Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Unik Beluk Jampuk, Punya Mata Besar yang Memukau

Beluk Jampuk (commons.wikimedia.org/laloq3)
Beluk Jampuk (commons.wikimedia.org/laloq3)
Intinya sih...
  • Beluk jampuk hidup di hutan tropis Sumatra dan Kalimantan, berperan penting dalam menjaga ekosistem hutan
  • Penampilannya menonjol dengan bulu cokelat gelap, besar, dan aktivitasnya terjadi di malam hari
  • Musim kawinnya pada awal tahun hingga pertengahan musim hujan, populasi beluk jampuk menghadapi ancaman serius akibat aktivitas manusia
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Beluk jampuk, atau yang dikenal dengan nama ilmiah Bubo sumatranus, adalah salah satu burung hantu yang khas dan memikat dari Indonesia. Burung ini memiliki penampilan yang menawan dengan bulu berwarna gelap dan mata besar yang tajam. Keberadaannya menjadi bukti kekayaan fauna Indonesia, khususnya di kawasan hutan tropis Sumatra dan Kalimantan.

Meskipun tak sepopuler jenis burung hantu lainnya, beluk jampuk punya daya tarik tersendiri. Burung ini sering kali menarik perhatian para peneliti dan pencinta burung karena karakteristiknya yang unik. Berikut ini lima fakta menarik tentang beluk jampuk yang wajib kamu ketahui.

1. Habitat alami beluk jampuk

Beluk Jampuk (commons.wikimedia.org/Mike Prince)
Beluk Jampuk (commons.wikimedia.org/Mike Prince)

Beluk jampuk hidup di hutan-hutan tropis yang lebat, terutama di Pulau Sumatra dan Kalimantan. Burung ini sering ditemukan di dataran rendah hingga ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Hutan dengan vegetasi yang rapat menjadi tempat favoritnya untuk berburu dan berlindung.

Selain itu, burung ini juga mampu beradaptasi di lingkungan hutan sekunder, meskipun keberadaannya lebih banyak di hutan primer. Hal ini menunjukkan bahwa mereka cukup fleksibel dalam memilih tempat tinggal. Sayangnya, deforestasi dan perubahan lahan menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidupnya.

Keberadaan beluk jampuk di alam liar turut berperan penting dalam menjaga ekosistem hutan. Sebagai predator nokturnal, burung ini membantu mengontrol populasi hewan kecil, seperti tikus dan serangga, yang menjadi mangsanya, dikutip dari Animalia.

2. Penampilan yang khas

Beluk Jampuk (commons.wikimedia.org/arthur_chapman)
Beluk Jampuk (commons.wikimedia.org/arthur_chapman)

Salah satu daya tarik utama beluk jampuk adalah penampilannya yang menonjol. Burung ini memiliki bulu berwarna cokelat gelap hingga kehitaman dengan corak berbintik-bintik putih di beberapa bagian tubuhnya. Warna ini membantunya berkamuflase di lingkungan hutan.

Matanya yang besar dengan iris berwarna kuning mencolok menjadi ciri khas yang membuatnya terlihat begitu tajam dan berwibawa. Bentuk wajahnya yang melingkar menyerupai cakram membantu memusatkan suara, membuat pendengarannya sangat peka, dilansir dari Bali Wildlife.

Selain itu, tubuh beluk jampuk yang cukup besar, dengan panjang mencapai 40-50 cm, membuatnya terlihat gagah. Ukurannya yang besar ini juga menjadi pembeda dari beberapa jenis burung hantu lainnya.

3. Pola hidup nokturnal

Beluk Jampuk (commons.wikimedia.org/laloq3)
Beluk Jampuk (commons.wikimedia.org/laloq3)

Beluk jampuk adalah hewan nokturnal, yang berarti aktivitasnya lebih banyak terjadi di malam hari. Pada siang hari, burung ini biasanya beristirahat di dahan pohon yang tinggi dan terlindung. Mereka baru mulai aktif menjelang senja hingga malam.

Sebagai predator malam, beluk jampuk memiliki penglihatan dan pendengaran yang sangat tajam. Hal ini memudahkannya untuk berburu mangsa di kegelapan hutan. Mangsa utamanya meliputi tikus, burung kecil, dan serangga.

Selain berburu, malam hari juga menjadi waktu bagi beluk jampuk untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Suara khas mereka yang menyerupai “hoo-hoo” sering terdengar menggema di dalam hutan, menciptakan suasana yang misterius.

4. Reproduksi dan siklus hidup

Beluk Jampuk (commons.wikimedia.org/laloq3)
Beluk Jampuk (commons.wikimedia.org/laloq3)

Beluk jampuk memiliki pola reproduksi yang menarik. Musim kawinnya biasanya berlangsung pada awal tahun hingga pertengahan musim hujan. Mereka akan membuat sarang di lubang-lubang pohon atau tempat yang tersembunyi untuk melindungi telur dari predator.

Burung betina biasanya bertelur 1-2 butir dalam sekali musim bertelur. Telur-telur tersebut akan dierami selama kurang lebih 30-35 hari hingga menetas. Setelah menetas, anak-anak beluk jampuk membutuhkan waktu beberapa bulan sebelum benar-benar mandiri, dikutip dari Avibase.

Proses ini menunjukkan betapa pentingnya peran induk dalam melindungi anak-anaknya. Selama periode tersebut, burung jantan bertugas mencari makanan untuk keluarga kecilnya.

5. Ancaman dan konservasi

Beluk Jampuk (commons.wikimedia.org/Irhanz)
Beluk Jampuk (commons.wikimedia.org/Irhanz)

Populasi beluk jampuk menghadapi ancaman serius akibat aktivitas manusia. Perusakan habitat akibat pembukaan lahan dan deforestasi menjadi penyebab utama berkurangnya populasi burung ini di alam liar. Selain itu, perburuan liar juga turut mengancam kelangsungan hidupnya.

Meski belum masuk dalam daftar hewan yang terancam punah, beluk jampuk sudah tergolong sebagai spesies yang rentan. Beberapa langkah konservasi, seperti pelestarian hutan dan edukasi masyarakat, perlu dilakukan untuk menjaga keberadaannya.

Melalui upaya pelestarian, diharapkan beluk jampuk tetap menjadi bagian dari keanekaragaman hayati Indonesia. Pelestarian ini tidak hanya bermanfaat bagi burung ini, tetapi juga bagi keseimbangan ekosistem hutan secara keseluruhan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us