Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fakta Tumpukan Sampah 4 Samudra Besar Dunia dan Dampaknya

ilustrasi tumpukan sampah plastik di tepi pantai (commons.wikimedia.org/Ahmed)
Intinya sih...
  • Great Pacific Garbage Patch adalah pusaran sampah plastik di Samudra Pasifik yang mengancam ekosistem laut.
  • North Atlantic Garbage Patch berisi 200 miliar pon plastik, sulit ditangkap dan membahayakan hewan laut.
  • Samudra Hindia terdapat lebih dari 8 juta ton plastik, menyebabkan masalah pencernaan pada penyu dan burung laut.

Di dalam lautan yang luas seperti samudra menyimpan banyak sekali fakta yang terkandung baik konteks positif maupun negatif. Salah satu hal negatif ialah pembuangan sampah di laut. Sebagai laut berskala besar, samudra terkontaminasi banyak sampah dari ribuan hingga jutaan ton. Tentu, sampah tersebut menganggu ekosistem di lautan.

Terdapat 4 besar samudra global meliputi Pasifik, Atlantik, Arktik dan Hindia. Seperti apa gambaran fakta tumpukan sampah pada samudra dan dampak terhadap sekitarnya? Langsung saja simak ya.

1. Kasus tumpukan sampah di Samudra Pasifik

Peta pada Great Pacific Garbage Patch tahun 2017 (commons.wikimedia.org/ncbi)

Samudra Pasifik memiliki zona disebut Great Pacific Garbage Patch merupakan pusaran sampah Pasifik yang membentang dari pantai barat Amerika Utara hingga Jepang. Dalam pusaran ini di mana sampah terperangkap. Kumpulan botol pastik yang dibuang di lepas pantai California, kemudian botol bergerak ke timur Pasifik. Plastik yang dibuang terurai menjadi potongan sangat kecil

Kupulan plastik ini disebut mikroplastik membuat lautan tampak seperti sup keruh yang sudah bercampur dengan barang-barang seperti alat pancing dan sepatu. Hewan-hewan meliputi penyu laut, burung albatross terkontaminasi plastik dan sampah jaring ikan merusak rantai makanan di lautan, dilansir National geographic. 

2. Kasus tumpukan sampah di Samudra Atlantik

ilustrasi laut (commons.wikimedia.org/Marek Ślusarczyk)

Sama seperti Pasifik, Atlantik juga mempunyai pusaran air berisi tumpukan sampah bernama North Atlantic Garbage Patch yang mengandung 200 miliar pon plastik. Semua plastik dibuang berasal dari bahan bakar fosil dalam bentuk pellet kecil disebut nurdles. Lantaran sangat kecil, nurdles tersebut sulit untuk ditangkap dan dikumpulkan pada akhirnya tercemar di pantai maupun dimakan hewan laut.

Pellet ini multifungsi bagi satwa liar baik sebagai tempat untuk berkembang biak, bersosialisasi terhadap sesamanya dan berlindung dari predator. Padahal pellet malah membahayakan hewan laut alih-alih membantunya. Sebagian sampah berasal dari kapal yang berada di lepas pantai.

Sisanya berasal dari tipuan ke laut dan terangkat oleh pasang surut pantai. Plastik sampah membunuh lebih dari 100 ribu penyu dan burung laut akibat tertelan dan terjerat. Jutaan pellet di North Atlantic Garbage Patch disangka oleh banyak hewan laut sebagai telur ikan dan memakannya.    

3. Kasus tumpukan sampah di Samudra Arktik

Samudra Arktik (commons.wikimedia.org/Pablo Clemente-Colon)

Oceanconservancy menyebut, terdapat lebih dari 20 juta pon sampah terdampar di pantai dan mengapung di Samudra Arktik. Komunitas Aleut di pulau St. Paul menyingkirkan 20 ribu puing di garis pantai pulau tersebut pada 2019 terdiri dari tali, jaring dan barang-barang terkait penangkapan ikan.

Kumpulan sampah yang lain adalah mikroplastik atau plastik sangat kecil berukuran kurang dari 5 mm panjangnya. Mikroplastik ini tertelan oleh satwa laut besar dan kecil serta mencemari seluruh rantai makanan laut. Contoh hewan yang tekontaminasi mikroplastik adalah ikan kod arktik, zooplankton, udang, larva ikan, anjing laut, paus dan burung laut.

4. Kasus tumpukan sampah di samudra Hindia

Samudra Hindia (commons.wikimedia.org/---=XEON=---)

Ditemukan botol plastik, tutup botol, bungkus permen karet, sedotan, gelas dan piring berserakan di pesisir Samudra Hindia. Di perairan Kenya yang termasuk Samudra Hindia terkandung lebih dari 8 juta ton plastik. Penyu sering salah mengira sampah plastik seperti plastik dan botol sebagai makanan. Penyu yang terkontaminasi mengalami masalah pencernaan, keracunan dan kematian.

Peneliti menemukan plastik dalam tubuh anak burung albatros setelah mengambil sampel isi perutnya di kepulauan Kerguelen dan Crotez wilayah Samudra Hindia. Hal yang sama juga terjadi pada burung petrel dan puffin. Kembali ke Kenya, pemerintah di sana melarang pembuatan, penggunaan dan impor kantong plastik agar meminimalisir pembuangan plastik.

Dari semua sampah, plastik merupakan penyumbang terbanyak dampak terhadap ekosistem di lautan. Ternyata di balik keindahan keempat samudra tersebut menyimpan fakta kelam yang perlu menjadi perhatian kita semua.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us