5 Fakta Unik Semut Kepala Besar Afrika, Bisa Merusak Perabotan dan Kabel

- Semut kepala besar Afrika memiliki kepala yang jauh lebih besar dari badannya sendiri, dengan ukuran tubuh sekitar 2-4 milimeter dan warna tubuhnya diselimuti hitam, merah, jingga, dan kecokelatan.
- Salah satu spesies invasif paling berbahaya di dunia yang mampu merusak ekosistem asli, menggusur populasi satwa lokal, hingga merugikan kehidupan manusia dengan kemampuannya merusak perabotan dan kabel.
- Semut kepala besar Afrika awalnya hanya bisa ditemukan di Afrika pada tahun 1775, namun saat ini sudah menyebar luas ke seluruh dunia dan membuat koloni di dalam tanah serta memakan bangkai serangga sebagai makan
Mungkin, kamu tak terlalu tertarik dengan semut. Sebab, semut merupakan serangga kecil yang bisa menggigit, menyengat, dan dianggap sebagai hewan yang merugikan. Namun, di balik semua hal tersebut ternyata semut merupakan hewan yang unik, lho. Nah, salah satu spesies semut terunik adalah Pheidole megacephala atau semut kepala besar afrika.
Seperti namanya, semut tersebut memiliki kepala bulat yang sangat besar. Sama seperti semut lain, ia merupakan predator ganas yang bisa memakan serangga lain. Penyebarannya juga luas, bahkan semut kepala besar afrika hampir bisa ditemukan di seluruh belahan dunia. Sayangnya, gak banyak orang yang mengenalnya. Maka dari itu, mari kita ulik berbagai hal tentang semut kepala besar afrika di artikel berikut.
1. Kepalanya lebih besar dari tubuhnya

Seperti namanya, semut kepala besar afrika memiliki kepala yang sangat besar. Dalam hal ini, kepalanya jauh lebih besar dari badannya sendiri. Bentuknya juga unik, yaitu membulat, berbeda dengan badannya yang memanjang. Di koloni, ada tiga jenis semut, yaitu ratu semut, pekerja minor, dan pekerja major. Secara spesifik, semut dengan kepala besar hanyalah pekerja major.
Di sisi lain, pekerja minor memiliki bentuk kepala yang normal, sama seperti spesies semut lain. Lebih lanjut, lama NT.GOV.AU menjelaskan kalau ukuran semut ini cukup bervariasi, yaitu sekitar 2 - 4 milimeter. Soal warna, tubuhnya diselimuti warna hitam, merah, jingga, dan kecokelatan. Nah, perpaduan ketiga warna tersebut membantu hewan ini untuk berkamuflase.
2. Salah satu spesies invasif paling berbahaya

Dilansir GISD, semut kepala besar afrika merupakan salah satu dari 100 spesies invasif paling berbahaya di dunia. Jadi, kehadirannya bisa merusak ekosistem asli, menggusur populasi satwa lokal, hingga merugikan kehidupan manusia. Saat menginvasi, semut kepala besar afrika mampu memusnahkan populasi invertebrata di suatu daerah. Tak cuma itu, ia juga bisa merusak tanaman yang ditanam petani.
Sebenarnya, semut ini tidak mampu membunuh manusia dan tidak berbahaya bagi manusia. Namun, ia sangat merugikan karena bisa merusak perabotan. Dalam hal ini, semut kepala besar afrika sering menggigit perabotan, merusak saluran irigasi, hingga menggigit dan memutus kabel, khususnya kabel telepon. Alhasil, jaringan komunikasi bisa terputus dan kehidupan manusia akan terganggu.
3. Awalnya hanya bisa ditemukan di Afrika

Dilansir askifas, sebenarnya semut kepala besar afrika merupakan hewan asli benua Afrika. Secara spesifik, ia pertama kali ditemukan pada tahun 1775 di Mesir. Walau begitu, saat ini semut kepala besar afrika sudah menyebar luas ke seluruh dunia. Tercatat, ia bisa dijumpai di Amerika Utara, Amerika Tengah, Amerika Selatan, Eropa, Madagaskar, Asia Timur, Asia Selatan, Asia Tengah, Asia Tenggara, hingga Australia. Serangga ini juga adaptif karena bisa hidup di kebun, semak-semak, gurun, hingga pemukiman. Lebih lanjut, efek dari invasi semut kepala besar afrika sangat terasa di dua negara, yaitu Kenya dan Australia.
4. Membuat koloni di dalam tanah

Dilansir iNaturalist, semut kepala besar afrika akan membangun koloni di dalam tanah. Gak cuma itu, biasanya satu koloni juga memiliki lebih dari satu ratu. Terkadang, semut ini juga mampu membentuk supercolony. Nah, supercolony sendiri merupakan satu koloni raksasa yang terbentuk dari penggabungan beberapa koloni. Pertumbuhan koloninya juga cukup cepat. Sebab, satu ratu bisa menghasilkan hingga 290 butir telur dalam satu bulan. Kemudian, setelah satu hingga dua minggu telur-telur tersebut akan menetas. Setelah satu - dua bulan, nantinya larva semut ini akan berkembang menjadi semut dewasa.
5. Bangkai serangga jadi makanan utamanya

Sejatinya, semut kepala besar afrika merupakan karnivor atau pemakan daging. Dilansir Atlas of Living Australia, makanan kesukaan semut kepala besar afrika adalah bangkai serangga dan honeydew atau cairan manis yang dikeluarkan oleh serangga lain yang lebih kecil seperti kutu loncat dan planthopper. Selain kedua hal tersebut, terkadang semut kepala besar afrika juga akan memakan telur serangga, khususnya telur ngengat. Jika makanannya terlalu besar, maka semut ini akan memotong-motongnya terlebih dahulu.
Kepala besar yang dimiliki semut ini memang sangat khas. Namun, hal tersebut bukan satu-satunya hal unik dan menarik yang ia miliki. Justru, semut kepala besar afrika menghadirkan hal unik dan menarik lain, seperti keganasannya yang tinggi hingga statusnya sebagai hewan invasif. Jadi, kehadiran semut ini membuktikan kalau semut bukanlah hewan kecil yang bisa dipandang sebelah mata.