5 Fakta Unik dan Menarik Salamander Alpen, si Hitam Asli Eropa!

- Salamander alpen mudah dikenali dari tubuhnya yang berwarna hitam.
- Habitat salamander alpen mencakup area lembap di Eropa.
- Salanmader alpen menandai wilayah kekuasaannya dengan bau yang menyengat dan memiliki racun di tubuh untuk menghalau predator.
Jika membahas mamalia, mungkin kamu lebih akrab dengan katak dan kodok. Hal tersebut tidak mengherankan mengingat katak dan kodok memang lebih terkenal dan penyebarannya sangat luas. Padahal, selain katak dan kodok ada juga satu jenis amfibi yang gak kalah unik, yaitu salamander. Lebih lanjut, salah satu spesies salamander yang cukup unik adalah Salamandra atra atau salamander alpen.
Salamander alpen sendiri merupakan spesies salamander endemik benua Eropa. Dalam hal ini, ia sering ditemukan di area lembap yang memiliki suhu dingin. Sebenarnya, populasi hewan ini masih melimpah, namun ia sangat pandai berkamuflase. Jadi, kali ini kita akan membahas beberapa fakta unik dan menarik salamander alpen agar wawasanmu makin luas!
1. Mudah dikenali dari tubuhnya yang berwarna hitam

Jika membahas soal ciri khas, salamander alpen sangat mudah dikenali dari tubuhnya yang berwarna hitam pekat. Selain hitam, terkadang ada juga individu yang punya bagian atas berwarna kekuningan. Seperti salamander lain, salamander alpen memiliki tubuh yang memanjang, kaki pendek, dan kulit yang licin. Soal ukuran, salamander alpen termasuk salamander berukuran kecil dengan panjang maksimal sekitar 15 centimeter. Terakhir, biasanya individu jantan punya tubuh yang lebih ramping dari individu betina.
2. Habitatnya mencakup area lembap di Eropa

Dilansir GBIF, salamander alpen merupakan satwa endemik benua Eropa. Jika melihat peta penyebarannya, amfibi ini bisa dijumpai di Pegunungan Alpen, Austria, Bosnia, Italia, Prancis, Algeria, Slovenia, Hersegovina, hingga Montenegro. Layaknya salamander lain, salamander alpen sering dijumpai di area lembap atau daerah dengan vegetasi rapat.
Hutan, semak-semak, area pertanian, pegunungan, dataran tinggi, dan daerah pinggir sungai menjadi habitat kesukaan hewan ini. Uniknya, walau habitatnya beragam ternyata hewan ini sulit dijumpai, lho. Pasalnya, kulit hitam yang dimiliki amfibi ini sangat efektif saat digunakan untuk berkamuflase dan bersembunyi. Mengandalkan kulit dan ukurannya yang kecil, ia bisa berlindung di tanah, sela-sela kayu, semak-semak kering, dan di dalam batu.
3. Menandai wilayah kekuasaannya dengan bau yang menyengat
.jpg)
Artikel di jurnal Écoscience dan Animal Behaviour menjelaskan kalau salamander alpen merupakan hewan teritorial. Secara umum, biasanya salamander alpen hanya mampu menjelajahi wilayah seluas 12 meter. Nah, untuk menjaga wilayah kekuasaannya, hewan ini akan menggunakan teknik scent-marking atau menandai wilayah kekuasaan dengan bau yang menyengat. Spesifiknya, wilayah kekuasaan salamander alpen ditandai dari kehadiran kotoran yang berbau menyengat. Selain untuk melindungi wilayah, bau tersebut juga merupakan sistem komunikasi yang digunakan oleh salamander alpen.
4. Punya racun di tubuh untuk menghalau predator

Secara umum, salamander alpen hanya memiliki sedikit predator dan hal tersebut disebabkan oleh dua hal, yaitu habitat dan strategi pertahanannya. Pertama, salamander alpen hidup di pegunungan yang dingin dan hanya dihuni oleh sedikit hewan. Kemudian, ia juga memiliki racun di tubuh yang membuat predator enggan memakannya. Dalam hal ini, salamander alpen hanya memiliki satu predator, yaitu ular. Lebih lanjut, artikel di jurnal Integrative Zoology menjelaskan kalau Natrix natrix (ular rumput) dan Vipera berus (viper eropa) pernah terlihat memakan salamander alpen.
5. Individu jantan salamander alpen sangat agresif dan sering bertarung

Selain teritorial, salamander alpen juga merupakan hewan yang agresif. Hanya saja, sifat agresif tersebut hanya ditunjukan oleh individu jantan terhadap individu jantan lain. Dilansir iNaturalist, saat individu jantan saling bertemu, mereka akan mengejar, mengintimidasi, bahkan saling bertarung. Sayangnya, parah ahli tidak tahu mengapa sifat agresif tersebut muncul.
Saat bertarung, salamander alpen akan melakukan beberapa hal, seperti menggenggam dengan tangan dan menggunakan kepalanya sebagai senjata. Kemudian, hewan ini juga bisa menduduki lawannya. Ketika lawannya kabur, salamander alpen akan mengejarnya dan kembali bertarung. Tak tanggung-tanggung, pertarungan bisa berlangsung hingga 8 menit.
Salamander alpen merupakan hewan endemik Eropa yang bisa ditemukan di Pegunungan Alpen. Ukurannya kecil, tapi ia pandai berkelahi, sangat adaptif, dan sering bertarung dengan sesamanya. Jadi, kita belajar satu hal dari hewan ini, yaitu hewan kecil tak selamanya membosankan. Sebaliknya, hewan kecil juga memiliki hal unik dan menarik yang belum tentu diketahui oleh banyak orang.