari tato yang ada di peradaban kuno mesir 1300 SM.

Tentu saja, hal ini tidak lepas dari perhatian para masyarakat suku Mentawai dalam menurunkan tradisinya secara terus-menerus. Penorehan budaya tato mentawai didasarkan pada ide kebudayaan orang-orang terdahulu yang didukung kuat oleh keinginan dan kesadaran untuk menurunkannya.

Berkat kegigihan masyarakat suku Mentawai dalam mempertahankan tradisinya itu, tato mentawai berhasil bertahan hingga hari ini, bahkan menjadi konsumsi cenderamata bagi para turis-turis yang berkunjung.

2. Tato mentawai dijadikan sebagai alat komunikasi bagi kelompok suku adat

instagram.com/sukumentawai

Dikutip dari kebudayaan.kemendikbud.go.id, menurut Adi Rosa (2011) seorang ahli yang banyak melakukan penelitian tentang tato mentawai, menjelaskan kalau tato mentawai digunakan sebagai alat komunikasi bagi kelompok suku adat. 

Tentu saja apa yang digambarkan di tato mentawai tidak sembarangan, melainkan mewakilkan sebuah identitas mengenai tanah asal, status sosial, hingga seberapa hebat seorang pemburu. Hal inilah yang dimaksud kalau tato mentawai digunakan sebagai alat komunikasi bagi kelompoknya.

Selain itu, tato mentawai juga berhubungan dengan alam. Masyarakat suku Mentawai menganggap tato mentawai tersebut sebagai sebuah keseimbangan. Oleh karena itu, objek seperti batu, hewan, dan tumbuhan harus diabadikan di tubuh mereka.

3. Memiliki proses ekstrem dalam pembuatannya

instagram.com/sukumentawai

Terdapat tiga tahapan yang berbeda untuk membuat tato mentawai. Tahap pertama akan dilakukan di usia 11–12 tahun pada bagian pangkal lengan. Lalu, di tahap kedua tato akan dibuat pada bagian paha di usia 18–19 tahun, dan yang terakhir ketika seseorang telah dianggap dewasa.

Karena notabenenya sebagai suku pedalaman, suku Mentawai masih menerapkan cara tradisional dalam pembuatan tatonya. Tentunya tidak menggunakan jarum elektrik seperti yang digunakan para pembuat tato profesional, proses pembuatannya menggunakan jarum kecil yang dipasang di kayu kecil.

Memang terkesan ekstrem dan menyakitkan, di mana jarum yang sudah diberi warna campuran daun pisang dan arang tempurung kelapa dimasukkan ke dalam kulit dengan cara dipukul-pukul kecil melalui alat kayu, dengan catatan tidak sampai menusuk daging.

Tak heran, dalam pembuatannya sering kali menyebabkan efek demam karena caranya yang tak biasa itu.

4. Proses pembuatan tato mentawai yang harus didahulukan dengan upacara adat

instagram.com/sukumentawai

Selain menjadi hiasan, tato mentawai memiliki filosofi yang dipercayai oleh masyarakat suku Mentawai itu sendiri. Bahwasannya, tato adalah bentuk keseimbangan antara manusia dengan alam.

Sebagai bangsa peramu, masyarakat Mentawai percaya bahwa mereka harus menato unsur-unsur alam seperti bebatuan,  hewan, dan tumbuhan pada tubuh mereka. Pada proses pembuatannya inilah diperlukan upacara adat yang akan dipimpin oleh dukun Mentawai atau biasa dipanggil dengan gelar 'Sikerei'.

Upacara adat dan berbagai pantangan wajib dilakukan sebelum menato seorang asli suku Mentawai. Oleh sebab itu, proses pembuatan tato mentawai memerlukan waktu yang relatif lebih lama.

5. Penato tato mentawai tidak dilakukan oleh sembarang orang

instagram.com/sukumentawai

Untuk menjadi seorang 'Sipatiti' atau pembuat tato mentawai tidaklah mudah. Ia harus melalui proses pembelajaran yang sangat panjang, dan hanya orang-orang berilmu tinggi dan disegani yang berhak mendapat gelar 'Sipatiti'.

Hal ini dikarenakan profesi Sikerei dan Sipatiti ini sangat diagungkan oleh masyarakat mentawai. Bahkan, bayaran untuk menjadi seorang Sipatiti juga cukup tinggi, yaitu diadakannya pesta besar dengan konsumsi babi atau ayam untuk setiap orang di suku mereka.

Dalam pesta ini, Sikerei dan Sipatiti akan diperkenankan untuk tidak makan bersama dengan rakyat biasa.

 

Nah, itu dia lima fakta mengenai tato mentawai, sebuah tradisi unik yang masih ada hingga sekarang dari suku Mentawai yang ada di Sumatera Barat.

Bagaimana menurutmu? Bukankah tradisi-tradisi di Indonesia ini memang cukup menarik untuk kamu ketahui?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Albin Sayyid Agnar
EditorAlbin Sayyid Agnar
Follow Us